FAMILY & LIFESTYLE

Berbagai Mitos tentang Vaksin


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Ada banyak mitos seputar vaksin untuk anak yang berkembang di masyarakat, sampai-sampai ada sebagian ibu yang takut memvaksinasi anaknya. Yuk, cari tahu kebenarannya, Moms!

Vaksinasi itu hanya tambahan, tidak benar-benar perlu
Fakta: Vaksin yang diberikan semasa anak-anak memberikan perlindungan dari berbagai penyakit mematikan, seperti difteri, campak, meningitis, polio, tetanus, dan batuk rejan. Jika Anda jarang mendengar ada anak yang mengidap penyakit tersebut, itu artinya program vaksinasi berhasil!

Vaksinasi memiliki efek samping berbahaya
Fakta: Vaksin apapun memiliki efek samping, tetapi biasanya hanya demam, sakit bekas suntikan, seperti kulit merah atau bengkak kecil. Beberapa vaksin menyebabkan pusing atau kurang nafsu makan sementara.

Vaksinasi menyebabkan autisme
Fakta: Kebetulan, tanda-tanda autisme dikenali pada kisaran umur di mana anak baru divaksinasi MMR. Meski hal ini masih menjadi kontroversi, tetapi peneliti belum menemukan adanya hubungan antara autisme dengan vaksinasi.

Vaksinasi diberikan terlalu dini
Fakta: Vaksinasi memberikan perlindungan dari penyakit fatal. Vaksinasi dini yang diberikan sesaat setelah kelahiran penting untuk mencegah penyakit tertentu yang biasanya menyerang bayi baru lahir. Jika vaksinasi ini diberikan saat anak sudah lebih besar, mungkin sudah terlambat dan jika ia terserang penyakit, komplikasinya akan lebih parah.

Vaksinasi tertentu bisa dilewatkan jika Anda khawatir
Fakta: Secara umum, melewatkan jadwal vaksinasi bukan ide yang baik, karena akan membuat anak rentan terhadap serangan penyakit yang sebenarnya bisa dicegah. Kalaupun ada yang alergi terhadap vaksin tertentu, setidaknya anak-anak lain di sekitarnya telah terlindungi vaksin, sehingga ia relatif aman dari penyakit itu. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)