FAMILY & LIFESTYLE

Moms, Ini Pentingnya Mengajarkan Empati kepada Si Kecil


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Selama lebih dari 2 tahun, dunia dihantam pandemi COVID-19. Semua orang terkena imbasnya, termasuk anak-anak.

Bukan sekadar kehilangan hak untuk bebas bermain, anak-anak juga kehilangan kesempatan untuk membangun keterampilan sosialnya, seperti kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya, memecahkan masalah, hingga berlatih untuk bisa memiliki sikap empati.

Sementara itu, penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta juga menemukan fakta bahwa selama pandemi, 96 persen anak mengalami penurunan terkait pencapaian aspek perkembangan sosial emosi, terutama dalam segi perkembangan perilaku prososial, atau yang secara awam disebut perilaku tolong-menolong.

Menurut Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., psikolog klinis keluarga, masalah bersosialisasi yang dialami anak-anak selama masa pandemi, perlu segera mendapat penanganan. Pasalnya, jika dibiarkan maka anak menjadi rentan terkena gangguan psikologis.

“Selama 2 tahun pandemi, ada masalah pergaulan pada anak-anak, seperti tidak mau bekerja sama, tidak sensitif, tidak tahu bagaimana mengamati dan merespons temannya,” jelas Anna Surti Ariani dalam acara Press Conference Lifebuoy Shampoo “Menginspirasi Keluarga Indonesia Menjadikan Rambut Sehat Sebagai Kekuatan untuk Berbagi Kebaikan” beberapa waktu lalu.

“Dalam jangka pendek, anak dapat sulit beradaptasi dan sulit diterima oleh lingkungannya sehingga mengalami masalah pergaulan. Sedangkan untuk efek jangka panjang, anak yang tidak punya kemampuan bersosialisasi menjadi rentan mengalami beragam masalah psikologis,” imbuhnya.

Harus memberi contoh

Masalahnya, kemampuan anak untuk bisa berempati dan bersosialisasi dengan baik tidak muncul dengan sendirinya. Anna Surti menegaskan bahwa orang tua harus memberikan contoh.

Selain itu, Moms dan Dads juga perlu bersabar karena kesadaran untuk berempati tersebut muncul secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia Si Kecil, yaitu:

  • Prasekolah: Anak berbagi karena hal itu dipuji orang tuanya, bukan karena membawa kebaikan.
  • Masa awal SD: Anak berempati atau berbuat baik sebagai respons dari apa yang diminta oleh orang lain, misalnya disuruh orang tua atau guru.
  • Masa akhir SD: Anak melihat berbagi sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu, seperti nama baik atau pujian dari orang di sekitarnya.
  • Masa SMP: Anak sudah lebih sadar dari hati nurani bahwa ia harus berbagi. Anak menyadari bahwa berbagi bukan untuk menguntungkan diri sendiri, melainkan membawa kebaikan bagi orang lain.

“Perilaku semacam ini tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Dibutuhkan proses panjang sejak usia dini hingga dewasa yang erat kaitannya dengan stimulasi dari orang tua,” kata Anna Surti.

“Berbagi juga bermanfaat untuk kesehatan mental kita. Karena saat tahu kita berbagi dan berguna, maka itu akan membuat diri kita senang,” lanjutnya.

Berbagi bersama Lifebuoy

Nah, Moms ingin mengajarkan Si Kecil bagaimana berbagi dan berempati dengan orang lain? Yuk, bergabung dengan Kampanye Berbagi Kebaikan bersama Lifebuoy. Caranya mudah banget, lho!

1. Donasi rambut: Keluarga Indonesia dapat mendonasikan rambut sehat dan kuat mereka untuk nantinya dijadikan wig yang akan didistribusikan YKI (Yayasan Kanker Indonesia) ke para pejuang kanker di berbagai wilayah Indonesia. Donasi ini dapat dilakukan dengan 4 langkah mudah:

  • Cuci rambut dengan bersih dan keringkan, kemudian kuncir dalam satu atau dua ikatan dengan kuat.
  • Potong rambut di atas ikatan, pastikan potongan rambut tidak terburai berantakan. Idealnya, dibutuhkan minimal 25 cm untuk membuat wig dengan rambut asli.
  • Masukkan potongan rambut yang terikat rapi ke dalam amplop/zip lock yang tahan air.
  • Kirim ke PO BOX LIFEBUOY BERBAGI KEBAIKAN JAKARTA 12000 dengan mencantumkan nama, alamat, dan nomor ponsel pendonasi.

Bagi mereka yang rambutnya belum memenuhi persyaratan, donasi bisa tetap diberikan di mana total gramasi dari rambut yang terdonasi akan dikonversi menjadi wig rambut sintetis yang juga akan didistribusikan kepada para pejuang kanker.

2. Donasi melalui pembelian produk: Untuk setiap pembelian Lifebuoy Shampoo varian Kuat & Berkilau limited edition ukuran 340 ml, Anda secara otomatis akan berkontribusi dalam penggalangan dana yang akan didonasikan kepada YKI.

3. Donasi melalui Kitabisa.com: Donasi juga dapat diberikan melalui platform crowdfunding Kitabisa.com, di mana seluruh dana yang terkumpul akan didonasikan kepada YKI.

Mudah kan, Moms! Kampanye Berbagi Kebaikan bersama Lifebuoy ini juga sudah diikuti oleh keluarga artis Mona Ratuliu. Menurut ibu dari empat orang anak plus satu ini, cara ini merupakan salah satu sarana untuk menanamkan rasa empati yang lebih kuat kepada anak-anaknya.

“Selama pandemi, anak-anak tidak bertemu dengan teman-temannya. Selama itu, mungkin ada yang hilang, seperti rasa empati. Tapi dengan mengikuti kampanye ini, anak-anak senang karena ada bagian dari dirinya yang bisa ikut membahagiakan orang lain,” kata Mona, artis sekaligus presenter ini. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik, Lifebuoy)