Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Masa praremaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju remaja. Usia yang tergolong praremaja adalah 8-12 tahun, di mana buah hati Anda sudah bukan anak-anak, tapi juga belum remaja. Usia ini cukup menantang, terlebih anak usia praremaja sudah mulai menunjukkan tanda-tanda awal pubertas (seperti tumbuh payudara pada anak perempuan dan tumbuh rambut pubis pada anak laki-laki).
Selain perubahan fisik, anak praremaja juga menunjukkan karakteryang sangat khas. Ia mulai berubah dari Si Kecil yang selalu ditemani orang tua, menjadi sosok mandiri dan punya pemikirannya sendiri. Apa saja karakterkhas anak praremaja yang perlu Moms ketahui? Let’s read on, Moms!
1. Mencari identitas diri
Jangan kaget kalau kepribadian anak praremaja sering berganti-ganti setiap minggunya. Mungkin anak Anda jadi sosok pemimpin di minggu ini, pengikut di minggu depannya, dan pemberontak di minggu depannya lagi. Ini karena anak praremaja pun sudah mulai mencari identitas yang dirasa paling pas mewakili dirinya. Pencarian identitas ini bukan sekadar memilih gaya pakaian yang cocok lho Moms, ia juga mencari gaya bicara, humor, dan cara merespons orang lain.
2. Merisaukan pendapat orang lain
Perkembangan kognitif anak turut memengaruhi cara berpikir anak di usia praremaja. Anak usia ini mulai mengembangkan kemampuan untuk menyadari pendapat orang lain akan dirinya. Anak praremaja bisa tiba-tiba berubah sikap karena tidak ingin dicap jelek oleh orang lain, ia ingin diterima, tidak mau disisihkan, dan sering membandingkan dirinya dengan anak lain seusianya.
Di sini ia sadar kalau selama ini ada orang lain yang menghakimi segala hal yang ia lakukan, dan inilah fase yang menentukan rasa percaya dirinya itu. Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan agar orang tua tidak mengkritik atau membanding-bandingkan antarremaja.
3. Senang eksplorasi
Menurut IDAI, senang eksplorasi merupakan salah satu karakter remaja. Sikap ini mulai muncul sejak masa praremaja juga, Moms. Arti suka eksplorasi ini bisa luas, baik dalam arti menyukai kegiatan penjelajahan, hingga suka eksplorasi hal dan sikap baru terkait pencarian identitas diri. Untuk itu, akan lebih baik jika Moms mengenalkan anak pada hal-hal baru yang positif dan mungkin disukainya, seperti kursus olahraga atau kesenian sesuai dengan minatnya.
4. Imajinasi tinggi
IDAI menyebutkan kalau remaja mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. Dalam hal ini, salah satu pemicunya bisa jadi karena adanya tekanan dari anak-anak seusianya (peer pressure) yang membuat anak praremaja Anda merasa harus berusaha keras agar diterima di pergaulan. Ia merasa dengan membual bisa membuat dirinya lebih disukai. Hal ini tentunya tidak boleh dibiarkan karena bisa menimbulkan masalah baru pada kehidupan sosialnya.
5. Suka berdebat
Semakin bertambah usia anak, tentu saja kecerdasannya juga bertambah. Di usia praremaja, anak juga sudah mulai bisa berpikir mandiri dan mengeluarkan pendapatnya sendiri tanpa intervensi orang tua. Jadi, sangat wajar jika anak mulai suka mendebat segala omongan Anda. Dan melabeli anak dengan sebutan pembangkang, tidak sopan, atau sok tahu, tentu saja bukan solusinya.
Cobalah pahami maksud anak dan beri jawaban yang logis. Anak di usia praremaja menuntut segalanya serba logis, karena ia bukan lagi anak kecil yang bisa diberi jawaban tak realistis setiap kali melontarkan pertanyaan kikuk.
6. Suka tantangan
Usia praremaja adalah usia yang menyenangkan, karena ia sudah tidak dianggap anak kecil, suka mandiri, dan kepekaan intelektualnya meroket tinggi. Semua ini bikin anak punya rasa ingin tahu yang tinggi dan suka diberi tantangan baru.
Untuk itu, Moms bisa memberinya tantangan positif buat mencoba hal baru yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Jangan sia-siakan lonjakan kecerdasan dan rasa ingin tahu anak praremaja, berikan ia aktivitas seru dan menantang untuk meningkatkan daya pikir dan kreativitasnya ya, Moms.
7. Mood swing
Perubahan hormon dari anak menjadi usia praremaja, growth spurt, tekanan sosial, dan padatnya aktivitas membuat mood swing jadi hal yang normal dialami anak praremaja. Begitu banyak hal baru yang harus ia sesuaikan di usia praremaja, belum lagi tanda-tanda pubertas yang satu per satu mulai muncul dan masih terasa asing buatnya.
Mood swing atau suasana hati yang mudah berubah-ubah bisa datang dan pergi dengan mudahnya pada anak praremaja. Moms hanya perlu menemani dan memastikan anak terbuka untuk menceritakan segala keluhannya pada Anda, agar bisa diberikan saran terbaik dari orang tuanya. Tidak perlu dilabeli “lebay” hanya karena mood anak mudah berubah-ubah, karena ini fase yang normal pada anak praremaja kok, Moms. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)