Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Beberapa minggu ini sedang viral kasus bayi meninggal setelah diberi jamu. Kasus ini berawal dari unggahan Facebook Aya Cans, seorang ibu dari bayi berusia 54 hari yang meninggal dunia setelah minum jamu daun kecipir dan perasan kencur.
Menurut curhatannya, sebenarnya ia telah melarang keluarganya untuk memberikan jamu untuk bayinya, tapi keluarga tetap memaksa. Seperti apa kisah lengkapnya? Benarkah jamu bisa jadi penyebab kematian bayi? Seperti apa sih aturan MPASI yang benar? Simak penjelasannya di bawah ini ya, Moms.
Kisah lengkapnya
Kisah bayi 54 hari meninggal ini dimulai saat ibunya mengunggah foto dan kisah pilunya di akun Facebook Aya Cans. Di situ ia mengimbau orang tua lain untuk belajar dari pengalaman pahitnya. Dalam curhatan online tersebut, akun Aya Cans menyebutkan bayinya meninggal setelah minum jamu kecipir dan kencur yang diperas.
Ia mengaku sudah melarang keluarganya untuk memberikan jamu tersebut ke Si Kecil, tapi keluarga tetap memberinya. Bayi 54 hari itu pun mengalami sesak napas dan infeksi paru.
Bahkan saat mau dibawa ke rumah sakit, keluarganya pun melarang dan justru menyarankan untuk memberikan obat-obatan tradisional terlebih dahulu. Akun Aya pun akhirnya kekeh untuk membawa bayinya ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, disebutkan dokter marah-marah karena kondisi bayinya tergolong telat mendapatkan pertolongan.
“Dokter sudah melakukan segala cara tapi sudah terlambat,” tulisnya di caption. Bayi tersebut kemudian dinyatakan meninggal dunia karena berbagai komplikasi yang terjadi setelah pemberian jamu kecipir dan kencur peras.
Bolehkah bayi minum jamu?
Walau bahan dasar jamu adalah bahan alami (dalam kasus ini daun kecipir dan kencur), tetap saja bayi berusia 54 hari tidak perlu diberi minum jamu! Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi hanya boleh diberikan ASI pada 6 bulan pertama kehidupannya. Moms perlu tahu, bahkan pemberian air putih, madu, dan susu UHT pun bisa berbahaya bagi kesehatan bayi 0-6 bulan, lho!
Lalu, bagaimana dengan jamu? Tak terkecuali, segala jenis jamu tetap tidak disarankan untuk diberikan pada bayi 0-6 bulan. Pada kasus jamu kecipir, ramuan daun kecipir mentah bisa mengeluarkan enzim lektin, sejenis protein yang mengikat karbohidrat dan gula. Lektin sering disebut sebagai antinutrisi yang menghambat penyerapan nutrisi penting.
Sesak napas yang dialami bayi juga mungkin terjadi karena reaksi alergi pada protein lektin. Tubuh manusia tidak bisa mencerna lektin, sehingga semakin banyak dikonsumsi akan semakin mengganggu kesehatan tubuh. Terlebih, sistem pencernaan bayi belum sempurna, sehingga konsumsi kecipir yang mengandung lektin akan berbahaya.
Aturan MPASI yang tepat
WHO dan IDAI menyebutkan pemberian MPASI atau makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan saat bayi berusia 6 bulan. “Kebutuhan energi dan nutrisi anak hingga usia 6 bulan dapat tercukupi oleh pemberian air susu ibu (ASI) saja,” saran IDAI. MPASI diberikan pada periode penyapihan, yaitu mulai 6 bulan hingga 2 tahun.
Pemberian MPASI juga tidak boleh sembarangan lho, Moms. IDAI menyarankan orang tua untuk memperhatikan beberapa hal ini sebelum memberikan MPASI:
1. Perhatikan tanda bayi siap makan MPASI. Tandanya adalah kepala sudah tegak, bisa duduk dengan bantuan, refleks menjulurkan lidah berkurang, mulai tertarik melihat orang makan, mencoba meraih makanan, dan membuka mulut jika disodori sendok atau makanan.
2. Tekstur makanan harus menyesuaikan usia anak. Contohnya: bubur saring encer dan bubur lumat (6-9 bulan); cincang halus, cincang kasar, dan finger foods (9-12 bulan); dan mulai makanan keluarga (12-23 bulan).
3. Buat jadwal makan teratur setiap harinya.
4. Pengenalan makanan membutuhkan setidaknya 10-15 kali mencoba. Jika anak menolak, Moms bisa coba lagi beberapa hari kemudian.
5. Jangan memaksa anak makan. Momen makan harus dibuat menyenangkan, ya.
6. Perhatikan tanda lapar dan kenyang bayi Anda.
7. Gula garam boleh diberikan sesedikit mungkin, jika pemberiannya bisa membuat anak mau makan.
8. Buah dan sayur bisa dikenalkan bersamaan di awal MPASI. Begitu juga dengan protein nabati dan hewani.
9. Hindari pemberian jus buah, madu, susu UHT, makanan tinggi lemak dan gula pada anak di bawah 1 tahun. Pastikan juga semua makanan sudah matang sempurna.
10. Utamakan kebersihan dalam mengolah, menyiapkan, dan memberikan MPASI.
Selamat memberikan nutrisi terbaik untuk Si Kecil, Moms! (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Faishalabdula/Freepik)