TOODLER

Moms, Yuk Kenali Perkembangan Emosi Balita Anda!


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Perkembangan balita bukan sekadar soal bertambahnya kemampuan motorik atau sensoriknya semata. Perkembangan emosinya juga perlu menjadi perhatian buat orang tua, Moms.

Seperti dilansir situs Children's Therapy & Family Resource Centre, perkembangan emosi balita berkaitan dengan kemampuan Si Kecil untuk mengontrol emosinya sendiri. Pada akhirnya, perkembangan emosi ini akan memengaruhi kemampuannya bersikap dan bersosialisasi.

Penting bagi Moms untuk memperhatikan perkembangan emosi anak sejak kecil. Melatih kemampuannya mengatur emosi sejak balita akan sangat bermanfaat untuk kehidupannya kelak.

Perkembangan emosi masing-masing anak di usia balita mungkin akan berbeda. Akan tetapi Moms bisa melihat daftar berikut ini sebagai panduan buat Anda.

Usia 1-3 Tahun

Pada rentang usia 1 hingga 3 tahun, perkembangan emosi anak biasanya cukup dinamis dan belum stabil karena tantrum masih menjadi kebiasaannya. Jika melihat grafik perkembangan anak Denver II, terlihat bahwa perkembangan emosi dan sosial anak usia 24 bulan atau 2 tahun idealnya adalah sudah bisa menyikat gigi dengan bantuan orang lain, mencuci tangan, dan mengeringkannya sendiri.

Ketika Si Kecil menginjak usia 2 tahun 5 bulan, atau sekitar 30 bulan, ia seharusnya sudah bisa menyebut nama teman, memakai dan melepaskan pakaiannya sendiri. Selain itu, usia 2 tahun adalah masa-masa ketika anak mulai belajar untuk mandiri, melakukan banyak hal sendiri yang berhubungan dengan perkembangan emosionalnya.

Rasa penasaran anak juga akan meningkat cukup tajam di usia 2 tahun. Sebagian besar anak mungkin akan menghabiskan waktunya untuk mencoba memahami sejauh mana kemampuan sosial dan lingkungannya. Pendampingan orang tua sangat penting dalam fase ini. Jadi meski anak sedang ingin mencoba banyak hal sendiri, tetap temani Si Kecil untuk memberinya bantuan agar perkembangan emosinya tetap terpantau ya, Moms.

Usia 3-4 Tahun

Di usia 3-4 tahun, anak perlahan mulai mengenali emosinya sendiri. Usia 3 tahun adalah masa ketika anak mulai mengerti dan mengendalikan emosi yang ada di dalam dirinya. Misalnya, ketika ia menemukan sesuatu yang lucu, ia bisa sangat histeris mengenai hal itu. Begitu pula ketika Si Kecil menemukan hal yang membuatnya marah, teriakan dan tangisan akan menjadi pelampiasan bagi emosinya.

Usia 4-5 Tahun

Pada rentang usia 4-5 tahun, anak sudah lebih mengenal dan mengendalikan emosinya sendiri. Bahkan, ia juga sudah mampu menenangkan teman yang tengah bersedih dan bisa merasakan apa yang dirasakan temannya. Namun bukan berarti ia selalu bisa kooperatif. Terkadang, sisi egoisnya juga bisa muncul, terutama ketika suasana hatinya kurang baik.

Di sisi lain, selera humor anak juga mulai muncul pada usia ini. Ia akan mulai berusaha melakukan hal-hal yang menurutnya lucu. Misalnya, dengan melakukan hal konyol untuk membuat orang lain tertawa.

Di fase usia ini, anak juga memiliki kecenderungan untuk menghibur orang lain dengan berbagai cara. Bisa saja Si Kecil menampilkan mimik muka anehnya atau bertingkah lucu agar bisa menarik perhatian orang lain.

Kemampuan emosi Si Kecil akan terus berkembang seiring dengan pertambahan usianya. Adalah tugas Moms dan Dads untuk terus memberikan bimbingan agar perkembangan emosinya berada di jalur yang tepat. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)