FAMILY & LIFESTYLE

Duh Ngeri, Deretan Penyakit Kulit Ini Mudah Menular, Lho


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Penyakit kulit merupakan penyakit yang umum terjadi dan bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Tak hanya itu, banyak pula penyakit kulit yang mudah menular.

Di Indonesia, kasus penyakit kulit menular memang cukup sering dialami. Biasanya, penyakit kulit jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur, virus, dan bakteri yang bisa menyebar melalui kontak langsung dengan kulit, udara, atau penggunaan barang bersama.

Apa saja sih penyakit kulit yang bisa menular? Ini daftarnya, Moms.

1. Panu

Panu atau tinea versicolor adalah penyakit kulit yang cukup sering dialami masyarakat Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur yang mengganggu pigmentasi kulit sehingga menyebabkan timbulnya bercak berwarna putih di kulit. Bercak panu akibat jamur bisa berwarna lebih terang (putih) atau lebih gelap daripada kulit di sekitarnya. Selain itu, orang yang menderita panu kerap merasakan gatal di area kulit yang terinfeksi.

2. Kudis dan kurap

Tak sedikit orang yang mengira, kudis dan kurap merupakan penyakit yang sama. Padahal keduanya berbeda, lho. Kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau mikroskopis. Tungau bisa masuk ke dalam kulit dan hidup di dalamnya.

Dilansir dari KlikDokter, kudis memiliki gejala seperti gatal, bersisik, dan muncul ruam merah di kulit atau tempat tungau bersarang. Kudis bisa menyebar dari kulit penderita ke orang yang sehat atau dari barang-barang yang terinfeksi, seperti baju dan seprai.

Sementara itu, kurap (tinea corporis) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penyakit ini bisa menular lewat kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi.

Gejala kurap pada umumnya berupa lingkaran ruam merah di kulit yang bentuknya sering tak beraturan. Ruam merah tersebut sering kali disertai sisik dan rasa gatal yang mengganggu.

3. Cacar air

Cacar air juga termasuk penyakit kulit menular. Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella-zoster.

Cacar air ditandai dengan munculnya ruam gatal di sekujur tubuh, termasuk di wajah dan kulit kepala. Ruam ini disertai bintik-bintik merah muda yang nantinya akan berubah menjadi luka lepuh kecil atau lenting-lenting berisi air yang bisa tersebar ke seluruh tubuh.

Penularan cacar air bisa terjadi melalui sentuhan langsung, lewat ludah atau lendir orang yang terinfeksi, serta melalui butiran udara dari orang yang batuk atau bersin.

4. Cacar api atau cacar ular

Penyakit ini bisa dibilang merupakan dampak lanjutan akibat serangan virus yang sebelumnya menyebabkan cacar air, yakni virus varicella-zoster. Proses penularannya pun hampir sama dengan cacar air. Gejala cacar api diawali dengan kemunculan sederet bintik merah pada salah satu sisi tubuh atau wajah yang disertai rasa nyeri atau sensasi terbakar. Gejala lainnya meliputi sensasi geli di bawah kulit, nyeri perut, demam, menggigil, dan sakit kepala.

5. Herpes simpleks

Herpes adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV). Ciri utamanya, antara lain muncul luka lepuh atau lenting pada kulit terutama di area mulut atau alat kelamin.

Berdasarkan area yang terinfeksi, penyakit ini dibedakan menjadi herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang sering menyerang area mulut dan herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) yang biasanya muncul di area kelamin. HSV-1 bisa menular dari melalui sentuhan langsung (berciuman), berbagi sikat gigi dan peralatan makan, serta berbagai aktivitas lain yang memungkinkan perpindahan cairan dari mulut penderita. Sementara HSV-2 bisa menular melalui hubungan seks atau dari ibu yang menderita herpes ke anak yang dilahirkan.

Perlu diketahui, virus herpes akan terus menetap di dalam tubuh setelah menginfeksi. Di saat bersamaan, kita bisa saja tidak mengalami gejala apa pun. Gejala herpes sendiri umumnya baru akan muncul saat daya tahan tubuh sedang menurun, misalnya ketika kita kelelahan, sakit, stres, atau sedang mengalami menstruasi. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)