BUMP TO BIRTH

Stres Memicu Kelahiran Prematur

Stres saat Hamil

Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Pada dasarnya, setiap ibu hamil memiliki risiko untuk melahirkan secara prematur. Faktor penyebabnya beragam. Misalnya, ibu mengandung janin kembar, memiliki riwayat kelahiran prematur, kondisi janinnya bermasalah (gawat janin), terlambat memeriksakan kehamilan atau bahkan tidak sama sekali, merokok, mengonsumsi narkoba dan alkohol, mengalami tekanan fisik dan psikis, tidak mendapatkan dukungan sosial, serta mengalami beberapa masalah kesehatan. Tekanan fisik dan psikis seperti keterbatasan ekonomi yang menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi, kekerasan dalam rumah tangga, serta beban di tempat kerja diketahui sangat berpotensi memicu stres berat.

Normalnya, 6 dari 100 ibu berpeluang melahirkan prematur. Namun pada mereka yang mengalami stres, peluang ini meningkat hingga 3,4 persen. Hasil studi yang dipublikasikan pada Journal of Human Reproduction membuktikan bahwa stres yang berat dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan, termasuk berat lahir bayi yang rendah bahkan kematian bayi. Sementara data di Indonesia menunjukkan, ada sekitar 15 juta bayi prematur yang dilahirkan setiap tahunnya, 1,1 juta bayi di antaranya mengalami kematian.

Dengan demikian, prematuritas yang terjadi di tanah air masih tinggi, menduduki urutan ke-9 dunia, juga penyumbang jumlah bayi prematur terbesar ke-5 di dunia setelah Pakistan. Fakta ini tentu memprihatinkan kita semua. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan menghindari stres agar kehamilannya bisa berlangsung sehat dan tidak mengalami kelahiran prematur yang berisiko. (Dian/DC/Dok. M&B)