Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
World Heatlh Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan virus Zika sebagai darurat kesehatan global pada Selasa kemarin (2/2). Hal tersebut dilakukan karena semakin banyak bayi yang lahir dengan kondisi mikrosefali atau berkepala kecil, serta mengalami gangguan otak. WHO pun memprioritaskan untuk melindungi ibu hamil dan bayi dari virus Zika dengan mengendalikan keberadaan nyamuk Aedes aegypti.
Selama ini, diketahui virus Zika menyebar di Afrika, hingga ditemukan kasus di Brasil pada 2015 lalu. Namun, sebuah kabar mengejutkan mengatakan bahwa virus tersebut pernah terdeteksi di Indonesia, tepatnya di Jambi. Dilansir dari National Geographic,Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dikatakan menjadi lembaga yang pertama kali menemukan virus Zika di Indonesia.
Saat terjadi wabah demam berdarah di Jambi pada Desember 2014–April 2015, ditemukan 1 sampel darah yang tidak terindikasi penyakit tersebut. Setelah diteliti lebih jauh, ditemukan ada virus Zika di dalamnya. Karena riwayat pasien tidak pernah bepergian ke luar negeri atau ke daerah lain, para ahli menyimpulkan kalau virus Zika telah berkembang di Jambi. Namun, virus tersebut tidak terdeteksi karena pasien juga mengalami demam berdarah.
Gejala Zika memang hampir serupa dengan demam berdarah, yaitu demam, sakit di persendian, dan terdapat ruam. Menurut ahli, virus Zika bisa ditangani seperti demam berdarah. Namun yang mengkhawatirkan adalah apabila virus tersebut menyerang ibu hamil, seperti kasus yang terjadi di Brazil, dan menyebabkan mikrosefali pada bayi yang dilahirkan. (Meiskhe/DC/Dok. FreeDigitalPhotos/SweetCrisis)