Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Susu merupakan salah satu minuman bergizi yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Tak hanya anak-anak, orang dewasa juga dianjurkan untuk mengonsumsi susu setiap harinya.
Segelas susu yang dikonsumsi, diketahui mengandung banyak sekali zat gizi seperti kalsium, fosfor, vitamin B, vitamin D, dan kalium. Namun sayangnya, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih rendah dibandingkan beberapa negara tentangga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2020, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16,27 kg/kapita/tahun. Angka tersebut masih jauh lebih sedikit di bawah rata-rata konsumsi susu negara tetangga seperti Malaysia 26,2 kg/kapita/tahun, Myanmar 26,7 kg/kapita/tahun, dan Thailand 22,2 kg/kapita/tahun.
Rendahnya tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia diakibatkan oleh rendahnya populasi sapi perah di Indonesia. Hingga 2021, tercatat populasi sapi perah hanya 584.582 ekor, dengan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) pertahun sebesar 997,35 ribu ton/tahun. Jumlah sebesar itu baru mencukup 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton/tahun.
Penyebab rendahnya konsumsi susu di Indonesia
Tak hanya itu, rendahnya minat masyarakat untuk mengonsumsi susu juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain. Dalam acara virtual #BeraniMinumSusu Bersama MilkLife Bebas Laktosa, Dr. Arif Sabta Aji, dokter ahli gizi, menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi susu.
“Pertama rendahnya minat masyarakat untuk minum susu bisa disebabkan karena harga susu yang terlalu mahal bagi beberapa kalangan. Kedua, minum susu bukanlah budaya bagi masyarakat Indonesia karena tidak dikenalkan dan dibiasakan sejak kecil, serta pemahaman masyarakat yang menganggap susu merupakan minuman yang bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak saja. Padahal susu baik dikonsumsi untuk segala kelompok usia, baik remaja, dewasa maupun lansia,” jelas dr. Arif.
Selanjutnya, kemungkinan banyaknya masyarakat yang mengidap intoleransi laktosa juga bisa menjadi penyebab rendahnya tingkat minum susu di Indonesia. Intoleransi laktosa ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan enzim laktase yang diproduksi oleh tubuh untuk membantu mencerna laktosa dalam sistem pencernaan tubuh manusia.
Intoleransi Laktosa Tidak Sama dengan Alergi Susu!
Sayangnya tak sedikit masyarakat yang menyadari bahwa ia mengidap intoleransi laktosa dan tak jarang menyamakannya dengan alergi susu. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Menurut dr. Arif perbedaan intoleransi laktosa dan alergi susu terletak pada bagaimana respons tubuh kita.
“Kalau intoleransi laktosa berarti kita dilahirkan memiliki kecenderungan enzim laktase yang tidak cukup untuk mengonversi laktosa dari susu sapi untuk diubah dalam bentuk sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa di saluran pencernaan kita. Sedangkan kalau alergi susu disebabkan oleh respons sistem imun tubuh kita yang berlebihan karena protein susu yang dikonsumsi,” paparnya.
Intoleransi laktosa menimbulkan gejala yang mengarah pada masalah saluran pencernaan, misalnya menyebabkan diare saat pengidapnya mengonsumsi susu. Sedangkan seseorang yang mengalami alergi susu memiliki gejala ruam atau gatal-gatal pada kulit saat mengonsumsi susu.
Menurut dr. Arif, pengidap intoleransi laktosa masih bisa mengonsumsi susu sapi. Namun ia menyarankan untuk mengonsumsi susu yang bebas laktosa. “Susu yang bebas laktosa yaitu susu yang sudah diproses sebelumnya, sehingga kandungan laktosa dalam susu tersebut tidak begitu tinggi atau bahkan bisa bebas laktosa. Sehingga saat mengonsumsi susu tersebut tidak timbukl efek yang menganggu saluran pencernaan kita,” ungkapnya.
Solusi untuk pengidap intoleransi laktosa
Bagi pengidap intoleransi laktosa, kini Anda tak perlu khawatir untuk mengonsumsi susu. MilkLife menghadirkan susu bebas laktosa rasa mocha yang kaya akan gizi seimbang, kualitas tinggi, dan rasa susu yang nikmat.
MilkLife susu bebas laktosa sudah melalui proses pengolahan enzimatis atau menambahkan enzim laktase ke dalam susu sapi biasa, sehingga aman untuk dikonsumsi bagi Anda yang mengalami intoleransi laktosa.
Sebagai informasi, dalam memproduksi susu MilkLife, PT. Global Dairi Alami menghasilkan susu dari peternakan sendiri yang mengusung konsep From Farm to Table, yaitu mulai dari produksi susu, hingga pendistribusian sampai di meja konsumen.
Kandungan gizi dan kesegaran susu MilkLife dihasilkan dari jenis sapi Friesian Holstein yang dirawat dengan sangat baik, mulai dari kualitas makanan sapi hingga peternakan yang dikelola dengan teknologi modern.
Jadi sekarang, pastikan Anda #BeraniMinumSusu! Bila kita rutin minum susu setiap harinya, tentunya akan banyak manfaat yang didapatkan dan bisa meningkatkan kualitas kesehatan serta kebugaran tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Foto: Jcomp/Freepik, Instagram @milklife.id)