Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Anak yang sering buang air kecil biasanya dianggap sebagai sesuatu yang normal. Bagaimana pun juga, buang air kecil kerap dijadikan indikasi bahwa Si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup. Namun dalam beberapa kasus, anak terlalu sering berkemih justru mengindikasikan adanya masalah.
Normalnya, anak berusia 5 tahun atau lebih akan buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam sehari, tergantung seberapa banyak asupan cairannya. Anak dapat dikategorikan terlalu sering buang air kecil jika ia sudah berkemih sebanyak 8 kali atau lebih sepanjang siang hari saja.
Seperti telah disebutkan di atas, anak yang terlalu sering buang air kecil bisa menjadi indikasi bahwa ia mengalami masalah kesehatan tertentu. Berikut adalah beberapa penyebab yang bisa memicu Si Kecil berkemih secara berlebihan.
1. Poliuria
Poliuria adalah salah satu penyebab anak sering buang air kecil yang cukup umum terjadi. Gejalanya meliputi rasa ingin buang air kecil di siang hari yang lebih sering daripada biasanya. Meski begitu, urine tidak benar-benar keluar atau hanya keluar dalam jumlah yang sedikit.
Anak yang menderita poliuria bisa buang air kecil sebanyak 30-40 kali setiap harinya. Kondisi ini paling sering terjadi pada anak berusia 3-5 tahun, tetapi bisa juga dialami anak remaja. Belum diketahui secara pasti apa penyebab poliuria. Akan tetapi, kondisi ini bisa dipicu oleh stres atau rasa cemas pada diri anak.
2. Infeksi saluran kemih (ISK)
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami infeksi saluran kemih. Gejalanya bisa beraneka ragam. Selain sering buang air kecil, anak yang mengalami infeksi saluran kemih juga bisa mengalami rasa nyeri ketika buang air kecil, urine berwarna keruh atau berdarah, demam, dan nyeri perut. ISK disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan infeksi atau peradangan di dinding kandung kemih.
3. Buang air kecil tidak tuntas
Ketika sedang asyik beraktivitas, seperti bermain dan belajar, Si Kecil mungkin terburu-buru ke toilet sehingga buang air kecilnya tidak tuntas. Hal ini membuat keinginan untuk buang air kecil terus muncul karena kandung kemih tidak sepenuhnya dikosongkan.
4. Peradangan pada organ intim
Peradangan pada organ intim juga bisa menjadi alasan Si Kecil terlalu sering berkemih. Pada anak perempuan, peradangan dapat terjadi di sekitar vagina dan kondisi ini disebut vulvovaginitis. Sedangkan pada anak laki-laki, peradangan dapat terjadi di bagian kulup atau kepala penis. Kondisi ini dikenal dengan sebutan balanitis. Peradangan tersebut bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, reaksi alergi, atau penggunaan sabun yang tidak tepat.
5. Gangguan urinasi
Gangguan urinasi atau disfungsi berkemih terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah disfungsi berkemih neurogenik, yaitu gangguan sistem saraf pada otak atau sumsum tulang belakang yang memengaruhi kontrol kandung kemih. Kedua adalah disfungsi berkemih non-neurogenik, yaitu gangguan yang disebabkan oleh lemahnya otot kandung kemih, penyumbatan aliran urine, atau kebiasaan buang air kecil yang tidak tuntas.
Selain menjadi penyebab anak buang air kecil lebih sering, kondisi ini juga membuat anak sering merasa buang air kecilnya tidak tuntas. Aliran urine saat buang air kecil juga terlihat lambat.
6. Diabetes melitus
Anak yang menderita diabetes melitus umumnya lebih sering buang air kecil dan jumlah urine yang dikeluarkan pun juga banyak. Di samping itu, anak juga mudah haus sehingga timbul keinginan untuk minum lebih banyak air.
7. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus merupakan penyebab anak sering buang air kecil yang jarang terjadi. Anak yang menderita kondisi ini pada umumnya mengalami gangguan hormon antidiuretik (ADH), sehingga penyerapan air oleh ginjal menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh akan lebih mudah kehilangan cairan sehingga menyebabkan sering buang air kecil dan munculnya rasa haus yang ekstrem. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)