BABY

Waspada, Ini Deretan Makanan Pemicu Alergi pada Bayi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Mengenalkan berbagai jenis makanan pada bayi setelah ia bisa mengonsumsi makanan lain selain ASI mungkin jadi hal yang menyenangkan sekaligus penuh rasa deg-degan. Pasalnya, kita belum tahu apakah makanan yang diberikan pada Si Kecil bisa diterima dengan baik atau tidak di tubuhnya, atau justru malah menyebabkan alergi.

Ya, alergi makanan memang merupakan salah satu alergi yang umum terjadi pada bayi usia kurang dari 1 tahun. Alergi makanan sendiri merupakan respons abnormal tubuh terhadap makanan tertentu. Risiko bayi mengalami alergi makanan juga akan lebih tinggi apabila anggota keluarga lainnya juga memiliki alergi makanan.

Melansir laman Verywell Health, berdasarkan data dari laporan The Public Health Impact of Parent, diketahui sekitar 3% bayi dan hampir 9% anak usia 1 tahun memiliki alergi terhadap setidaknya satu makanan. Alergi makanan pada bayi ini bisa terjadi ketika Si Kecil terpapar makanan tertentu saat mengonsumsi ASI atau sensitivitasnya pada satu makanan yang pernah dikonsumsi sebelumnya.

Pada dasarnya setiap makanan bisa berpotensi menyebabkan alergi. Nah, berikut ini beberapa makanan yang bisa menjadi pemicu alergi pada bayi yang perlu Moms waspadai.

1. Susu

Susu sapi merupakan salah satu pemicu alergi makanan yang paling umum, terutama pada bayi. Kandungan protein di dalam susu sapi yang dianggap sebagai zat asing berbahaya menjadi penyebab Si Kecil mengalami alergi.

Gejala alergi terhadap susu yang ditunjukkan bayi di antaranya adalah bayi rewel, kulit kemerahan, gatal-gatal, muntah, diare, kolik, adanya darah pada tinja bayi, bahkan bayi bisa mengalami anafilaksis (reaksi alergi berat).

Perlu diingat bahwa alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa. Alergi susu sapi merupakan kondisi di mana tubuh menganggap protein susu sapi sebagai ancaman, sehingga imun mengeluarkan reaksi tertentu. Sementara intoleransi laktosa adalah saat tubuh tidak mampu mencerna laktosa, gula alami yang terkandung pada susu.

Baca juga: Sekilas Mirip, Ini Bedanya Alergi dengan Intoleransi Makanan

2. Telur

Selain susu, telur juga jadi makanan pemicu alergi pada bayi. Si Kecil yang mengalami alergi telur akan menunjukkan gejala seperti sakit perut, masalah pernapasan, gatal-gatal, atau ruam.

Alergi pada telur disebabkan oleh kandungan protein dalam putih telur. Perlu diperhatikan pula bahwa kuning telur juga sering kali terkontaminasi dengan putih telur. Namun, hal ini bukan berarti Si Kecil harus menghindari makanan yang mengandung telur.

Melansir laman Spoonful One, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tubuh kemungkinan kecil akan mengidentifikasi kandungan protein dalam telur sebagai zat yang berbahaya apabila telur tersebut dimasak dengan baik.

3. Ikan

Tuna dan salmon merupakan jenis ikan yang biasanya ingin Moms perkenalkan pada bayi saat ia sudah memulai masa MPASI. Namun, tak sedikit dari Anda mungkin khawatir akan kemungkinan Si Kecil alergi terhadap ikan. Diketahui ikan bersirip telah diidentifikasi sebagai salah satu dari 9 alergen makanan yang paling umum di Amerika Serikat.

Saat bayi mengalami alergi pada ikan, gejalanya akan muncul dalam beberapa menit setelah makan atau terpapar protein ikan. Namun, reaksi alergi masih bisa terjadi dalam 2-4 jam setelah konsumsi. Tanda-tanda alergi ikan pada bayi yang perlu Moms waspadai di antaranya muntah, diare, gangguan pencernaan, kesulitan bernapas, batuk, gatal-gatal, kulit merah, dan bengkak di sekitar wajah, mulut, atau lidah.

Perlu diingat, meski bayi memiliki alergi pada ikan, bukan berarti ia juga akan mengalami alergi pada makanan laut lainnya—dan sebaliknya—karena makanan laut dan ikan tidak memiliki protein yang sama yang menyebabkan munculnya reaksi alergi.

Baca juga: Hati-hati, Apel Juga Bisa Sebabkan Alergi pada Bayi Anda

4. Biji-bijian

Alergi biji-bijian terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein yang ditemukan dalam biji-bijan tersebut. Beberapa biji-bijian yang kerap menjadi pemicu paling umum adalah oat dan gandum. Alergi biji-bijian akan mengakibatkan reaksi seperti gatal-gatal, muntah, bengkak, dan pada kasus yang parah akan menyebabkan anafilaksis.

5. Kedelai

Alergi pada kedelai yang dialami bayi disebabkan oleh kandungan protein di dalamnya. Meski begitu, bayi dengan alergi kedelai umumnya masih bisa menolerir minyak kedelai karena mengandung sedikit protein.

Gejala alergi kedelai pada bayi di antaranya ruam, pilek, batuk, sakit perut, diare, muntah, sesak napas, dan mata gatal atau kemerahan.

6. Kacang-kacangan

Bila Si Kecil memiliki alergi terhadap kacang, ketika ia makan kacang atau makanan apa pun yang mengandung kacang, maka sistem kekebalan tubuhnya akan mengidentifikasi protein dalam kacang sebagai zat yang berbahaya.

Karena kacang tanah dan kacang pohon berasal dari keluarga tumbuhan yang berbeda, Si Kecil yang memiliki sensitivitas terhadap kacang tanah sering kali masih bisa mengonsumsi kacang kenari, pecan, dan kacang pohon lainnya tanpa masalah. Namun di sisi lain, anak dengan alergi kacang tanah juga bisa memiliki alergi kacang pohon secara terpisah untuk alasan yang belum diketahui.

Tanda-tanda yang perlu Moms waspadai saat Si Kecil mengalami alergi pada kacang-kacangan di antaranya gatal-gatal, ruam merah bergelombang seperti gigitan nyamuk, kesemutan di dalam atau di sekitar mulut, sakit perut, muntah dan/atau diare, hingga wajah yang membengkak.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk mengenalkan berbagai makanan umum pemicu alergi sedini mungkin. Cara ini diyakini mampu membantu mencegah tubuh mengembangkan alergi terhadap makanan tersebut.Yang perlu diingat, kenalkan satu jenis makanan dalam satu waktu. Dengan begini, Moms bisa lihat reaksi tubuh bayi terhadap makanan tertentu.

Bila Si Kecil menunjukkan gejala alergi setelah diberikan makanan tertentu, sebaiknya Moms segera memeriksakannya ke dokter. Konsultasikan juga dengan dokter atau ahli alergi soal bagaimana menghindari alergen serta pengobatan dan juga pengaturan makan yang baik untuk kesehatan bayi Anda. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Shurkin_son/Freepik)