TOODLER

Menghadapi Anak Agresif

agresif

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Menyaksikan batita Anda memukul teman atau adiknya, pasti membuat Anda cemas. Lalu, Anda pun akan berpikir, “Siapa yang mengajarinya memukul?”. Sebenarnya perilaku agresif dan cenderung kasar, seperti memukul, melempar, atau menggigit adalah bagian dari proses pendewasaan sosialisasi batita. Ada beberapa hal yang menyebabkan Si Kecil bertindak agresif terhadap orang di sekelilingnya dan Anda dapat menghadapinya dengan melakukan beberapa tip berikut ini.

1. Ingin Mandiri
Ketika Si Kecil mulai bergaul di sekolah pertamanya, ia banyak berinteraksi dengan teman seusianya. Ia mulai merasakan adanya persaingan dan keinginan untuk menonjol. Ia juga merasa bahwa sudah waktunya ia 'mandiri' tanpa digandeng atau digendong ibunya. Ia juga beranggapan menjadi galak dan berkuasa aadalah cara terbaik untuk menunjukkan kalau ia sudah besar dan mandiri. Itu sebabnya, ia akan memaki dan bertindak kasar saat posisinya terancam.

Cara Menghadapinya:
Tunjukkan cara lebih baik untuk membuat ia merasa sudah besar dan penting. Contohnya, setiap Si Kecil melakukan sesuatu hal yang baik, beri ia pujian. Tunjukkan padanya bahwa anak yang sudah besar ditandai dengan kepintaran dan kemampuan baru, bukan agresifitas dan tindakan kasar.

2. Frustasi
Si Kecil belum tahu cara bernegosiasi. Jadi, saat tidak bisa mendapatkan sesuatu, ia akan kembali berusaha dengan cara keras. Mungkin, ia sudah meminta secara baik-baik, lalu ditolak. Baginya, penolakan ini sudah final. Satu-satunya cara adalah dengan memaksa orang tersebut. Ia akan memukul teman yang menolak berbagi es krim atau memukul Anda jika melarangnya menonton TV.

Cara Menghadapinya:
Anda perlu mengajari Si Kecil cara membujuk. Ketika ia sedang ingin meminjam mainan pada seorang teman dan ditolak, coba bantu ia membujuk temannya dengan baik dan sopan.

3. Kurang Empati
Selama ini, Si Kecil menjadi pusat perhatian di rumah. Ketika masuk ke lingkungan sosial, ia tidak terbiasa untuk menjaga perasaan orang lain. Baginya, orang lain adalah objek yang tidak punya perasaan. Oleh karena itu, ia bisa memukul tanpa alasan yang kuat.

Cara Menghadapinya:
Sebaiknya, mulai biasakan Si Kecil untuk ikut menjaga perasaan orang lain. Tunjukkan bahwa orang lain perlu diperlakukan dengan baik.

4. Kurang Bisa Mengendalikan Diri
Anda mungkin pernah ingin meninju seseorang yang menyebalkan. Namun, Anda masih bisa mengendalikan diri. Sayangnya, Si Kecil belum punya kemampuan untuk mengendalikan diri seperti Anda. Jadi begitu ingin memukul, tanpa pikir panjang, ia akan langsung memukul.

Cara Menghadapinya:
Tahan tangannya ketika ia mulai mengayunkan tangan untuk memukul atau bangkit dari kursinya untuk mendorong temannya. Ia masih membutuhkan bantuan Anda untuk mengendalikan diri.

5. Belum Mengerti Sebab-Akibat
Si Kecil belum bisa memprediksi akibat dari perbuatannya. Ia berpikir, setelah memukul tidak ada risiko apa-apa. Sebelum memukul adiknya, ia tidak memperhitungkan kemungkinan bahwa adiknya akan menangis.

Cara Menghadapinya:
Ajarkan kepadanya bahwa setiap perbuatan ada akibatnya. Jika ia tidak ingin diperlakukan dengan buruk, maka ia tidak boleh berperilaku buruk. (Aulia/doc.M&B)