Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Selama hamil, tubuh Moms akan mengalami berbagai perubahan besar, baik secara fungsi maupun bentuk. Salah satu perubahan yang bisa terjadi adalah urusan buang air kecil atau urinasi. Perubahan ini bukan hal sepele, karena bisa menjadi indikasi tertentu mengenai kesehatan Moms dan janin dalam kandungan.
Inilah alasan mengapa Moms melakukan pengecekan urine pada pertemuan dengan dokter kandungan Anda. Dokter biasanya akan memeriksa kandungan protein dalam urine Anda. Kadar protein yang tinggi dapat menandakan adanya infeksi maupun komplikasi tertentu, seperti preeklampsia. Lalu, bagaimana tanda urine yang mengandung protein? Yuk, simak penjelasannya berikut ini, Moms!
Tanda protein dalam urine
Sebenarnya, semua orang memiliki sejumlah protein dalam urinenya. Namun kadar protein dalam urine ibu hamil cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang tidak hamil. Kadar protein dalam urine yang termasuk normal adalah antara 150-300 mg/hari.
Keberadaan protein dalam urine memberi informasi tentang kerja ginjal Anda. Sejumlah kecil protein dalam urine pada dasarnya adalah hal yang biasa, dan mungkin hanya berarti ginjal Anda bekerja lebih keras daripada sebelum hamil.
Fungsi utama ginjal sendiri adalah menyaring racun dan protein dari darah. Namun, jika ginjal mengalami gangguan fungsi, maka protein dapat bocor ke urine. Kondisi urine yang mengandung tinggi protein ini disebut sebagai proteinuria. Pengidap proteinuria biasanya tidak menyadari gejala apa pun. Namun, ada beberapa gejala yang dapat dialami jika kondisi semakin parah, yakni:
⢠Air kencing yang berbusa
⢠Pembengkakan pada kaki, tangan, perut, dan wajah
⢠Sering buang air kecil
⢠Kesulitan bernapas
⢠Mudah letih
⢠Hilang nafsu makan
⢠Sakit perut dan muntah
⢠Kram perut pada malam hari.
Arti urine yang mengandung protein
Jika setelah diperiksa ternyata urine mengandung tinggi protein sebelum usia kandungan 20 minggu, maka biasanya kondisi ini disebut sebagai chronic proteinuria. Mengutip Health Canal, hal ini bisa disebabkan oleh masalah kesehatan ginjal maupun kondisi lain yang mungkin dimiliki sejak sebelum hamil, seperti penyakit jantung maupun infeksi saluran kemih (ISK).
Sedangkan jika protein ditemukan dalam urine saat usia kandungan lebih dari 20 minggu diiringi dengan tekanan darah tinggi serta gejala lain, seperti pembengkakan pada tangan dan wajah, maka kondisi ini dapat menandakan adanya preeklampsia.
Salah satu tanda preeklampsia adalah meningkatnya tekanan darah yang mengganggu fungsi ginjal, sehingga protein yang seharusnya tersaring malah keluar bersama urine. Kondisi ini berpotensi menjadi serius dan bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang bisa membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.
Jika Moms mendapati berbagai tanda protein pada urine dan khawatir terhadap bahayanya, konsultasikan dengan dokter kandungan. Dokter Anda akan memberikan penanganan sesuai diagnosis berdasarkan pemeriksaan menyeluruh. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)