Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Menyusui tentu menjadi momen yang membahagiakan, namun tak bisa dipungkiri, menyusui juga bisa menjadi momen yang penuh tantangan. Salah satu tantangan yang kerap dialami para ibu menyusui adalah puting lecet. Duh, masalah menyusui yang satu ini memang harus ditangani dengan tepat ya, Moms. Jika puting lecet tidak ditangani dengan segera dan tepat, atau justru didiamkan, maka kesuksesan mengASIhi tentu akan terganggu.
Nah, untuk mengupas tuntas berbagai permasalahan seputar puting lecet, M&B telah bertanya langsung pada dr. Margaret M. Sugondo, CIMI, seorang dokter konselor laktasi. Yuk, simak langsung penjelasan dari dr. Margaret!
Apa penyebab puting lecet?
Menurut dr. Margaret, puting lecet adalah salah satu masalah yang paling sering terjadi saat menyusui. Puting lecet sering dialami oleh para ibu yang baru melahirkan, yang tentunya masih dalam tahap penyesuaian dalam menyusui bayi. Ada beberapa penyebab puting lecet, namun umumnya hal ini disebabkan oleh pelekatan yang kurang tepat.
Tak hanya sering terjadi pada ibu yang menyusui langsung, pada ibu yang melakukan exclusive pumping juga bisa terjadi puting lecet, lho. Pada kasus ibu yang sering memerah ASI, pemicunya adalah salah memilih ukuran corong pompa dan salah memilih tingkat kekuatan memerah ASI. Selain membuat memerah ASI jadi kurang nyaman, kesalahan tersebut juga bisa menyebabkan puting lecet dan akhirnya nyeri setiap kali memerah ASI.
Bagaimana mengatasi puting lecet?
Langkah awalnya adalah mengenali penyebab atau pemicu puting lecet. "Penyebab puting lecet yang paling sering terjadi adalah karena posisi atau pelekatan yang kurang tepat. Jadi harus diperbaiki dulu pelekatannya. Wajar kok, jika 5 hari hingga 2 minggu pertama lecet pada puting ini terjadi. Sambil bayi sedang belajar pelekatan, ibu belajar cara memosisikan bayi dan lainnya, pada masa itu dianjurkan untuk mengoleskan ASI ke puting sebelum dan sesudah menyusui, karena biasanya lecet pada puting masih dalam tahap awal," jelas dr. Margaret.
Namun saat kondisi puting sudah lebih parah sehingga mengoleskan ASI saja tidak cukup, dr. Margaret menyarankan para Moms untuk menggunakan nipple cream yang melembapkan dan mempercepat penyembuhan.
Jika kondisi lecet berlanjut, maka kemungkinan besar sudah terjadi infeksi jamur atau bakteri, yang penanganannya harus lebih serius. Konsultasikan dengan konselor laktasi Anda untuk kemudian dilakukan treatment ya, Moms.
Puting lecet dan berdarah, boleh tetap menyusui?
Menurut dr. Margaret, menyusui tetap boleh dilakukan walau puting ibu sedang lecet dan berdarah, tetapi ada 1 syarat: Harus ada perbaikan pelekatan. Akan lebih baik dalam memperbaiki pelekatan ini ada bantuan dari konselor laktasi yang senantiasa menemani perjalanan para ibu dalam mengASIhi.
Apa dampaknya jika puting lecet tidak diatasi?
"Dampak yang paling banyak terjadi adalah ibu berhenti menyusui karena merasakan sakit terus-menerus saat menyusui." tegas dr. Margaret.
Jika ibu terus memaksakan menyusui meskipun menahan sakit, maka rasa sakit akan mengirim signal ke otak yang membuat hormon oksitosin tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini tentu mengganggu produksi ASI ya, Moms.
Dokter Margaret juga mengingatkan bahwa dampak lainnya adalah jika puting lecet sudah infeksi dan tidak diatasi, skin barrier akan rusak sehingga bakteri dan jamur dalam tubuh pertumbuhannya bisa jadi lebih banyak dan lebih cepat. Ini menyebabkan nyeri semakin hebat yang mungkin membuat ibu takut untuk menyusui lagi. Padahal, mungkin hanya butuh 2 minggu hingga 1 bulan untuk mengatasi puting lecet karena infeksi jika ditangani dengan tepat oleh konselor laktasi. Jangan sepelekan puting lecet ya, Moms.
Puting lecet, boleh menyusui dengan nipple shield?
Jika puting lecet sudah sangat mengganggu proses mengASIhi, maka nipple shield boleh dipakai. Dokter Margaret menyarankan untuk menggunakan nipple shield sementara saja atau tidak lebih dari 2 minggu, agar bayi tidak bingung puting.
Boleh pakai nipple cream sejak hamil?
Boleh-boleh saja bila mau memakai nipple cream saat hamil untuk melembapkan kulit puting atau areola yang kering. "Pilih nipple cream dengan bahan dasar 100% lanolin ya, ini aman bila dipakai saat masa kehamilan." saran dr. Margaret.
Apa yang harus diperhatikan dalam memilih nipple cream?
Untuk memilih nipple cream yang tepat, dr. Margaret menyarankan pilih yang tidak mengandung pewangi (fragrance free) karena kandungan pewangi dapat mengganggu proses menyusui.
"Selain harus bebas pewangi, nipple cream juga harus bebas pengawet. Saya selalu menganjurkan ke pasien-pasien saja untuk memilihnipple cream yang berbahan dasar 100% lanolin, jadi kalau sampai tertelan bayi pun aman." kata dr. Margaret.
Lanolin ini sendiri diambil dari kelenjar minyak yang ada di bulu domba, sangat alami, dan baik untuk melembapkan kulit puting.
Bagaimana cara mencegah puting lecet?
Karena penyebab yang paling umum adalah pelekatan yang kurang tepat, dr. Margaret menyarankan para ibu untuk melakukan konseling laktasi sebelum melahirkan untuk mempersiapkan diri dan belajar seputar menyusui terkait posisi menyusui dan cara menyusui yang tepat.
"Lalu, jika puting mulai lecet, bisa dioleskan ASI sehabis menyusui. Kalau terasa kering atau terlihat retak-retak pada puting, boleh memakai nipple cream." saran dr. Margaret lebih lanjut.
Yang juga harus diperhatikan, jangan membiarkan puting yang sudah lecet dalam keadaan lembap, karena pertumbuhan jamur akan lebih cepat dan menyebabkan infeksi. Lakukan penggantian breast pad secara berkala untuk menjaga kulit tetap kering. Jika menggunakan alat pumping, pastikan juga semuanya dalam keadaan steril.
Lansinoh HPA Lanolin Nipple Cream
Ketika mengalami puting lecet, Moms bisa menggunakan Lansinoh HPA Lanolin Nipple Cream yang terbuat dari 100% lanolin murni dan tidak ditambahkan bahan tambahan lainnya. Produk ini dapat membantu meredakan rasa nyeri dan melindungi puting yang lecet atau luka karena menyusui.
Agar proses mengASIhi semakin nyaman, Lansinoh juga mempersembahkan rangkaian produk pendukung yang dapat menjadi solusi dari segala permasalahan umum menyusui.
-Payudara bengkak: Kompres payudara dengan Lansinoh TheraPearl 3-in-1 Hot or Cold Breast Therapy dalam kondisi hangat sebelum menyusui dan dalam kondisi dingin setelah menyusui.
-Puting datar: Lansinoh Contact Nipple Shield membantu pelekatan lebih optimal.
-ASI kurang: Lansinoh 2-in-1 Electric Breast Pump dengan 2 fase (stimulasi dan ekspresi) dan 3 pilihan mode pemompaan yang dapat disesuaikan untuk memaksimalkan produksi ASI dan kenyamanan.
-ASI merembes: Lansinoh Disposable Nursing Pads dengan teknologi BlueLock menyerap ASI dengan cepat, tipis dan nyaman digunakan.
-Posisi menyusui tidak nyaman: Lansinoh Breastfeeding Pillow dengan permukaan lembut 100% katun dan ringan mendukung posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan bayi.
-Produksi ASI berlebih: Lansinoh Breastmilk Storage Bags berbahan polyethylene yang baik untuk makanan dan sudah presterilisasi dengan klip dan segel ganda memastikan penyimpanan ASI yang nyaman. Dapat disimpan dalam posisi tegak atau mendatar untuk menghemat ruang.
Dengan perlengkapan menyusui yang lengkap dan berkualitas, momen memberikan ASI pun semakin nyaman dan lancar. Semangat mengASIhi Si Kecil, Moms!
(M&B/Tiffany Warrantyasri/ND/Foto: Freepik & Dok. Lansinoh)