BUMP TO BIRTH

Waspada Gejala dan Komplikasi Preeklampsia Selama Kehamilan


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Di masa kehamilan, penting bagi Moms untuk menjaga kesehatan agar tidak terjadi masalah yang berbahaya, seperti preeklampsia. Preeklampsia sendiri merupakan kondisi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine. Gangguan ini tidak hanya dialami saat hamil, tapi juga saat melahirkan dantidak lama setelah melahirkan.

Tentu ada gejala-gejala yang muncul apabila bumil mengalami preeklampsia. Karenanya, deteksi dini yang bisa dilihat dari kondisi tekanan darah akan sangat membantu mencegahnya menjadi lebih buruk. Jadi, risiko berbahaya juga bisa diredam, seperti komplikasi dan bahaya lainnya yang bisa mengancam keselamatan nyawa ibu dan janin.

Penyebab dan tanda preeklampsia

Ada beberapa penyebab yang bisa meningkatkan risiko preeklampsia pada ibu hamil. Faktor-faktor tersebut di antaranya:

  • Hamil pertama kali.
  • Ada riwayat penderita preeklampsia dalam keluarga.
  • Kelebihan berat badan.
  • Mengandung saat usia di atas 40 tahun atau di bawah 20 tahun.
  • Berjarak 10 tahun dari kehamilan sebelumnya.
  • Menderita tekanan darah tinggi, diabetes, atau memiliki ginjal yang bermasalah.
  • Mengandung bayi kembar dua atau lebih.

Pada kehamilan normal, kondisi pembuluh darah akan mengendur. Sedangkan pada penderita preeklampsia, pembuluh darah justru menegang hingga aliran darah berkurang. Kondisi ini bisa mengakibatkan penyempitan hingga munculnya racun pada darah.

“Menegangnya pembuluh darah ini dapat mengancam jiwa bayi karena dikhawatirkan bayi akan kekurangan pasokan darah dari ibunya hingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini menyebabkan bayi harus segera dilahirkan jika serangan sangat parah," ujar dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG, dari RS Omni Medical Center, Jakarta Timur.

Ada sejumlah gejala preeklampsia yang perlu Moms waspadai, yakni:

1. Sakit kepala yang tak kunjung hilang meski sudah mengonsumsi obat tertentu.

2. Sering merasa tidak enak badan, yang berbeda dengan morning sickness. Kondisi ini terjadi pada bumil bahkan setelah melalui trimester pertama.

3. Kenaikan berat badan mendadak, yaitu dalam kurun waktu 2 hingga 7 hari. Hal ini disebabkan adanya penumpukan cairan berlebih di dalam tubuh atau yang lebih sering disebut sebagai retensi cairan.

4. Edema atau pembengkakan yang terjadi tiba-tiba, bisa di area wajah, mata, hingga tangan. Jika kondisi lebih parah, maka saat Anda menekan bagian tubuh yang bengkak, bagian tubuh itu tidak lekas kembali seperti sedia kala, serta terjadinya perubahan warna kulit kaki.

5. Perubahan daya penglihatan akibat pembengkakan pada otak (cerebral edema) atau terjadinya iritasi pada sistem saraf sentral. Kondisi ini diiringi dengan munculnya sensasi cahaya yang berkedip, bayangan berwarna-warni, sensitif terhadap cahaya, atau pandangan yang buram.

6. Rasa sakit di bawah rusuk yang dikenal dengan epigastric pain atau upper right quadrant (URQ) pain. Menurut Preeclampsia Foundation, kondisi ini sering dikira sebagai heartburn, masalah kandung kemih, flu, atau rasa sakit akibat tendangan bayi. Selain itu, dapat juga timbul rasa sakit di pundak, seperti sedang dicubit dengan keras atau terasa sakit bila tertidur pada sisi kanan tubuh.

Komplikasi akibat preeklampsia

Apabila tekanan darah Moms tidak segera dikontrol hingga terjadi preeklampsia, maka Anda bisa mengalami komplikasi di masa kehamilan. Risiko komplikasi ini bisa dialami ibu maupun janin, antara lain:

  • Eklampsia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang)
  • Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
  • Penyakit jantung
  • Gangguan pembekuan darah
  • Solusio plasenta
  • Stroke hemoragik
  • Sindrom HELLP
  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Lahir prematur
  • Lahir dengan berat badan rendah
  • Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS).

Agar berbagai kondisi berbahaya ini bisa dihindari dan diatasi dengan tepat, Moms perlu berkonsultasi sesegera mungkin dengan dokter kandungan dan ahli medis lainnya. Hal ini akan bisa menyelamatkan Anda dan janin hingga proses persalinan dapat berjalan lancar. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Wavebreakmedia_micro/Freepik)