Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Astrid Tiar sangat bersyukur sudah dikaruniai seorang putri cantik yang pada Januari tahun depan akan genap 2 tahun. Ia pun tidak setengah-setengah dalam menjaga dan merawat Dialucita Annabel Estheressa Thorina Situmorang, sampai memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. "Saya cukup sulit punya anak. Hidup itu pilihan, saya pun merelakan berhenti dari semua pekerjaan saya dan lebih intensif lagi merawat dan menjaga Annabel," ujar perempuan berusia 28 tahun itu.
Dalam seminar "Mengenali Masalah Selama Hamil & Perawatan Bayi Baru Lahir" yang diadakan RSAB Harapan Kita Jakarta beberapa waktu lalu, Astrid menceritakan bagaimana perjuangannya saat hamil dan melahirkan Annabel. Kala itu, ia terkena preeklampsia di usia kandungan 6 bulan, dengan tensi darah selalu di atas 140, sehingga dokter menyarankan ia harus bersalin di 36 minggu.
Ketika lahir pun Astrid semakin tegang karena kulit putri semata wayangnya itu berwarna biru agak keunguan dan ia tidak menangis sama sekali. "Bahkan saat pulang dari rumah sakit, ia demam sampai suhu tubuhnya hampir 39°, matanya kuning, dan kuku-kukunya kuning. Saya panik sekali. Apalagi berat badan Annabel turun drastis dalam kurun waktu 4 hari, yaitu dari 4,08 kg menjadi 3,5 kg," tuturnya. Annabel kemudian harus mendapatkan perawatan intensif di dalam NICU.
"Sudah sulit punya anak, terkena preeklampsia, lahir di 36 minggu, lalu masuk NICU pula. Rasanya tuh lemas sekali. Akhirnya saya jadi protektif sekali. Kalau orangtua lain membawa bayinya untuk kontrol hanya sebulan sekali, saya membawa Annabel ke dokter setiap 2 minggu sekali. Bahkan ia kejepit saja saya langsung membawanya ke rumah sakit," kelakarnya. "Karena sejarahnya rumit, ya saya harus memantau tumbuh kembang Annabel lebih dari anak normal pada umumnya. Saya baca semua buku tentang anak dan mengikuti berbagai macam seminar," tambah artis cantik tersebut.
Bersyukurnya, menurut Astrid tumbuh kembang Si Kecil Annabel saat ini sudah normal. "Tidak usah malu untuk mencari tahu masalah tumbuh kembang dengan mengikuti berbagai seminar dan sebagainya, karena bukan berarti anak kita keterbelakangan atau cacat mental. Dengan itu semua kita bisa mendapatkan banyak ilmu dan mengetahui tumbuh kembang anak secara teknis. Apa yang kita lihat sepertinya baik-baik saja, ternyata bisa jadi tidak baik-baik saja. Kalau kehamilan dan persalinan kita bermasalah, masih ada harapan kok. Asal kita punya keinginan untuk berjuang, semuanya pasti tercapai," tutupnya. (Sagar/DT/Dok. M&B)