Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Tahun lalu, perusahaan farmasi Sanofi Pasteur telah menemukan vaksin untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD). Dan, kabar baiknya vaksin dengan nama dagang Dengvaxia itu sudah tersedia di Indonesia. Sayangnya, vaksin tersebut hanya bisa diberikan kepada anak dengan usia sekolah 9 sampai 16 tahun.
Sayangnya, menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro selaku ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization yang juga inisiator vaksin dengue se-Asia Pasifik, vaksin ini belum dapat diberikan kepada bayi dan balita.
Mengapa? Karena selama proses pemantauan, dr. Sri dan tim peneliti menemukan bahwa risiko relatif yang terjadi pada anak usia di bawah 9 tahun tidak konsisten. “Selama pemantauan, setelah pemberian vaksin, di tahun pertama dan kedua hasil bagus, namun di tahun ketiga antibodi peserta sudah tidak mampu melawan,” ujarnya.
Sementara pada kelompok umur 9-16 tahun hasilnya konsisten. Secara signifikan menurunkan angka infeksi sampai 65 persen, angka perawatan di rumah sakit turun sampai 80 persen, dan kasus dengue berat turun sampai 92 persen. Meski masih dalam proses pemantauan namun vaksin dengue pertama di dunia ini sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan tersedia di klinik dan rumah sakit swasta.
Namun sebelum memberikannya kepada anak, Anda perlu memerhatikan efek samping yang mugkin bisa timbul sebagai berikut:
- Nyeri pada bagian tubuh yang disuntik
- Kemerahan
- Bengkak
- Anak mengalami demam
- Nyeri kepala
- Perasaan lemah
- Nyeri otot
- Perasaan lesu (Meiskhe/TW/Dok.FreeDigitalPhotos)