Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat Anda mengajak Si Kecil berbicara, terkadang ia akan merespons dengan senyuman, gumaman lucu, atau hanya menatap Anda. Namun, baru-baru ini para peneliti dari Yale University School of Medicine, AS, menggunakan teknologi eye-tracking untuk memetakan fokus seorang bayi. Hasilnya ternyata menunjukkan bayi dengan autism spectrum disorders (ASD) lebih sedikit menatap orang yang sedang mengajaknya mengobrol atau sering membuang muka.
“Sejak lahir bayi secara natural akan menunjukkan ketertarikan saat melakukan kontak dan berinteraksi dengan manusia lain, termasuk menatap wajah dan mendengarkan suara,” ujar pemimpin penelitian, Dr Frederick Shic, seperti dikutip melalui Daily Mail. Dan dalam penelitian, bayi yang tidak mengindahkan stimulasi sosial di kemudian hari didiagnosis mengalami ASD.
Autisme biasanya tidak dapat didiagnosis sampai seorang anak setidaknya berusia 2 tahun, namun studi ini mengonfirmasi bahwa ketidaknormalan dalam perilaku dan atensi dapat dideteksi sejak anak tersebut berusia 6 bulan. Dr John Krystal, editor dari Biological Psychiatry, pun menyebutkan, “Semakin jelas bahwa perubahan yang terjadi pada otak karena autisme muncul lebih cepat daripada diagnosis kita selama ini. Studi ini menggambarkan gangguan autisme sudah terlihat di awal kehidupan Si Kecil, yaitu dari kontak sosial yang paling mendasar.”
Dengan adanya penemuan ini diharapkan penelitian berikutnya akan semakin menjelaskan bagaimana dan kapan jalur perkembangan otak pada anak-anak autis berubah dan secara potensial dapat mengembangkan target pencegahan supaya mampu menormalkan proses perkembangan mereka. (Sagar/DT/Dok. M&B)