FAMILY & LIFESTYLE

Cara Mengatasi Dampak Perceraian pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Akhir-akhir ini, beberapa artis tanah air dilanda kabar perceraian. Belum lama Tiwi, mantan anggota duo T2 melayangkan cerai kepada suaminya Shogo Sakuramoto, seorang pebisnis asal Jepang. Pasangan ini memiliki seorang putra bernama Rheo yang berusia 3 tahun. Lalu, berita teranyar datang dari pasangan Atalarik Syah dan Tsania Marwah. Pasangan yang menikah 5 tahun lalu ini dikarunia putra dan putri yang berusia balita.

Perceraian adalah masalah orangtua, namun tak dipungkiri hal ini bisa berdampak negatif kepada anak. Menurut situs Supernanny.co.uk, ada ratusan ribu anak yang mengalami efek dari perceraian dan belum mendapat penanganan yang baik. Perpisahan orangtua dapat berdampak kepada diri anak seumur hidup dan tidak sedikit yang merasa tertekan.

Reaksi setiap anak terhadap perceraian mungkin berbeda-beda sesuai dengan usia dan kepribadiannya. Namun, sebagian besar akan merasa marah, shock, bingung dan cemas. Reaksi pada anak balita dan di atas 5 tahun akan berbeda.

Untuk anak berusia 0-2 tahun, biasanya belum memiliki kesadaran nyata tentang perceraian. Karena orangtua bercerai, maka kesempatan untuk mendapatkan pengasuhan dari 2 orangtua yakni ayah dan ibu menjadi terbatas. Interaksi harian menjadi sedikit dari salah satu orangtua karena sudah tidak tinggal serumah lagi. Padahal di usia ini bayi membutuhkan kebutuhan dasar berupa cinta dari kedua orangtuanya.

Untuk usia 3-5 tahun, umumnya akan menyadari ada perubahan yang terjadi dalam keluarganya, karena ia kehilangan salah satu sosok orangtua di rumah. Anak akan melontarkan pertanyaan seperti: “Mana ayah/ibu?”, “Kenapa ayah/ibu pergi?” “Saya kangen ayah/ibu,” dan sebagainya. Merasakan perubahan dan kehilangan itu akan memengaruhi mental anak, menjadi tidak percaya diri dan tidak berani mengambil risiko.

Untuk itu, Anda perlu membantu anak untuk mengatasi rasa kehilangan dan perubahan itu. Berikut beberapa cara yang wajib Anda lakukan:

1) Yakinkan anak bahwa cinta untuknya tidak berubah.
Anak-anak harus tahu bahwa perpisahan itu bukan kesalahan mereka dan tak ada satupun orangtua, baik ayah maupun ibu yang berhenti mencintai dan meninggalkannya. Anda dan mantan suami harus terus berupaya untuk saling menjaga hubungan baik.


2) Kelola emosi Anda.
Melalui proses perceraian pasti akan memengaruhi emosi Anda. Namun, jangan sampai hal itu malah membuat Anda dan anak menjadi jauh. Tak apa anak mengetahui bahwa Anda tengah melalui masa-masa sulit dan menyakitkan. Selain itu, jangan pernah melakukan sesuatu yang bisa merusak hubungan anak dengan ayahnya.


3) Lakukan rutinitas seperti biasanya.
Perceraian akan memberikan banyak perubahan di dalam rumah tangga, namun sebisa mungkin lakukanlah rutinitas yang dilakukan bersama anak setiap harinya, seperti membangunkannya, menggosok gigi, mengantar ke sekolah, bermain bersama dan sebagainya.


4) Minta bantuan.
Apabila ternyata Anda tidak bisa mengatasi dampak perceraian pada diri sendiri, maka dipastikan Anda tidak bisa membantu anak. Karenanya, berkonsultasilah dengan ahli atau psikolog untuk menemukan jalan keluarnya. (Meiskhe/dok.Pexels)