Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Bukan orang dewasa saja, anak-anak—laki-laki maupun perempuan—juga sangat mungkin mengalami masalah atau sakit pada kemaluan. Gangguan tersebut mungkin ditunjukkan Si Kecil dengan sering menggaruk, menangis sambil memegang kemaluannya, atau mengatakan langsung kepada Moms tentang gatal dan sakit yang ia rasakan di area genitalnya.
Jika anak sudah mengeluh kemaluannya sakit, Moms sebaiknya segara mencari tahu apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya.
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan rasa gatal dan sakit pada kemaluan Si Kecil. Apa saja? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!
1. Vulvovaginitis
Rasa sakit pada kemaluan anak perempuan Anda bisa disebabkan oleh adanya kondisi vulvovaginitis atau peradangan dan pembengkakan pada vulva dan vagina Si Kecil.
Mengutip laman Cleveland Clinic, sebelum pubertas, anak perempuan Anda belum menghasilkan estrogen, yang berarti kulit di sekitar vulvanya masih tipis sehingga masih rentan terhadap peradangan. Selain itu, di usia balita, ia juga belum memiliki rambut kemaluan dan lemak labia, yang berarti tidak adanya perlindungan dari kemungkinan iritasi.
Beberapa produk kebersihan bisa mengiritasi area sensitif anak perempuan Anda, seperti sabun mandi busa, sabun, dan detergen. Semua itu bisa meningkatkan risiko vulvovaginitis pada balita. Memakaikan pakaian dalam yang terlalu ketat juga bisa menyebabkan vulvovaginitis.
Kondisi vulvovaginitis pada balita bisa menyebabkan banyak gejala tak nyaman di area vagina Si Kecil, termasuk kemerahan, rasa gatal, nyeri dan bengkak, keputihan (Anda mungkin melihat adanya noda pada celana dalam anak), berdarah, bahkan sensasi panas atau menyengat saat buang air kecil.
Umumnya, Anda bisa mengobati vulvovaginitis pada balita hanya dengan beberapa pengobatan rumahan, seperti:
- Berendam menggunakan air hangat tanpa sabun
- Menghindari produk kebersihan yang bisa mengiritasi seperti sabun yang berbusa dan beraroma
- Menjaga kebersihan area vagina balita
- Mengenakan pakaian dalam yang longgar.
Namun, jika gejala tidak kunjung berkurang (atau semakin bertambah), segera temui dokter agar bisa diberikan penanganan lebih lanjut.
2. Balanitis
Balanitis adalah kondisi pembengkakan dan iritasi pada kelenjar (kepala) atau kulup penis, yang mungkin mendasari munculnya rasa sakit pada kemaluan anak laki-laki. Balanitis lebih mungkin terjadi pada anak laki-laki yang tidak dan/atau belum disunat di bawah usia 4 tahun.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh adanya infeksi jamur. Namun, infeksi bakteri, infeksi virus, dan beberapa kondisi kulit (dermatologis) juga bisa menyebabkan balanitis.
Selain menimbulkan rasa sakit pada kemaluan anak laki-laki, balanitis juga bisa menimbulkan gejala-gejala lainnya, seperti muncul kemerahan atau bercak merah pada penis anak, gatal di bawah kulup, pembengkakan, penumpukan cairan kental, dan rasa nyeri saat buang air kecil.
Balanitis pada anak-anak biasanya bukanlah kondisi serius. Dengan rajin membersihkan dan menyeka penis secara menyeluruh, mengoleskan krim antijamur (jika balanitis pada anak disebabkan oleh infeksi jamur), menghindari sabun berbusa dan beraroma, berendam dengan air hangat tanpa sabun, gejalanya biasanya akan hilang dalam beberapa hari.
Jika Si Kecil mengalami balanitis berulang, mungkin sunat akan bisa membantu menghilangkan gejalanya.
3. Infeksi cacing kremi
Jika Moms melihat Si Kecil jadi lebih sering menggaruk area kemaluannya, terutama pada malam hari hingga ia sulit tidur, bisa jadi ia mengalami infeksi cacing kremi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh telur kecil cacing kremi yang tidak sengaja masuk ke dalam tubuh Si Kecil melalui makanan, minuman, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi.
Setelah tertelan, telur menetas di usus dan matang menjadi cacing dewasa dalam beberapa minggu, kemudian bergerak ke sekitar area anus dan menyebabkan rasa gatal di area kemaluan Si Kecil. Selain menimbulkan gatal, infeksi cacing kremi juga terkadang bisa menyebabkan sakit perut dan mual.
Pada dasarnya, infeksi cacing kremi pada anak tidaklah berbahaya dan bisa diobati, antara lain dengan menerapkan kebiasaan cuci tangan, sering membersihkan area anus, sering mengganti celana dalam, minum obat untuk menghentikan perkembangbiakan cacing kremi, dan tidak menggaruk anus untuk mencegah perpindahannya.
4. Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah infeksi umum pada anak-anak, terutama anak perempuan. Namun, tidak menutup kemungkinan infeksi saluran kemih juga dialami anak laki-laki.
Studi dalam jurnal Recent Patents on Inflammation and Allergy Drug Discovery menyebutkan bahwa infeksi saluran kemih seringnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, Proteus spesies, dan Aerobacter aerogenes. Namun, kurang menjaga kebersihan area genital juga bisa menjadi penyebab lain infeksi saluran kemih pada anak.
Jika anak mengeluh sakit pada kemaluannya disertai dengan demam sesekali, lebih sering buang air kecil daripada biasanya, dan terasa sensasi panas saat buang air kecil, bisa jadi Si Kecil terkena infeksi saluran kemih, Moms.
Umumnya, infeksi saluran kemih pada anak bisa diobati dengan pemberian antibiotik yang diresepkan dokter dan dibantu dengan selalu menjaga kebersihan area genital Si Kecil.
5. Ruam popok
Ruam popok merupakan kondisi iritasi dan peradangan kulit yang cukup umum dialami anak. Masalah ini disebabkan oleh kulit lembap akibat keringat, sisa urine dan kotoran yang menempel di kulit, ditambah bakteri atau kuman yang terjebak di popok Si Kecil. Selain itu, penggunaan produk kebersihan seperti sabun dan detergen tertentu juga bisa memicu ruam popok pada kulit anak yang sensitif.
Umumnya, selain menimbulkan rasa sakit pada kemaluan anak, ruam popok juga bisa menyebabkan perih dan munculnya bercak merah di area yang tertutup popok, seperti area bokong, kelamin, dan pangkal paha.
Ruam popok bukanlah kondisi serius dan gejalanya bisa hilang dalam beberapa hari dengan cara menjaga area kemaluan Si Kecil tetap bersih dan kering serta sering mengganti popok agar kuman atau bakteri tidak mengiritasi kulit anak Anda, Moms. Selain itu, Anda juga bisa pilih popok untuk Si Kecil yang bebas pewangi atau pewarna, terlebih bila kulit anak Anda sensitif.
Nah, itulah beberapa kemungkinan penyebab timbulnya rasa gatal dan sakit pada kemaluan anak. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Rawpixel/Freepik)