FAMILY & LIFESTYLE

Mengenal Penyakit Kutu Air, Gejala dan Cara Mengatasinya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms mungkin sudah familiar dengan istilah kutu air. Ya, penyakit ini tergolong cukup umum terjadi. Mengutip laman Medical News Today, setidaknya sekitar 70% orang akan mengalami penyakit kutu air. Penyakit ini juga sering disebut sebagai tinea pedi atau athlete's foot, karena sering kali muncul di kaki.

Meski mudah muncul, penyakit ini juga mudah ditangani dan dicegah. Berikut ini penjelasan lengkap seputar penyakit kutu air yang perlu Moms tahu. Yuk, simak pembahasannya berikut ini, Moms!

Menyerang kaki yang lembap dan kotor

Penyakit kutu air disebabkan oleh infeksi jamur kulit. Penggunaan sepatu serta kaus kaki yang ketat dan terlalu lama dapat membuat kondisi kaki menjadi lembap dan hangat, yang merupakan lingkungan favorit jamur untuk berkembang biak.

Ada berbagai jenis jamur yang bisa menyebabkan infeksi kulit, namun utamanya adalah Trichophyton. Sebenarnya jamur ini tidak berbahaya, asalkan kulit kering dan bersih sehingga jamur sulit berkembang biak. Namun dengan kondisi kulit yang lembap dan hangat, jamur ini dapat bereproduksi dengan cepat.

Gejala kutu air

Ketika terserang kutu air, kulit kaki, terutama kulit di sela-sela jari, akan terasa gatal dengan sensasi terbakar atau tersengat. Selain itu kulit juga akan mengering, mengelupas, berwarna kemerahan, bersisik, dan pecah-pecah. Rasa gatal dapat terasa semakin buruk setelah melepas sepatu dan kaus kaki.

Jika kulit kaki sudah pecah-pecah, maka dapat pula muncul nanah dan pembengkakan. Kutu air dapat menyebar ke area tubuh lain, seperti tangan, kuku, dan kemaluan. Jika tidak ditangani, kutu air dapat menyebabkan infeksi bakteri yang lebih buruk, terlebih lagi jika penderita memiliki kondisi diabetes atau penyakit autoimun.

Cara mudah mengatasi kutu air

Jika tergolong ringan, maka umumnya penyakit kutu air bisa disembuhkan dengan obat jamur yang biasa ditemukan di apotek, seperti Miconazole atau Clotrimoazole. Sedangkan jika kondisinya mulai parah, seperti tak kunjung sembuh setelah 2-4 minggu, muncul nanah dan bengkak, atau memiliki komorbid diabetes, maka Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter biasanya akan memberikan medikasi antijamur yang lebih kuat. Beberapa medikasi antijamur yang sering diresepkan dokter berupa tablet, bubuk, cairan, obat semprot, dan krim.

Faktor risiko kutu air

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit kutu air, yakni:

• Berbagi perlengkapan pribadi dengan penderita kutu air, seperti seprai, keset, kaus kaki, pakaian, ataupun sepatu.

• Menggunakan sepatu dan kaus kaki yang ketat dan lembap secara sering atau rutin.

• Sering tidak memakai alas kaki di area publik yang rentan penyebaran jamur, seperti sauna, kolam renang, ataupun pemandian umum.

• Memiliki kaki yang mudah berkeringat.

• Memiliki kebiasaan kebersihan yang buruk.

Cara mencegah kutu air

Moms bisa mencegah kutu air dengan melakukan berbagai hal berikut ini:

• Rutin merawat kebersihan kaki.

• Mengenakan alas kaki saat berada di sarana publik.

• Gunakan kaus kaki bersih dengan bahan yang mampu menyerap keringat.

• Gunakan sepatu yang ringan dan memiliki saluran udara yang baik. Hindari sepatu berbahan sintetis, seperti vinil, plastik, atau karet.

• Rutin mencuci sepatu. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)