Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moisturizer atau pelembap adalah instrumen penting dalam rangkaian proses perawatan kulit, baik kulit wajah maupun kulit tubuh secara keseluruhan. Pasalnya, kulit perlu selalu lembap agar terhindar dari berbagai macam masalah, seperti keriput maupun warna kulit yang tak merata. Tetapi ada kalanya, kulit tetap bermasalah meski Anda rutin menggunakan pelembap. Nah, hal ini bisa disebabkan oleh pemakaian jenis pelembap yang kurang tepat, Moms.
Dalam acara peluncuran Bio-Oil Skincare Oil (Natural) pada tanggal 25 November lalu, dr. Arini Widodo, Sp.KK., dokter spesialis kesehatan kulit dan kelamin, menjelaskan pentingnya memilih pelembap yang tepat berdasarkan permasalahan dan tipe kulit. Soalnya, pada dasarnya terdapat 3 jenis pelembap dengan fungsi dan manfaat yang berbeda pula. Mau tahu lebih banyak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Humektan
“Humektan berfungsi untuk menarik air,” tutur dr. Arini. Artinya, pelembap humektan bekerja dengan mengekstrak maupun menarik air dari lingkungan sekitar kulit agar dapat diserap oleh kulit. Biasanya, produk pelembap humektan menjadikan air sebagai bahan utamanya.
Pelembap humektan sering ditemukan dalam rupa gel, krim, dan dibuat tanpa minyak. Teksturnya sangat ringan sehingga mudah diserap kulit. Oleh karena itu, pelembap jenis ini sangat cocok bagi pemilik kulit berminyak atau kombinasi. Dilansir dari Insider, pelembap humektan juga sering mengandung glycerin, hyaluronic acid, dan propylene glycol.
Emolien
“Pelembap emolien bekerja dengan mengisi celah-celah pada kulit,” kata dr. Arini. Pelembap tipe ini bekerja dengan mengganti lipid kulit dan mengisi ruang kosong antar sel kulit sehingga mendorong pembentukan skin barrier. Oleh karena itu, pelembap emolien mampu membantu memperbaiki kulit yang sedang mengalami masalah, seperti psoriasis atau dermatitis atopik.
Teksturnya lebih tebal daripada pelembap humektan, jadi dapat ditemukan dalam bentuk krim kental, balm, maupun minyak. Biasanya pelembap emolien dibuat dari bahan dasar minyak, sehingga mampu menggantikan lipid kulit yang hilang dengan efektif. Beberapa contoh bahan yang sering digunakan sebagai pelembap emolien adalah shea butter, cocoa butter, mineral oil, dan octyldodecanol.
Oklusif
Berbeda dengan pelembap humektan, pelembap oklusif berfungsi untuk menjaga kelembapan kulit dengan mencegah penguapan air pada kulit. Cara kerjanya, pelembap ini membentuk tameng di atas permukaan kulit agar kadar air pada kulit dapat terkunci dengan baik. Oleh karena itu, teksturnya cenderung tebal dan berat.
Pelembap oklusif sering ditemukan dalam rupa minyak, meski juga bisa ditemukan dalam rupa paraffin, petrolatum, lanolin, shea butter, maupun cocoa butter. “Minyak yang sering kita pakai untuk pelembap oklusif adalah natural oil,” tutur dr. Arini. Natural oil sendiri bisa dibuat dari tanaman maupun hewan. Natural oil dari tanaman merupakan jenis minyak yang banyak digemari, karena kandungannya kaya akan zat yang baik untuk kesehatan kulit, seperti antioksidan maupun vitamin.
Jadi selain untuk menjaga kelembapan, natural oil juga sering digunakan untuk merevitalisasi kesehatan kulit dan membantu proses penyembuhan. Mengingat tekstur dan cara kerjanya, pelembap oklusif sangat cocok bagi kulit yang kering, ekstra kering, maupun yang sering mengalami masalah kulit seperti eksim. Namun pelembap ini tidak cocok bagi kulit yang berminyak maupun yang mudah berjerawat, karena dapat menutup pori-pori kulit. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Jcomp/Freepik)