Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Seorang wanita merasakan tanda-tanda kehamilan, hasil tes pack juga menunjukkan 2 garis merah. Namun, setelah beberapa minggu, terjadi pendarahan dan tidak ditemukan tanda-tanda adanya janin.
Kehamilan kosong, atau dikenal juga sebagai blighted ovum (BO) dapat terjadi pada siapa saja, dan cukup sering terjadi. Sebuah data menunjukan bahwa 50 persen penyebab keguguran di trimester awal adalah kehamilan kosong. Lalu, apakah sebenarnya kehamilan kosong itu?
Menurut Dr. Octavia Cannon, obgyn di Charlotte, Amerika, kehamilan kosong atau anembryonic pregnancy adalah kondisi di mana seorang wanita hamil tapi tidak ada embrio yang dihasilkan. Sel telur sudah dibuahi, sehingga tubuh bersiap untuk hamil, dengan mengeluarkan hormon dan membentuk kantung kehamilan. Namun, karena beberapa hal, telur tersebut gagal menjadi embrio. Akibatnya, tubuh tetap hamil dengan seluruh gejalanya, seperti morning sickness, tapi tidak ada embrio yang berkembang.
Penyebab Kehamilan Kosong
Dikutip dari Parents.com, kehamilan kosong atau BO bisa terjadi karena kualitas sperma atau telur yang kurang baik. Selain itu, banyak pula kasus BO yang disebabkan oleh chromosom abnormal. Sayangnya tidak semua kasus bisa terlihat penyebabnya.
Tindakan pada Kehamilan Kosong
Tiap kasus mendapat perawatan yang berbeda, tergantung pada kondisi kehamilan. Jika masih sangat dini, dokter akan menunggu sekitar seminggu, sebelum melakukan USG ulang untuk memastikan tidak ada embrio. Setelah itu, dokter dapat melakukan tindakan kuret atau membiarkan kehamilan gugur secara alami. Dokter juga dapat memberikan obat untuk membantu proses tersebut di rumah.
"Saya memberikan konseling secara perlahan kepada pasien tentang proses ini, terutama jika ibu hamil tidak perlu dirawat di rumah sakit. Terkadang, berada di rumah justru membantu para pasien," ujar Dr. Octavia.
Perawatan Setelah Kehamilan Kosong
Butuh waktu sebulan sampai tubuh Anda mulai menstruasi lagi dan jumlahnya lebih banyak pada periode pertama. Beberapa dokter menyarankan menunggu 2-3 menstruasi sebelum mencoba untuk hamil lagi. Namun, rekomendasi terbaru dari American College of Obstetricians and Gynecologists menyebutkan bahwa tidak ada bukti nyata dari penundaan tersebut.
Sementara itu, dari sisi psikis, Dr. Octavia mengatakan bahwa kehamilan kosong tetaplah sebuah kehamilan, walaupun tidak ada embrio yang berkembang. Menurut Dr. Octavia, ada beberapa wanita yang merasa tidak punya hak untuk berduka karena tidak pernah adanya embrio dalam janin. Tapi, ternyata berduka dan mengakui bahwa itu sebuah kehamilan, adalah bagian dari proses penyembuhan Anda secara emosional. (Nadia/TW/Dok. M&B UK)