Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Saat ini di Indonesia stok darah yang tersedia di PMI masih belum mencukupi kebutuhan darah setiap harinya. dr. Farid Husain selaku perwakilan dari PMI, menyebutkan, “Dua per tiga stok darah yang ada dimanfaatkan oleh ibu-ibu, dan sisanya baru digunakan oleh korban kecelakaan lalu lintas, balita yang mengalami penyakit atau kelainan, penderita demam berdarah serta yang lainnya.”
Kebutuhan akses darah yang tepat dan aman sangat penting, salah satunya untuk menekan angka kematian para ibu karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Hingga tahun lalu angka kematian ibu akibat dua hal tersebut mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. “Kami butuh 2 persen dari semua jumlah penduduk. Jadi kalau misalkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 240 juta, berarti kita membutuhkan 5 juta kantung darah dari seluruh Indonesia,” imbuh dr. Farid.
Ia menambahkan darah yang ada di dalam tubuh perlu didonorkan setiap tiga bulan sekali supaya tidak mengental. “Kalau darah kental bisa terjadi stroke. Semua orang yang mendonorkan darahnya akan terasa segar. Bahkan ia akan merasa sakit jika tiga bulan kemudian tidak mendonorkan darahnya,” ujarnya dalam konferensi pers 'A Drop for Hopes – Saving Blood For Saving Mothers' yang diadakan oleh Tupperware beberapa waktu lalu.
Jadi, menurut dr. Farid, tidak hanya menjadi sebatas aksi kepedulian sosial saja, donor darah juga perlu diterapkan sebagai gaya hidup sehat. “Hari ini kita memberikan, siapa tahu besok-besok kita yang membutuhkan darah,” tutupnya. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)