BABY

Lucu dan Menggemaskan, Amankah Mainan Bebek Karet untuk Bayi?


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Mainan bebek karet yang terbuat dari karet atau bahan mirip karet (seperti plastik vinyl) tampaknya menjadi mainan wajib yang dimiliki bayi. Tidak hanya berbentuk lucu dan menggemaskan, mainan yang umumnya berwarna kuning ini juga bisa mengeluarkan suara yang mungkin akan menarik perhatian Si Kecil.

Selain itu, mainan yang sudah ada sejak abad ke-19 ini juga biasanya menjadi barang wajib yang harus dibawa saat buah hati Anda mandi. Tak mengherankan memang, karena mainan bebek karet ini dirancang sebagai mainan yang bisa mengapung di bak mandi atau di kolam renang.

Terlepas dari manfaatnya yang mungkin bisa membantu membujuk Si Kecil untuk mau mandi dan membuat waktu mandinya jadi lebih menyenangkan, mainan bebek karet ini ternyata bisa membahayakan kesehatan Si Kecil karena adanya kandungan kimia di dalamnya, lho!

Melansir laman Happiest Baby, mainan bebek karet ini diketahui mengandung phthalates, yaitu zat kimia yang membuat plastik jadi lebih fleksibel. Sekitar 20-50% phthalates diketahui bisa membentuk plastik yang notabene menjadi salah satu bahan pembuat mainan yang suka dimasukkan ke dalam mulut anak.

Bahan kimia ini tentu saja tidak sehat dan seharusnya tidak ada pada mainan bayi. Pasalnya, Si Kecil pasti suka mengunyah atau mengisap mainan berbahan plastik ini. Sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam produk mainan pun diketahui belum diuji pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.

Bahaya paparan phthalates dari mainan anak

Bukan hanya mainan bebek karet, phthalate juga menjadi bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat mainan anak, teether atau mainan gigitan bayi, dan rattles atau mainan kerincingan, untuk membuatnya lebih lembut dan lentur.

Paparan phthalates yang mungkin terjadi saat anak memasukkan mainan yang mengandung bahan kimia ini ke mulutnya rentan menimbulkan risiko kesehatan, pasalnya tubuh anak belum mampu mendetoksifikasi bahan kimia berbahaya, terlebih bagi bayi.

Dari berbagai studi, paparan phthalates dalam dosis kecil pun dapat berpotensi mengganggu keseimbangan hormon perkembangan janin dan anak, yang menyebabkan dampak serius seumur hidup. Phthalates telah dikaitkan dengan pubertas dini pada anak perempuan, masalah reproduksi, kelainan penis, gangguan sperma, kerusakan hati dan tiroid, serta kanker testis. Negara bagian California bahkan telah menetapkan beberapa jenis phthalates sebagai racun reproduksi dan perkembangan.

Mainan bebek karet juga mengandung bakteri dan kuman

Selain mengandung phthalates, mainan bebek karet juga diketahui mengandung bakteri dan kuman. Melansir laman Today, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal NPJ Biofilms and Microbiomes menyebutkan bahwa mainan bebek yang biasa digunakan Si Kecil ketika mandi bisa menjadi sarang kuman.

Para peneliti dari Swiss dan Amerika menguji 19 mainan berbeda yang biasa digunakan saat mandi. Ditemukan adanya biofilm, yaitu lapisan bakteri tipis yang ditemukan di permukaan bagian dalam mainan tersebut. Peneliti juga menyebutkan bahwa saat anak meremas mainan karet dengan kandungan bakteri tersebut ke wajahnya, ini bisa menyebabkan infeksi mata, telinga, luka atau bahkan flu perut atau gastroenteritis.

Hal tersebut disebabkan kombinasi air mandi yang kotor sering terkontaminasi dengan cairan tubuh manusia (seperti urine), produk perawatan dan kotoran lainnya, serta bahan plastik fleksibel yang menjadi bahan pembuatan mainan bebek karet ini akhirnya menjadi sarang kuman.

Setelah mengetahui adanya bahan kimia berbahaya dan bakteri pada mainan bebek karet yang disukai Si Kecil, pemberian mainan bebek karet ini pada anak sepenuhnya adalah keputusan Anda. Namun Moms bisa selalu melakukan tindakan pencegahan agar keamanan dan kesehatan Si Kecil tetap terjaga saat memainkannya. Sebisa mungkin selalu perhatikan bahan untuk membuat mainan anak. Khusus untuk mainan bebek karet ini, pilihlah yang bagian dasarnya tertutup sehingga air tidak masuk ke dalam. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)