FAMILY & LIFESTYLE

Gangguan Kelenjar Bartholin, Pemicu Rasa Tak Nyaman saat Bercinta


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Semua pasangan tentunya ingin mencapai kepuasaan saat bercinta. Namun, ada sejumlah faktor yang bisa mengganggu kenikmatan kala berhubungan seks, salah satunya adalah masalah pada kelenjar Bartholin.

Baca juga: Sakit Kepala saat Bercinta? Anda Mungkin Menderita Coital Cephalgia

Apa yang dimaksud dengan kelenjar Bartholin?

Kelenjar Bartholin sendiri merupakan sepasang organ kecil yang berada di bawah lipatan bibir vagina (labia). Kelenjar ini berperan dalam mengeluarkan cairan untuk melembapkan dan melumasi bagian luar vagina. Cairan ini keluar dari saluran Bartholin yang berada di mulut vagina.

Namun, ada kalanya saluran dan kelenjar Bartholin mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik. Hal ini pun bisa memicu munculnya rasa nyeri di area vagina sehingga dapat mengganggu kenikmatan dalam berhubungan seks.

Sebagai catatan, organ ini dinamakan kelenjar Bartholin karena orang yang pertama kali mengidentifikasinya adalah seorang ahli anatomi asal Denmark, Caspar Bartholin (1655-1738).

Baca juga: Rasa Nyeri saat Berhubungan Intim, Waspada Dispareunia!

Gangguan pada kelenjar Bartholin

Adanya gangguan pada kelenjar Bartholin bisa menimbulkan rasa nyeri bagi penderitanya. Pada umumnya, gangguan kelenjar Bartholin bisa hilang dengan sendirinya. Namun, dalam kondisi yang parah, rasa nyeri bisa sangat mengganggu sehingga mengakibatkan penderitanya kesulitan bergerak atau berjalan.

Setidaknya ada 2 gangguan yang bisa terjadi pada kelenjar Bartholin, yaitu:

1. Kista kelenjar Bartholin

Kondisi ini terjadi ketika saluran Bartholin tersumbat sehingga terjadi penumpukan cairan pada kelenjar Bartholin. Sejauh ini, belum diketahui secara pasti mengapa kista kelenjar Bartholin bisa terjadi. Akan tetapi ada dugaan, kondisi tersebut disebabkan adanya cedera, iritasi, atau pertumbuhan kulit ekstra di area vulva vagina. Kista kelenjar Bartholin pada umumnya dapat hilang dengan sendirinya, berukuran kecil, dan tidak terasa nyeri.

2. Abses kelenjar Bartholin

Abses kelenjar Bartholin terjadi ketika kelenjar atau saluran ini terinfeksi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, pembengkakan, adanya lendir yang kental, atau komplikasi dari penyakit menular seksual.

Infeksi bakteri dapat disebabkan oleh bakteri E. coli atau bakteri penyebab penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Infeksi juga bisa terjadi dalam hitungan hari dan menyebabkan sejumlah gejala, antara lain:

  • Benjolan lunak, nyeri, dan kemerahan di area vulva.
  • Sakit saat berjalan, duduk, atau berhubungan seks.
  • Tubuh demam atau menggigil.
  • Nyeri yang parah dan membuat sulit untuk berjalan, duduk, atau bergerak.
  • Keluar cairan dari benjolan.

Biasanya kista atau abses kelenjar Bartholin hanya terjadi pada salah satu sisi mulut vagina. Gangguan kelenjar Bartholin yang disebabkan oleh infeksi perlu segera mendapat penanganan yang tepat. Jika dibiarkan, infeksi bisa saja menyebar ke bagian tubuh lain, seperti pembuluh darah, dan menyebabkan septikemia.

Penanganan gangguan kelenjar Bartholin

Ada sejumlah tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan kelenjar Bartholin, sesuai dengan tingkatan keparahannya, antara lain:

1. Berendam air hangat.Merendam vagina hingga panggul dan bokong di dalam air hangat beberapa kali dalam sehari, selama 3-4 hari, disinyalir mampu membantu memecahkan dan mengeringkan kista kecil yang terinfeksi.

2. Mengeringkan kista.Operasi dilakukan untuk mengeringkan kista yang terinfeksi atau mengangkat kista yang berukuran sangat besar.

3. Pemberian antibiotik.Obat antibiotik bisa diberikan untuk mengobati kista yang terinfeksi bakteri atau mengobati infeksi menular seksual. Tapi biasanya antibiotik tidak diperlukan jika cairan di dalam benjolan dikeringkan dengan benar.

4. Marsupialisasi.Marsupialisasi adalah suatu prosedur di mana dokter menyayat kista kelenjar Bartholin, kemudian menjahit tiap sisi sayatan kista pada bagian di sekitarnya untuk mengeluarkan cairan yang tersumbat.

5. Operasi.Dalam beberapa kasus yang sangat jarang terjadi, dokter bisa saja mengangkat kelenjar Bartholin dengan cara operasi. Biasanya prosedur ini dilakukan apabila penanganan lain tidak berhasil.

Bisakah dicegah?

Gangguan kelenjar Bartholin terkadang muncul tanpa bisa dicegah. Akan tetapi, Anda bisa mengurangi risiko terjadinya masalah ini dengan melakukan beberapa langkah berikut:

  • Menjaga kebersihan organ wanita
  • Melakukan hubungan seks yang aman
  • Mengonsumsi cukup cairan.

Satu hal yang tak kalah penting, Anda juga perlu memperhatikan kesehatan alat reproduksi Anda, termasuk vagina. Segera berkonsultasi dengan dokter apabila Anda menemukan benjolan yang terasa sakit pada mulut vagina, khususnya jika gangguan tersebut tak kunjung mereda meski sudah diobati.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Vagina Usai Berhubungan Intim

(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Wayhomestudio/Freepik)