Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, namun paling sering ditemukan pada bayi, terutama bayi baru lahir. Menurut Dr. dr. Dwi Putro, Sp, A(K), M.Med., dokter spesialis anak dan konsultan saraf anak RS Pondok Indah-Pondok Indah, semakin muda usia bayi, risiko infeksi yang menyebar pada saraf pusat otaknya akan semakin tinggi.
Meningitis dibagi menjadi 2, yaitu meningitis bakterialis dan meningitis virus. Situs meningitis.org mencatat bahwa meningitis bakterialis disebabkan oleh beberapa bakteri seperti Meningococcal, Pneumococcal, Haemophilus influenzae B (HiB), Group B Streptococcal (GBS), E. Coli, dan Listeria. Sedangkan meningitis virus disebabkan oleh virus yang bisa menyebar melalui udara yang tidak higienis. Doktor Dwi juga mengatakan bahwa pada keadaan tertentu, misalnya pasien berada dalam daya tahan tubuh yang tak bagus lalu terinfeksi di bagian tubuh, seperti telinga, sinus, dan luka, infeksi itu dapat menyebar hingga ke selaput otak.
Menurut Dr. Dwi, ada 3 gejala khas yang menjadi tanda Si Kecil terkena meningitis. Ketiga gejala tersebut adalah demam, kejang, dan penurunan kesadaran. Selain 3 gejala khas tersebut, ada beberapa tanda lainnya seperti menolak makanan, nada menangis sangat tinggi, selalu mengantuk dan sulit untuk dibangukan, nafasnya berat, tangan dan kakinya terasa dingin, serta kulitnya seperti ada noda, pucat, dan kebiruan. (LN/Sagar/DC/Dok. M&B)
Untuk mengetahui pencegahan meningitis pada bayi, cek di majalah Mother&Baby Indonesia edisi Januari 2016 ya, Moms!