BABY

11 Tanda Bayi Mengalami Overstimulasi dan Cara Mengatasinya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Bayi memerlukan stimulasi agar perkembangan semua aspeknya bisa berlangsung dengan optimal. Namun, stimulasi perlu diberikan dengan tepat dan secukupnya, karena jika berlebihan Si Kecil malah jadi merasa tidak nyaman dan terganggu.

“Overstimulasi terjadi Ketika bayi atau anak mengalami stimulasi yang melebihi kapasitasnya,” tutur Dr. Kevin Kathrotia, dokter spesialis anak dan ahli neonatal, seperti dikutip dari Healthline. Menurutnya, overstimulasi pada bayi cenderung sering terjadi, terutama pada bayi berusia 2 minggu hingga 4 bulan.

Untuk itu, mengetahui tanda bayi mengalami overstimulasi dan langkah penanganannya yang tepat sangatlah penting. Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms!

Tanda bayi mengalami overstimulasi

Overstimulasi bisa tampak berbeda pada setiap bayi. Namun, ada beberapa tanda umum yang bisa Anda temukan pada Si Kecil jika ia mengalami overstimulasi, yakni:

  • Menangis lebih keras
  • Menolak Anda sentuh atau mengalihkan wajahnya dari Anda
  • Ingin digendong
  • Ingin menyusu lebih sering
  • Rewel atau susah kalem
  • Mengepalkan tangan atau melambai-lambaikan tangan dan kakinya
  • Tampak ketakutan
  • Menunjukkan tantrum
  • Bergerak dengan heboh
  • Terlihat sangat letih
  • Berusaha menenangkan diri sendiri, seperti mengisap jari atau tangan.

Penyebab overstimulasi pada bayi

Beberapa hal umum yang menyebabkan overstimulasi pada bayi, antara lain:

1. Lingkungan. Beberapa bayi bisa merasa sangat lelah oleh suara, keramaian, cahaya yang terang, atau tempat yang berwarna-warni.

2. Paparan dari layar. Televisi, ponsel, dan gawai lainnya bisa sangat berlebihan untuk dapat diproses otak bayi, setidaknya hingga ia berumur 18 bulan. Karena itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar paparan dari layar gawai dihindari hingga anak berusia 2 tahun.

3. Terlalu banyak aktivitas. Melakukan banyak aktivitas bisa membuat berbagai indra Si Kecil kewalahan alias overstimulasi.

4. Tidak tidur siang atau telat tidur malam.

5. Gangguan pada rutinitas. Hidup bayi masih sangat bergantung pada kebiasaan dan rutinitas. Karena itu, perubahan pada jadwal aktivitasnya terkadang bisa membuat Si Kecil rewel.

6. Terlalu banyak orang. Sebagian bayi bisa merasa senang bertemu dengan banyak orang, tapi sebagian lainnya bisa merasa mudah lelah jika melakukannya.

7. Suhu. Berada di tempat yang bersuhu terlalu dingin atau panas bisa memberikan stimulasi yang berlebihan terhadap berbagai indra Si Kecil.

8. Masa tumbuh gigi. Meski temporer, proses tumbuh gigi bisa membuat Si Kecil rewel dan menurunkan toleransinya terhadap berbagai stimulasi.

9. Kondisi medis tertentu. Sebagai contoh, anak dengan kondisi autis cenderung memiliki sistem sensori yang lebih sensitif, sehingga cahaya, suara, sentuhan, aroma, dan rasa bisa dengan mudah membuatnya kewalahan.

Cara menenangkan bayi yang mengalami overstimulasi

Berikut ini beberapa cara yang bisa Moms lakukan jika Si Kecil mengalami overstimulasi:

1. Jauhkan Si Kecil dari keramaian dan tempat terang. Jika kesulitan untuk mencari tempat yang tenang, Moms bisa matikan sumber suara, meminta orang-orang di sekitar untuk berbicara lebih pelan, atau mematikan lampu.

2. Bedong Si Kecil untuk memberikan rasa nyaman dan aman yang ekstra.

3. Tenangkan Si Kecil dengan white noise atau suara mendesis kecil.

4. Gendong atau peluk Si Kecil. Namun jika ia menolak pelukan atau gendongan, maka Anda bisa biarkan Si Kecil tenang dengan sendirinya di area yang aman baginya, seperti kasurnya atau stroller.

Segera periksakan ke dokter jika perilaku dan reaksi Si Kecil terlalu berlebihan atau sulit dikontrol, karena hal ini bisa menandakan adanya kondisi lain pada bayi Anda, Moms. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)