BABY

3 Manfaat Sunat bagi Si Kecil


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, mungkin banyak yang bertanya, kapan sebaiknya anak disunat, apakah saat baru lahir, balita, atau ketika Si Kecil masuk Sekolah Dasar?

Dikutip melalui buku Anak Sehat: 100 Solusi dr Tiwi, Panduan Lengkap Kesehatan Bayi 0-24 bulan karya dr. I Gusti Nyoman Partiwi, SpA MARS, secara medis tidak ada masalah apakah sunat dilakukan saat masih bayi atau sudah agak besar. Sunat pada bayi memang pernah dikecam oleh Asosiasi Dokter di Amerika, tetapi Asosiasi Dokter Anak di Amerika (The American Academy of Pediatric) tidak melarang sunat, bahkan bayi yang baru berusia beberapa hari. Karena itu, diskusikan dengan dokter apa yang akan dilakukan pada bayi yang disunat.

Nah, sebaiknya hindari bayi disunat bila dalam kondisi berikut:


a. Bayi lahir prematur


b. Bayi mengalami masalah tertentu pada saat lahir, misalnya cacat bawaan.


c. Bayi mengalami penyakit darah tertentu.


d. Bayi sangat sensitif pada perubahan tertentu sebab sunat dapat memperburuk keadaannya. Sunat hanya dapat dilakukan saat keadaan bayi sudah stabil dan dengan pengawasan dokter.

Adapun alasan anak harus disunat adalah:


a. Kebersihan. Untuk menghilangkan kulit luar penis yang sering menjadi tempat berkumpulnya kotoran dan kuman.


b. Kesehatan. Terutama bagi penderita fimosis atau penciutan kulit luar penis paling depan yang menyebabkan ia sulit buang air kecil

Moms, inilah manfaat sunat bagi Si Kecil:


a. Mengurangi risiko tertular penyakit kelamin. Laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika di Afrika Selatan, Kenya, dan Uganda pada tahun 2005 dan 2007 menunjukkan bahwa sunat mengurangi risiko tertular HIV hingga 50-60%.


b. Mengurangi risiko infeksi kandung kemih.


c. Mengurangi kemungkinan terkena penyakit kanker pada penis. (Seva/HH/Dok. freepik)