Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Memastikan bayi tidur dengan aman, nyaman, dan nyenyak, tentu menjadi perhatian bagi banyak orang tua. Terlebih lagi jika Si Kecil masih di bulan-bulan awal kehidupannya.
Karena itu, tak sedikit orang tua yang menganggap bahwa memberikan bantal khusus bayi bisa memberikan kenyamanan ekstra agar tidur Si Kecil makin pulas. Selain itu, bantal bayi juga dipercaya bisa mencegah kepala bayi menjadi peyang atau mengalami flat head syndrome.
Baca juga: Mengapa Bayi Susah Tidur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Namun, apakah hal tersebut sudah terbukti benar? Yuk, ketahui jawabannya bersama dengan membaca penjelasan lengkapnya berikut ini, Moms!
Lebih banyak risiko dibandingkan manfaatnya
Mungkin bagi banyak orang dewasa, bantal adalah instrumen tidur yang sangat penting. Dengan bantal yang tepat, tidur dapat terasa lebih nyaman dan lelap. Selain itu, penggunaan bantal juga bisa menjadi penting jika seseorang memiliki kondisi medis tertentu, seperti sleep apnea atau GERD (gastroesophageal reflux disorder).
Sayangnya, hal ini tak berlaku sama pada bayi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar bayi tidur tidak menggunakan bantal. American Academy of Pediatrics (AAP) bahkan memberikan rekomendasi agar orang tua menunggu hingga anak berusia 2 tahun untuk memberikannya bantal saat tidur.
Pasalnya, bantal dianggap tidak aman bagi bayi. Beberapa hal yang bisa disebabkan oleh bantal buat bayi, yakni:
- Meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) pada bayi
- Bisa menyebabkan bayi menjadi kepanasan
- Berpotensi menyebabkan leher menjadi terkilir atau keseleo
- Membatasi ruang gerak bayi untuk pindah posisi dan bergerak
- Meningkatkan risiko tersedak akibat isi bantal yang bisa keluar
- Bisa memicu tersedak akibat muntahannya sendiri, karena bayi kesulitan membalikkan kepalanya saat gumoh atau muntah.
Pada tahun 1994, National Institute of Child Health and Human Development mengenalkan kampanye “Back to Sleep” untuk menyebarkan kesadaran tentang lingkungan tidur yang aman bagi bayi.
Rekomendasinya adalah agar bayi tidur telentang di kasur atau alas tidur yang rata tanpa mainan, bantal, ataupun selimut. Dan faktanya, kampanye ini ampuh untuk menurunkan angka kematian bayi di ranjang di Amerika Serikat.
Baca juga: Hati-hati Menidurkan Bayi! Ini Posisi Tidur yang Berbahaya bagi Si Kecil
Apakah bantal bayi bisa bermanfaat mencegah kepala peyang?
Apakah Moms memberikan bantal bayi untuk menghindari kepala Si Kecil jadi peyang? Kenyataannya, kepala bayi bisa menjadi peyang atau rata di satu sisi tertentu disebabkan oleh posisi tidur bayi yang tak berubah-ubah.
Namun alih-alih memberikan bantal bayi, Moms bisa memiringkan atau menggerakkan kepala Si Kecil secara berkala saat ia tidur, menggendong Si Kecil sesering mungkin, dan memberikan tummy time secara rutin.
Selain itu, kepala bayi yang peyang sebagian besar disebabkan oleh infant torticollis alias kondisi otot leher yang menegang. Ketika bayi tidak memiliki kontrol yang baik terhadap otot lehernya, maka hal ini bisa mendorongnya untuk memiringkan kepalanya ke satu sisi saja saat tiduran. Kondisi ini bisa menyebabkan kepala Si Kecil menjadi tidak simetris. Kebanyakan kasus gangguan kesehatan ini dimiliki sejak lahir. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Valuavitaly/Freepik)