Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Depresi umumnya dialami orang dewasa karena banyaknya beban pikiran. Namun, depresi ternyatajuga bisa dialami anak-anak. Untuk mendeteksi depresi pada anak tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Kecenderungan untuk mengetahuinya pun lebih sulit, karena hanya terlihat melalui ekspresi. Berdasarkan penjelasan dari Saskhya Aulia Prima, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi, berikut gejala yang bisa dilihat:
1. Anak memperlihatkan emosi sedih secara konstan setiap waktu.
2. Kehilangan semangat untuk menjalani kegiatan yang diminati.
3. Walaupun belum ada indikasi yang pasti, bayi juga bisa depresi. Ditandai dengan gerakan yang tidak responsif dan diam dalam waktu lama (lebih dari 2 minggu).
4. Untuk anak usia 3-4 tahun, biasanya tidak mau bergaul dengan orang di sekitarnya. Anak juga selalu terlihat tidak menikmati setiap permainan atau aktivitas yang dilakukan.
5. Jika sudah sekolah, anak yang depresi biasanya cenderung menolak pergi ke sekolah. Sifat negatif selalu muncul secara konstan, sehingga anak selalu tampak sedih dan tidak bersemangat melakukan apa pun.
6. Biasa diikuti dengan perilaku anak yang menjadi susah makan, insomnia, menarik diri dari lingkungan sekitar, dan kehilangan minat, sekalipun hal tersebut adalah kegemarannya. Rata-rata anak yang depresi akan menjadi sangat bergantung pada ibunya. (DA/Sagar/DC/Dok. M&B)
Untuk mengetahui dan penanganan anak yang depresi, Moms dapat mengecek di majalah Mother&Baby Indonesia edisi Maret 2016.