FAMILY & LIFESTYLE

Yovita Lesmana: Menjadi Ibu Tidak Harus Sempurna


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Lama menekuni dunia modeling, Yovita Lesmana (38) kini justru menikmati profesinya sebagai seorang entrepreneur. Ibu multitalenta dari Majoli (4) dan Kylia (1) ini membuktikan kalau mengurus keluarga dan mengurus bisnis bisa berjalan dengan lancar dan imbang, asalkan fokus dan cermat mengatur waktu.

Yovita bahkan merasa bisnisnya berkembang makin pesat sejak berkeluarga dan punya anak, karena keluarga pun bisa jadi sumber inspirasi di tangan kreatif seperti Yovita. Bagaimana sih cara Yovita mengimplementasikan work life balance dalam berkarier dan berumah tangga?

“Enggak perlu jadi ibu yang sempurna” adalah jawaban pertama yang diberikan Yovita ketika ditanya suka dukanya mengasuh 2 balita. Entrepreneur mom ini memang mengaku menerapkan “asas bebas” dalam membesarkan kedua putrinya dan enggak mau ribet terlalu banyak memberikan larangan. Uniknya, cara yang diterapkan Yovita justru membuat anak-anaknya tahu mana yang baik dan yang tidak.

Yovita yang pernah menjadi finalis Miss Indonesia, Puteri Indonesia, Fun Fearless Female Cosmopolitan, dan berbagai ajang kecantikan lainnya mengaku tidak kangen dengan dunia modeling, karena profesinya yang sekarang masih dekat dengan dunia tersebut. Seperti apa kehidupan Yovita dalam juggling untuk mengoptimalkan segala profesinya sebagai istri, ibu, dan entrepreneur? Yuk, kenal lebih dekat dengan Yovita Lesmana, Moms!

Apa saja nih kesibukan Mom Yovita saat ini?

Kesibukan utamanya menjadi istri dan juga ibu bagi 2 orang anakku, Majoli dan Kylia. Setelah itu baru aku melakukan pekerjaanku sebagai konsultan. Aku selama ini lebih banyak bekerja di belakang layar, karena aku enggak mau pegang kompetitor. Jadi tugasku kurang lebih mengatur budget rumah tangga perusahaan yang menjadi klienku. Jadi, kalau di Indonesia memang banyak international brand, aku yang aturin mulai dari sumber dayanya, activity, buyer, bikin program BTL buat di luar kota, sampai ke seragamnya aku yang atur juga. Haha.

Aku juga meluangkan kesibukan untuk Majoli Family. Ini seperti me time buatku. Jadi, dari 2013 ke 2014 itu aku memang sudah bisnis garment. Lini fashion untuk garment kan enggak bisa kosong karena kita cost jalan terus. Nah, aku pikir waktu itu aku iseng saja bikin clothing line, dan terciptalah Majoli Family. Berawal dari hobi, kemudian jadi bisnis. Kita enggak cuma jual clothing line-nya, tapi kita juga memberdayakan komunitas kita, activity apa yang bisa dikerjakan anak-anak, dan lain sebagainya.

Anak buat aku enggak cuma jadi sumber inspirasi, tetapi juga yang membuat aku bisa lari lebih kencang dibandingkan sebelumnya.

Gimana cara juggling dengan kesibukan yang begitu padat?

Kalau dipikir-pikir sih memang ribet ya kesannya, harus kerja, membimbing tim, mengurus keluarga, sedangkan dalam sehari hanya ada 24 jam. Tapi kalau enggak dijalani dulu, bagaimana kita bisa tahu kemampuan kita. Jadi, aku berusaha jalani aja dulu, do my best. Aku berusaha untuk berkomitmen dan menurunkan ekspektasi, juga harus mengatur prioritas banget.

Buat aku saat ini prioritasku keluarga. Jadi, kalau untuk pekerjaan aku batasi hanya sampai jam tertentu saja. Kalau entrepreneur kan enaknya di situ ya, bisa atur waktu sendiri, maka aku manfaatkan privilege itu biar enggak mengganggu prioritasku, yaitu keluarga. Jadilah aku orang yang tidur paling malam dan bangun paling pagi di rumahku. Haha.

Seperti apa suka-duka mengurus bisnis sambil mengurus 2 balita?

Dulu aku sempat berpikir aku harus kerja habis-habisan, karena kalau sudah menikah enggak bisa bekerja lagi. Ternyata parenting tidak seperti itu. Kita enggak perlu jadi ibu sempurna yang nilainya serba 100. Di nilai 60 saja sudah sempurna kok di mata anak-anakku! Haha.

Jadi aku berusaha bagi waktu semaksimal mungkin. Semua pekerjaan enggak usah nilainya 100, yang penting komitmen aja. Itu pasti bisa kok juggling waktu bekerja, mengurus diri, dan mengurus keluarga. Setelah dijalani, punya bisnis dan 2 anak balita bisa dibawa seru juga kok, tidak semenyeramkan seperti yang kita lihat di internet atau film.

Sebagai contoh, kita sering dengar soal waktu menyusui yang sulit, banyak dramanya. Apalagi kalau menyusui sambil bekerja, sudah pasti sulit, deh. Wah, ternyata yang aku alami tidak seram seperti yang sering aku dengar. Aku justru tidak bisa mengakhiri masa-masa menyusui Majoli, karena masa menyusui yang aku alami tuh indah. Justru aku merasa telah menjadi ibu saat mulai menyusui, bukan saat hamil atau melahirkan.

Jadi jangan buru-buru percaya dengan hal negatif yang sering kita dengar, jalani saja dulu, dan buktikan kalau semua itu salah. Semua ibu itu hebat dengan caranya masing-masing, kok. Semangat, konsisten, dan jangan takut duluan.


Semua ibu itu hebat dengan caranya masing-masing. Semangat, konsisten, dan jangan takut duluan.

Sebagai ibu kreatif, apakah hadirnya anak memberi inspirasi?

Jauh sebelum aku menikah, aku sempat merasa stuck di Majoli Family. Setelah menikah dan hadir Majoli juga Kylia, ide aku memang jadi lebih banyak. Contohnya, hadir varian treatment shoes. Dulu sebelum menikah, mana mungkin terpikir Majoli Family mau punya treatment shoes. Kupikir anak kalau sudah bisa jalan, ya tinggal jalan saja. Ternyata anak juga perlu journey. Dia harus tahu kenapa harus pakai alas kaki dan lain sebagainya. Di Majoli Family ini aku mau semua produknya harus ada cerita yang berkelanjutan dan inspirasi itu banyak datang dari kedua anakku.

Anak buat aku enggak cuma jadi sumber inspirasi, tetapi juga yang membuat aku bisa lari lebih kencang dibandingkan sebelumnya. Kalau dulu aku merasa kalau jatuh, harus bangun lagi. Kalau sekarang sejak punya anak, kalau jatuh ya habis itu harus lari karena sudah enggak kekejar kalau cuma bangun lagi saja. Aku belajar ini dari anak-anakku. Banyak hal yang membuatku belajar dan lebih berwarna seperti sekarang.

Dikenal sebagai Puteri Indonesia, Fun Fearles Female Cosmopolitan Indonesia, dan berbagai ajang kecantikan lainnya. Kangen nggak sama dunia itu?

Mungkin jawabannya enggak kangen karena dunia itu sekarang masih dekat dengan aku. Aku lebih bersyukur pernah melewati itu semua, aku bersyukur pernah ada dan pernah besar dari dunia modelling itu. Aku dibentuk menjadi Yovita yang sekarang karena pernah melewati fase-fase itu. Di situ aku kalah, tapi ternyata bukan kemenangan yang membuatku sukses. Di situ justru kekalahan yang menguatkan aku.

Mungkin sekarang masanya sudah beda, ya. Sekarang masanya aku support anakku, mereka mau menekuni aktivitas apa. Sekarang aku sering antar-antar Majoli shooting atau photoshoot, dan jadi sering flashback ingat zaman dulu: “Dulu aku yang diantar orang tuaku, sekarang aku yang antar anak.” Begitu dalam hatiku, haha.

Di situ aku kalah, tapi ternyata bukan kemenangan yang membuatku sukses. Di situ justru kekalahan yang menguatkan aku.

Mom Yovita yang multitalenta, akankah mengarahkan Majoli dan Kylia menjadi entrepreneur juga?

Menurut aku dan suami, apa saja yang membuat mereka happy pasti akan kita support. Kunci dari kesuksesan itu bukan bakat, tetapi apa yang membuatmu bahagia dan di mana kamu bisa menaruh cinta.

Jadi, kayak sekarang Majoli bilang sukanya gymnastic, mau aku lelah kayak gimana ya pasti aku antar Majoli ke tempat gymnastic-nya. Aku merasa dia happy menekuni bidang itu, jadi aku senang kan melihatnya. Apa pun journey yang anak-anakku pilih dan bisa membuat mereka bahagia, tentu aku oke dan dukung sepenuhnya.

Kalau nantinya Majoli dan Kylia mau jadi entrepreneur atau model, terserah saja. Tapi kalau besarnya mereka mau jadi entrepreneur mungkin aku enggak kaget sih, karena dari sekarang mereka sudah suka ikut aku meeting. Jadi, kadang kalau malam Majoli suka ngobrol dengan Daddy-nya terus mulai menggunakan istilah-istilah yang ada di meeting, seperti “Dad, dia itu mau resign” atau pernah juga, “Dad, brand yang itu budget-nya enggak cukup. Gimana, ya?” Seisi rumah langsung tertawa mendengar celoteh Majoli, sudah seperti pemimpin perusahaan. Haha.

Sering kali kita berpikir maunya langsung untung besar, cuan banyak. Padahal enggak pernah ada bisnis sukses berawal dari yang langsung gede gitu.

Seperti apa sih gaya parenting Mom Yovita?

Wah, ini jangan ditiru, karena aku orang tua yang pakai asas bebas ke anak. Haha. Aku enggak pernah bilang “jangan” dan “enggak boleh.” Aku bukan ibu yang cari kesempurnaan, misalnya anakku enggak boleh dikasih sufor, anakku enggak boleh pakai gadget, atau lain sebagainya. Aku sempat berpikir, enggak usah kasih anak ASI deh, karena aku harus bekerja, takutnya nanti jadi ribet. Eh ternyata journey hidupku berbeda, aku justru dikasih kemudahan dalam hal itu.

Dan untuk urusan anakku enggak suka main gadget, itu bukan karena aku beri pantangan mereka untuk pegang gadget, lho. Aku sih boleh saja mereka bermain gadget, tetapi dengan aturan tertentu.

Uniknya, anak-anakku sendiri yang justru enggak suka pakai gadget, mereka lebih suka bermain dengan mainan-mainan yang aku kasih. Misalnya, biar enggak bosan di jalan, aku kasih benda atau makanan yang bisa dipakai untuk berhitung 1 sampai 10 gitu. Ternyata it works! Majoli dan Kylia lebih suka real toys, bukan gadget, padahal enggak aku larang.

Mungkin ini karena anak-anak melihat yang kita contohkan, ya. Aku sendiri kan enggak sering pegang gadget, saat ngobrol dengan anak, ya aku fokus sama mereka, enggak disambi main gadget. Jadi, sekarang anak-anak sukanya bermain dan interaksi langsung dengan aku, bukan dengan gadget.


Sebagai pebisnis sukses, boleh dong kasih tips buat para Moms yang mau mulai bisnis juga.

Kalau dari aku enggak menunggu kaya raya untuk menjadi entrepreneur, belajarlah dari yang kecil. Sering kali kita berpikir maunya langsung untung besar, cuan banyak. Padahal enggak pernah ada bisnis sukses berawal dari yang langsung gede gitu. Mulai saja dari yang kecil, tetapi percaya saja kalau yang kecil pun akan besar kalau kita memang bisa melakukan itu semua.

Kalau takut nanti enggak bisa juggling bagi waktu antara anak dan bisnis, tenang saja dan cobalah untuk tidak menjadi ibu sempurna. Aku yang sering kerja dan meeting sana sini saja tetap sempurna di mata anak-anakku, karena aku kasih mereka cinta dan hati sebanyak-banyaknya.

Waktu saat bersama anak, jangan pikirin pekerjaan. Begitu juga saat bekerja, harus fokus, jangan terpecah dengan urusan di rumah. We can do it, Moms! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Hadi Cahyono/Digital Imaging: Raghamanyu Herlambang/Makeup: Atika Sakura (@atikasakuramakeup)/Hairdo: Rezy Andriati (@rezyandriati)/Stylist: Gabriella Agmassini dan Thalita Putik/Wardrobe Yovita: Love, Bonito (@lovebonitoid)/Wardrobe Majoli & Kylia: Little Folk (@littlefolkapparel), Bebedoll by Marufe (@bebedoll_bymarufe)/Lokasi: Sutasoma Hotel di The Tribrata (@sutasomahotel))