TOODLER

Menghadapi Balita 'Ngambek'

balita ngambek

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menginjak usia 18 bulan, Si Kecil sudah mulai bisa berjalan dan berbicara. Di masa ini pula ia mulai merasakan 'kemerdekaan' dan mudah ngambek.

Jika Si Kecil mendadak marah, menolak melakukan apa yang diminta, tidak mau makan, dan sangat posesif terhadap mainannya, bukan berarti ia anak yang nakal. Tetapi, memang seperti itulah proses perkembangan perilaku anak batita atau dikenal dengan istilah tantrum. Menurut Dorothy Einon, psikolog, perilaku tersebut akan berlangsung paling tidak hingga Si Kecil berusia 3,5 tahun. Pada saat itu, ia akhirnya akan mengerti kalau setiap orang belum tentu merasakan hal yang sama dengannya.

“Rata-rata balita ngambek 3 sampai 5 kali seminggu. Jika ia marah-marah lebih dari 6 kali, itu sudah di luar batas normal,” ungkap Dorothy. Ketika Si Kecil menjadi sangat marah, kemungkinan besar ia sedang lelah atau merasa kurang perhatian. Apa yang sebaiknya dilakukan? Berikut tip dari Dorothy untuk Anda.

1.Jika Anda sedang berdua dengan Si Kecil di rumah, ajak ia ke luar ruangan atau ke halaman rumah. Biasanya, ia akan berhenti menangis begitu menyadari bahwa ia tidak punya 'penonton'. Namun, jika ada orang lain selain Anda di ruangan, gendong Si Kecil ke luar ruangan dan biarkan ia sendirian di sana.

2.Saat perilaku tantrumnya terjadi di tempat umum, peluklah Si Kecil dengan erat. Itu lebih baik daripada Anda memperlihatkan ekspresi marah, menegurnya dengan keras, atau membuang muka tanpa menunjukkan emosi apapun.

3.Begitu amarahnya reda, hujani Si Kecil dengan pelukan sambil membujuknya dengan kata-kata motivasi, seperti “Sudah tidak marah lagi kan? Kalau begini, mama jadi lebih senang,”. Dengan demikian, Anda telah memberi 'hadiah' untuk keberhasilannya menata emosi kembali.

4.Jika emosi Anda terpancing, keadaan tidak akan menjadi lebih baik. Maka, kendalikan emosi Anda! (Aulia/doc.M&B)