Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anda mungkin pernah mendengar asumsi yang mengatakan bahwa menyusui adalah alat kontrasepsi alami yang terbaik. Namun, benarkah demikian? Bisa dikatakan begitu, tetapi menurut Dr. Heather Skanes, MD, seorang obgyn di Birmingham, jika Anda berpendapat bahwa menyusui merupakan alat kontrasepsi alami, Anda perlu tahu bagaimana melakukannya dengan benar.
Hal ini disebut dengan lactational amenorrhea method (LAM) dan menurut penelitian dalam jurnal Clinical Obstetrics and Gynecology, LAM adalah metode yang cukup efektif untuk mencegah kehamilan.
Namun, agar metode tersebut bekerja secara efektif, 3 kriteria harus dipenuhi: Pertama, Anda tidak mengalami menstruasi sejak melahirkan; kedua, Anda sedang menyusui secara eksklusif (tidak diselingi dengan botol susu); dan ketiga, harus kurang dari 6 bulan pascapersalinan.
Mengapa? Sebab LAM jadi kurang efektif setelah 6 bulan pascapersalinan. Ini karena biasanya bayi Anda di sekitar usia 6 bulan sudah mendapatkan nutrisi tambahan dari makanan pendamping ASI (MPASI) dan frekuensi menyusui jadi berkurang yang bisa menyebabkan Anda kembali menstruasi dan/atau ovulasi.
Jadi, ketika 3 kriteria di atas tidak dipenuhi, tidak menutup kemungkinan jika Anda bisa hamil lagi saat menyusui. Nah, berikut ini tanda-tanda kehamilan yang mungkin muncul saat menyusui.
1. Anda memproduksi lebih sedikit ASI
Salah satu tanda kehamilan paling umum yang muncul saat menyusui adalah Anda mungkin memproduksi lebih sedikit ASI. Menurut Dr. Samantha Radford, Ph.D., ahli kimia dengan fokus pada kesehatan masyarakat, Anda mungkin mengalami penurunan suplai ASI di awal kehamilan yang disebabkan adanya perubahan hormonal.
Jadi, saat suplai ASI menurun, Anda bisa konsultasikan dengan dokter anak atau konsultan laktasi anak untuk memastikan bayi Anda tetap mendapatkan nutrisi yang ia butuhkan, atau Anda bisa periksakan diri ke dokter kandungan karena hal ini bisa menjadi tanda awal kehamilan.
2. ASI mengalami perubahan rasa
Selain produksi ASI yang berkurang, rasa ASI juga mungkin mengalami perubahan jika Anda hamil. Tanda kehamilan saat menyusui yang mungkin muncul adalah saat bayi Anda kurang tertarik atau enggan menyusu karena rasa ASI Anda mengalami perubahan. Perubahan ini bisa menyebabkan Si Kecil mungkin mulai menyapih mandiri dari ASI. Jadi, jika bayi Anda tiba-tiba enggan menyusu, Anda mungkin bisa melakukan tes kehamilan.
3. Payudara sakit saat disentuh
Jika puting payudara Anda tiba-tiba terasa sakit saat disentuh, itu bisa menjadi tanda awal kehamilan. Menurut Early Pregnancy Signs, salah satu tanda awal kehamilan yang mungkin dialami wanita menyusui adalah nyeri payudara dan puting terasa sakit. Akan tetapi, tanda kehamilan ini mungkin bisa sedikit bias dengan tanda PMS. Jadi ketika muncul nyeri payudara disertai dengan tanda lainnya, Anda mungkin bisa melakukan tes kehamilan.
4. Mengalami kelelahan
Kelelahan merupakan tanda umum kehamilan pada ibu menyusui. Kehamilan pada ibu menyusui memberikan tekanan tambahan pada tubuh yang bisa menyebabkan Anda merasa lebih lelah dan mengantuk daripada biasanya. Selain itu, di awal kehamilan, peningkatan hormon kehamilan juga dapat menyebabkan peningkatan rasa lelah.
Cara sederhana untuk mengatasi kelelahan secara alami adalah dengan mengonsumsi makanan kaya protein, melakukan olahraga ringan, dan minum banyak air putih. Tidur siang juga bisa membantu meringankan kelelahan terkait kehamilan.
5. Morning sickness
Mual di pagi hari atau morning sickness bisa menjadi tanda kehamilan lainnya. Hal ini karena saat Anda hamil, tubuh mengalami lonjakan hormon human chorionic gonadotropin (hCG), dan itu bisa membuat Anda merasa sangat mual.
Jadi, sangat penting bagi Anda untuk makan dengan baik karena Anda perlu memberikan makanan dan nutrisi kepada dua bayi secara bersamaan serta mempertahankan energi dan kesehatan Anda sendiri.
6. Sangat haus dan kelaparan
Pada saat menyusui, Anda mungkin sering merasa haus karena bayi Anda akan mengonsumsi sebagian cairan yang Anda konsumsi. Tetapi bagaimana jika Anda hamil saat menyusui? Tentu saja, itu bisa meningkatkan rasa haus Anda karena kedua bayi Anda membutuhkan cairan.
Selain itu, Anda mungkin juga akan mengalami peningkatan rasa lapar saat menyusui. Namun, jika Anda mengalami lonjakan rasa lapar yang signifikan disertai dengan beberapa tanda kehamilan lainnya, maka besar kemungkinan Anda hamil lagi, Moms.
Oleh karena itu, sangat penting untuk minum banyak air dan mengonsumsi makanan bergizi guna memastikan kebutuhan cairan dan nutrisi harian kedua bayi Anda dan Anda sendiri terpenuhi.
Selain makan makanan yang bergizi, Anda juga sebaiknya mengonsumsi vitamin prenatal dan meningkatkan jumlah kalori harian Anda agar janin tumbuh dengan baik. Ini juga penting untuk mencegah gangguan dalam suplai ASI untuk bayi Anda.
Lantas, amankah menyusui saat hamil?
Anda mungkin bertanya-tanya, amankah menyusui saat hamil? Tidak usah khawatir, menurut Dr. Radford, sangat mungkin untuk terus menyusui ketika hamil, tetapi mungkin Anda akan sulit mempertahankan suplai ASI yang cukup untuk menyusui eksklusif. Anda mungkin bisa mengombinasikan antara ASI dan susu formula serta makanan pendamping ASI untuk memastikan terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan bayi Anda.
Namun, ada beberapa kasus di mana dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk berhenti menyusui saat hamil, antara lain:
- Kehamilan memiliki risiko tinggi mengalami keguguran.
- Adanya inkompetensi serviks atau kondisi ketika leher rahim (serviks) membuka terlalu awal pada kehamilan.
- Setelah trimester kedua kehamilan, ketika kebutuhan bayi di dalam kandungan meningkat secara signifikan dan bisa dengan mudah membuat Anda merasa sangat lelah.
- Selama trimester terakhir kehamilan ketika adanya stimulasi puting dapat menyebabkan kontraksi.
Jika Anda hamil saat masih dalam masa menyusui, sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan bayi Anda yang masih menyusu dan bayi Anda yang masih di dalam kandungan serta Anda sendiri.
Keputusan untuk melanjutkan menyusui atau tidak adalah sesuatu yang harus Anda ambil setelah mengevaluasi semua aspek dan Anda mungkin perlu mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter. Pada akhirnya, penting untuk tidak harus merasa bersalah atau menyesal tentang semua ini, misalnya Anda tidak sanggup lagi memberikan ASI eksklusif, di kemudian hari. (M&B/Fariza Rahmadinna/SW/Foto: Senivpetro/Freepik)