Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal & Hipertensi, Dr. Ginova Nainggolan, SpPD-KGH, kesimpulan bahwa peningkatan risiko penyakit ginjal disebabkan mengonsumsi minuman berpemanis atau minuman bersoda, adalah tidak tepat. “Penurunan fungsi ginjal itu penyebabnya kompleks dan multi faktor. Kita tidak bisa mengarahkan pada 1 penyebab saja. Salah 1 faktor pendorongnya justru dari kondisi-kondisi seperti hipertensi dan diabetes. Karena itu, sebenarnya semua saling terkait. Gaya hidup santai dan kurang gerak, yang ditambah dengan pola asupan gizi tidak seimbang, justru berperan penting dalam meningkatkan risiko penyakit ginjal,” ujar Dr Ginova.
Hasil kajian dari US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Desease mengidentifikasikan bahwa risiko penyakit ginjal kronis disebabkan oleh faktor-faktor seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan sejarah medis keluarga yang mengidap gagal ginjal. Menurut Dr Ginova pada jumpa media awal Maret lalu di Jakarta, tidak ada korelasi langsung antara minuman bersoda dengan gangguan ginjal.
“Selama diikuti dengan gaya hidup seimbang, meminum minuman bersoda tidak serta merta merusak fungsi ginjal. Konsumsi berbagai jenis obat-obatan yang tidak mengindahkan anjuran dokter dan dilakukan secara berkepanjangan justru lebih meningkatkan risiko kerusakan ginjal,” jelasnya.
(Midya Desiani/DT/dok.Freedigital Photos)