FAMILY & LIFESTYLE

Terlalu Banyak Lemak Trans Membuat Pikun?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Apa yang kita makan dapat memengaruhi kondisi kesehatan. Dikutip dari Daily Mail, terlalu banyak mengonsumsi makanan lemak trans yang didapat dari junkfood, biskuit, kue, atau makanan olahan lainnya ternyata bisa berdampak buruk bagi memori Anda. Studi ini ditemukan oleh tim peneliti dari Amerika Serikat.

Lemak trans memang banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan tekanan darah. Saat ini, para ahli kesehatan di dunia pun sudah banyak memberikan peringatan bagi masyarakat untuk menguranginya.

Beberapa waktu belakangan, sebuah penelitian mengungkap temuan bahwa mengonsumsi lemak trans pada junk food dalam jumlah yang besar menyebabkan penurunan kualitas memori, khususnya pada pria di bawah 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa lemak trans ternyata juga terkait dengan kemampuan mengingat dan berpikir seseorang.

“Selain memengaruhi fungsi otak di usia produktif, konsumsi junk food juga menunjukkan efek negatif pada perilaku dan suasana hati seseorang. Namun, memang masih perlu penelitian lebih lanjut, bagaimana hubungan antara kognisi dengan lemak,” jelas ketua peneliti, Dr Beatrice Golomb dari Universitas California, San Diego.

Tim peneliti ini menganalisa data dari 1.018 responden pria dan wanita yang diminta menyelesaikan survei diet dan melakukan tes kemampuan memori. Rata-rata mereka berusia di bawah 45 tahun, dan mampu mengingat 86 kata saat mengikuti tes. Namun, tiap gram tambahan lemak trans yang mereka konsumsi setiap hari, mengakibatkan kemampuan mengingat mereka berkurang hingga 0,76 kata.

Melihat hasil penelitian ini, lembaga Amerika Food and Drug Administration (FDA) mnegumumkan akan mengurangi pemakaian lemak trans pada sejumlah makanan. Program ini rencananya akan dilakukan dalam waktu 3 tahun ke depan. Langkah ini diharapkan dapat mencegah ribuan kasus serangan jantung yang terus meningkat setiap tahunnya. Di Denmark, usaha pengurangan pemakaian lemak trans ini mulai digalakkan sejak 2003.

Sebelumnya, tim peneliti yang sama sempat menemukan bahwa seseorang yang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah yang tinggi cenderung lebih agresif. Lemak trans memang sempat diketahui dapat mengatur perasaan seseorang. Mereka yang terlalu banyak makan makanan berlemak juga kurang memiliki kontrol emosi yang baik. (Aulia/DT/dok.freedigitalphotos)