FAMILY & LIFESTYLE

Bukan Hanya untuk Sekolah, Ini Manfaat Mengembangkan Bakat Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Penerimaan peserta didik baru atau PPDB DKI Jakarta sudah dimulai. Apakah Moms termasuk yang sempat dibuat ketar-ketir menanti pengumuman seleksi sekolah anak melalui jalur prestasi pekan lalu?

Untuk tahun ini, seleksi jalur prestasi untuk masuk SD, SMP, maupun SMA, sangat memperhitungkan sertifikat lomba dan keikutsertaan organisasi di sekolah. Bahkan bisa dibilang, porsi perhitungan untuk sertifikat dan kegiatan non-akademis cukup besar.

Menurut akun Instagram @officialppdbdki, perhitungan prestasi non-akademik dan jabatan organisasi cukup signifikan agar siswa tidak hanya fokus belajar. "Tujuan kita adalah mendorong siswa-siswa untuk memiliki keseimbangan dalam prestasi akademik dan non-akademik," demikian pernyataan dari pihak penyelenggara PPDB DKI Jakarta.

Jika peraturan tersebut tetap dipertahankan, artinya Moms yang buah hatinya akan masuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, seperti SMP, harus sudah mempersiapkan diri. Anda bisa mulai mendorong Si Kecil untuk lebih aktif mengikuti kegiatan non-akademis atau berbagai lomba guna mendapatkan tambahan nilai.

Manfaat aktivitas non-akademis

Namun tahukah Moms? Pada dasarnya mendorong anak untuk aktif pada kegiatan non-akademis juga memiliki banyak manfaat lho, antara lain:

1. Mengembangkan potensi anak

Setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Terkadang, potensi tersebut tidak terlihat jika tidak digali. Oleh sebab itu, Moms perlu mencari tahu apa potensi yang ada di dalam diri Si Kecil dengan mengikutsertakannya dalam berbagai kursus atau les, misalnya di bidang seni atau olahraga.

2. Mengusir rasa jenuh

Mengikuti les di bidang seni atau latihan olahraga juga bisa menjadi cara untuk mengusir rasa jenuh. Bagi sebagian anak, belajar saja bisa menimbulkan rasa jenuh. Akibatnya, mereka menjadi kurang bersemangat. Guna mengusir rasa jenuh, Moms bisa saja memberi selingan waktu belajarnya dengan kegiatan lain yang bersifat non-akademis, seperti menari, bermain piano, latihan karate, dan lain sebagainya.

3. Meningkatkan kemampuan berorganisasi

Salah satu penilaian PPDB adalah keikutsertaan dalam organisasi. Meski terkesan sepele, berorganisasi melatih kemampuan anak untuk bekerja sama, bertanggung jawab, bersikap jujur, serta saling menghargai pendapat antara anggota. Secara tidak langsung, anak akan dibiasakan untuk bersikap lebih dewasa ketika menghadapi masalah.

4. Melatih keberanian

Mengikuti berbagai lomba juga melatih keberanian anak untuk tampil di depan umum dan mengekspresikan diri.

Menurut psikolog anak dan keluarga, Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog, kegiatan non-akademis juga bisa menambah wawasan anak. "Anak akan belajar nilai-nilai kehidupan yang lain, seperti bersosialisasi, negosiasi, mengatasi konflik, berteman sehat, sportivitas, kompetisi sehat, dan lain sebagainya," jelas Samanta.

"Anak yang aktif bergerak dan aktif mencari informasi lain selain akademis akan menjadi anak yang dapat berpikir secara luas dan memiliki banyak wawasan serta luas dalam berpikir. Pada umumnya, anak akan menjadi lebih kreatif dalam memecahkan masalah apabila ia aktif di bidang lain selain akademis," lanjutnya.

Agar tidak membebani

Masalahnya, mungkin tidak semua anak suka berorganisasi atau mengikuti kegiatan non-akademik. Nah, Moms sebaiknya tidak memaksa jika memang Si Kecil tak ingin mengikuti kegiatan semacam itu.

Di sisi lain, Anda bisa juga membuat Si Kecil tertarik dengan membicarakan terlebih dahulu pada anak, kegiatan non-akademis apa yang ingin dicobanya. Anda bisa memicu ketertarikannya dengan menceritakan hal-hal seru tentang kegiatan tersebut. Anda juga bisa memberi contoh dengan menunjukkan kesukaan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga anak penasaran ingin ikut mencobanya.

"Selain itu, orang tua juga perlu mendukung dengan cara ikut terlibat dalam kegiatan non-akademis anak, misalnya dengan menghadiri konser atau pertandingan yang melibatkan anak, menonton tayangan program yang berkaitan dengan aktivitasnya, atau melakukan diskusi dua arah dengan anak. Di sisi lain, Anda juga bisa memberi waktu bagi anak untuk mencoba hal baru, misalnya 6 hingga 12 bulan untuk satu kegiatan baru agar anak bisa merasakan manfaatnya secara konsisten sebelum memutuskan suka atau tidak," kata Samanta. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)