FAMILY & LIFESTYLE

Mom of the Month: Cynthia Lamusu


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Cynthia Lamusu, anggota grup vokal Be3 berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 22 kg dalam waktu 5 bulan. Kunci keberhasilan dalam mengubah penampilannya ini adalah disiplin dan konsisten menjalani hidup sehat.

Konsep self love biasanya diartikan dengan bagaimana kita bisa menerima dan mencintai diri sendiri. Inilah yang juga diyakini Cynthia Lamusu (44). Namun seiring berjalannya waktu, konsep self love yang ternyata keliru dan lingkungan yang membuatnya merasa nyaman menimbulkan rasa tidak bahagia dalam dirinya.

Istri dari aktor Surya Saputra (47) ini akhirnya memutuskan untuk menjalani pola hidup sehat. Bukan semata untuk membuat penampilannya lebih baik, ibu dari Ataya Tatjana Aisyah Putri dan Atharva Bimasena Saputra ini ingin masa tuanya tetap sehat dan bahagia. Perubahan pola hidup yang ia jalani ini ternyata tidak hanya berpengaruh pada kesehatannya, tetapi juga bagaimana ia menjalani peran sebagai istri dan juga ibu dari kedua buah hatinya.

Seperti apa perjalanan Cynthia untuk bisa hidup lebih sehat? Apa saja tantangan yang dihadapinya saat berusaha #KalahinMager? Bagaimana pula kabar si kembar, Tatjana dan Bima? Yuk, simak wawancara eksklusif M&B bersama Cynthia Lamusu yang menjadi Mom of the Month Juni 2022 berikut ini!

Bagaimana keseruan mengurus Tatjana dan Bima?

Di usia mereka saat ini, sedang seru-serunya, nih. Kalau dulu mungkin lebih gampang mengurus si kembar karena yang lebih kelihatan vokal atau aktif itu kan Tatjana, sedangkan Bima lebih banyak mengalah. Tetapi saat ini Bima juga sudah mulai keluar karakternya dan ternyata dia lebih cranky. Misalnya, soal memilih mau pakai celana yang mana saja bisa berantem dulu, tidak mau dipilihin, maunya pilih sendiri. Sepatu juga maunya yang itu-itu saja.


Kenapa mengajak si kembar bernyanyi dan merilis lagu?

Kalau dibilang untuk mengarahkan mereka terjun di dunia musik dan menyimpan memori sebanyak-banyaknya bersama si kembar dengan mengeluarkan single sih, bisa jadi ya. Bonusnya mungkin hal ini bisa menjadi wadah untuk anak-anak mengenal seni. Cuma memang sebenarnya bikin project lagu itu tidak disengaja.

Awalnya di tahun 2018 saya hanya membuat lagu untuk anak-anak sebagai kado dan luapan kebahagiaan saya akan kehadiran mereka. Nah, ternyata Tatjana dan Bima suka dengan lagunya. Mereka sering menyanyikannya. Lalu di tahun 2020, ketika kemampuan menyanyi mereka sudah lebih baik, saya iseng mengajak mereka nyanyi dan ternyata mau. Jadilah lagu “Aku anak sehat” yang proses rekamannya dilakukan di kamar anak-anak di rumah. Kemudian saat ulang tahun mereka ke-5 di tahun 2021, mereka juga nyanyi lagu “Yummy in My Tummy”.

Nah, tahun ini saya sudah pasrah, kalau mereka bilang tidak mau nyanyi lagi, ya tidak apa-apa. Berarti sudah cukup sampai situ. Pokoknya kami tidak mengharuskan si kembar berkarier seperti papa mamanya, kami bimbing saja mereka sesuai minatnya.

Sudah 14 tahun menikah, bagaimana pasang surut menjalani rumah tangga bersama Surya?

Awal-awal pernikahan, sekitar tahun pertama sampai tahun ketiga, saya masih banyak baper, mungkin karena masih beradaptasi juga, ya. Jadi kalau ada masalah sedikit saya mewek. Masuk tahun keenam atau tujuh pernikahan, pokoknya sebelum hamil, itu justru menjadi tahun di mana kami menjadi dewasa. Bisa dibilang juga mungkin masa terlegowo ya, karena sudah sampai titik ikhlas, kalau pun Tuhan tidak menakdirkan kami punya buah hati, ya sudah kami habiskan sisa waktu berdua saja. Tapi Alhamdullilah Tuhan berkehendak lain, dan menganugerahkan kami si kembar.

Kalau sekarang, seiring bertambahnya usia dan semenjak perubahan pola hidup ini, jadi lebih enak lagi menjalani rumah tangga. Mungkin karena mood saya juga sudah lebih baik. Saat ini kalau ada masalah besar ya maunya dikecilin saja, masalah yang kecil, ya sudahlah. Jadi, mau masuk area baper atau ngambek tuh kayaknya sudah tidak ada energi untuk ke situ.

Semua memang ternyata kontrolnya ada di kita. Jadi dalam rumah tangga itu memang pilarnya adalah perempuan. Begitu ibunya tidak happy, aura di rumah juga pasti jadi murung. Sebaliknya kalau ibunya happy, pasti suasana rumah juga enak.

“Dalam rumah tangga itu memang pilarnya adalah perempuan. Begitu ibunya tidak happy, aura di rumah juga pasti jadi murung.”

Apa yang membuat Cynthia ingin menjalani pola hidup sehat seperti sekarang?Apa yang membuat Cynthia ingin menjalani pola hidup sehat seperti sekarang?

Selama ini tanpa sadar saya terlena dengan comfort zone. Lingkungan sekitar membuat saya nyaman. Suami tidak pernah komplain dengan bagaimana bentuk saya. Konsep self love yang saya yakini juga selama ini salah, di mana sebelumnya saya berpikir bahwa mencintai diri sendiri itu adalah menerima diri kita apa adanya. Tapi lama-lama saya merasa unhappy sendiri.

Selain itu, sinyal tubuh memang tidak bisa dibohongin, kan. Begitu saya general check up, wih kacau! Hasil check up saya ternyata lebih buruk dari hasil check up ibu saya yang usianya 73 tahun. Lalu saat melihat anak-anak yang masih kecil-kecil, saya pikir saya tidak bisa nih terlena dengan keadaan saat itu. Akhirnya saya memutuskan untuk menjalani hidup sehat. Pokoknya basic motivasinya bukan untuk kurus, goals-nya adalah ingin masa tua saya nanti hidup sehat dan bahagia.

“Motivasi saya bukan untuk kurus, goals-nya adalah ingin masa tua saya nanti hidup dengan sehat dan bahagia.”

Bagaimana dukungan suami saat menjalani hidup sehat ini?

Dia mendukung semua yang ingin saya lakukan, termasuk keinginan untuk lebih sehat. Selama saya happy menjalaninya, dia pasti mendukung. Walaupun sebenarnya ujian-ujian yang menggoda itu datangnya juga dari dia. Misalnya, saya diajak ngemil martabak jam 11 malam. Cuma saya harus tahan selera. Hal-hal seperti itu kalau kita tidak kuat iman juga bisa kebabalasan nanti.

Kenapa memilih bantuan dokter untuk menjalani pola hidup sehat?

Sebelumnya saya mencoba untuk menjalani hidup sehat ala saya sendiri, mulai dari mengurangi makan nasi, mencoba diet keto, dan olahraga sesempatnya saja. Tentu hasilnya tidak maksimal. Misal sudah turun 5 kg, eh nantinya naik lagi. Akhirnya kali ini saya memutuskan untuk lebih serius menjalani hidup sehat dengan didampingi ahli.

Saya memberanikan diri untuk konsultasi dengan salah satu dokter gizi yang juga dipercayai banyak teman-teman artis. Kenapa saya bilang memberanikan diri? Karena saat kita ke dokter berarti ada effort lebih dan dana lebih tentunya. Jadi kalau kita tidak niat dan melakukannya dengan benar, ya sayang, kan. Jadi setelah saya menyiapkan mental, dan adanya trigger mengapa saya ingin menjalani hidup sehat tadi, akhirnya saya ke dokter.

Bulan September lalu saya ke dokter, diatur pola makannya, dan mendapat wejangan serta pengetahuan baru yang sebelumnya saya tidak tahu. Misalnya ternyata kita tidak boleh skip makan, sehari harus makan 3 kali. Pokoknya saya jalani pola makan dengan benar, tidak ada cheating day, pantangan tidak saya langgar, dan olahraga harus dilakukan setiap hari. Jadi yang membuat saya sukses turun berat badan hingga 22 kg selama bulan belakang itu karena disiplin dan konsisten.

“Disiplin dan konsisten menjadi kunci sukses menjalani hidup sehat.”

Apa yang Anda rasakan setelah menjalani perubahan pola hidup?

Saya merasa jauh lebih sehat, mungkin karena metabolisme tubuh sudah mulai berjalan dengan baik. Tetapi yang paling terlihat adalah kualitas tidur. Dulu saya sempat mengalami insomnia, dan ternyata ini adalah biang kerok mengapa saya susah menurunkan berat badan, karena ternyata tidur itu sangat berpengaruh.

Sekarang saat akan menemani anak tidur, misalnya jam 9 malam, itu saya bisa sampai ikutan tidur dan bablas sampai pagi. Nah, paginya karena tidurnya cukup, otomatis tubuh akan terasa fit lalu siap untuk berolahraga.

Apa tantangan yang dihadapi saat Anda menjalani pola hidup yang lebih sehat?

Tantangan utamanya mungkin dari lingkungan sekitar. Seperti diajak ngemil malam-malam tadi. Lalu bagaimana saya harus konsisten dan berkomitmen untuk berolahraga setiap hari. Karena saya tahu bagaimana malas dan magernya saya yang dulu, jadi saya ingin membuat olahraga menjadi sebuah kebutuhan.

Bagaimana awal mula menciptakan lagu “Move It”?

Lagu “Move It” ini sebenarnya saya ciptakan tahun 2008, jadi memang sempat tersimpan lama. Nah, saat saya mencoba #KalahinMager biasanya saya pakai lagu disko jadul, lalu teringat punya demo lagu yang vibes-nya sama.

Jadilah saya ajak Kenny Gabriels membuat musiknya. Kemudian saya terpikir bagaimana agar lagu ini bisa lebih terisi dan menyampaikan pesan apa yang saya rasakan, yaitu spirit hidup sehat ini. Akhirnya saya masukkan unsur rap yang berisi kalimat motivasi yang dibawakan Kyriz Boogieman.

Bagi saya, lagu “Move It” ini sebagai reminder dan penyemangat untuk diri sendiri mungkin pas sedang malas atau kendur semangatnya. Jadi saat memutar lagu ini saya bisa langsung semangat lagi.

Mengapa memutuskan untuk meluncurkan buku?

Tak cukup dengan mengeluarkan single, saya juga membuat buku berjudul Move It supaya semangat hidup sehatnya bisa lebih kencang lagi. Peluncuran buku ini juga sebagai luapan kebahagiaan karena tidak menyangka saya bisa melakukan perubahan ini. Jadi semacam memberi reward atau penghargaan ke diri sendiri.

Tetapi karena saya tidak ingin merasa bahagia sendiri, saya pun berbagi kebahagiaan ini pada orang banyak lewat buku Move It. Lewat buku ini pula saya mengajak semua ibu untuk “bangun” dan bergerak, luangkan waktu untuk merawat diri dengan hidup sehat.

“Lewat buku Move it saya mengajak semua ibu untuk 'bangun' dan bergerak, luangkan waktu untuk merawat diri dengan hidup sehat.”

Ada tips untuk #KalahinMager?

Tips kompor #KalahinMager ala Mama Thia itu nomor satu niat. Kalau sudah niat tapi tidak dijalanin kan percuma. Nah, begitu ada niat, langsung kita jalanin pola hidup sehatnya, misalnya olahraga, hajar deh untuk cari keringat. Supaya tidak malas, olahraganya pakai lagu yang disesuaikan mood saja, mau salsa, R&B, dangdut, apa saja deh terserah.

Lakukan jenis olahraga yang sesuai mood. Mau pakai alat boleh, tidak pakai alat juga boleh. Tidak harus ke tempat yang menyediakan fasilitas olahraga saja dan jangan jadikan “tidak punya alat olahraga” menjadi alasan. Pokoknya usahakan minimal 30 menit untuk olahraga setiap hari. Lalu nanti bisa kita tambahkan lagi durasinya. (M&B/Vonda Nabilla/ND/Foto & Digital Imaging: Saeffie Adjie Badas/Hairdo: Rezy Andriati/@rezyandriati)