Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Buang air besar atau BAB merupakan proses pembuangan kotoran sisa yang berasal dari sistem pencernaan manusia. Frekuensi BAB setiap orang berbeda. Tetapi pada umumnya, seseorang buang air besar sekali dalam satu hari.
Jadwal BAB setiap orang juga berbeda. Bahkan rasa ingin buang air besar seseorang juga bisa muncul pada waktu yang berbeda setiap harinya. Bukan tak mungkin, hasrat BAB datang ketika Anda tengah sibuk melakukan pekerjaan tertentu atau sedang berada dalam perjalanan.
Saat hal itu terjadi, Anda mungkin mencoba menahan rasa ingin buang air besar hingga pekerjaan Anda selesai. Atau jika Anda sedang dalam perjalanan, Anda segan untuk mencari toilet umum atau enggan menggunakannya karena alasan kotor dan tidak higienis.
Kebiasaan ini mungkin terkesan sepele, tapi terlalu sering menahan keinginan untuk BAB ternyata bisa berdampak negatif bagi kesehatan Anda, lho! Berikut ini adalah beberapa efek yang mungkin terjadi apabila Anda terlalu sering menahan keinginan untuk buang air besar.
1. Sembelit
Saat Anda menahan BAB, usus bagian bawah akan menyerap air dari tinja yang menumpuk di rektum, sehingga feses menjadi lebih keras. Kondisi ini bisa membuat feses sulit untuk keluar dan pada akhirnya memicu sembelit.
2. Wasir atau Ambeien
Jika terjadi terus-menerus, sembelit akibat menahan rasa ingin buang air besar juga bisa memicu terjadinya wasir atau ambeien. Saat mengalami sembelit, Anda bisa kesulitan untuk BAB sehingga perlu mengejan lebih keras agar tinja atau kotoran bisa keluar.
Kebiasaan mengejan terlalu keras saat buang air besar ini bisa menyebabkan pembuluh darah di anus dan rektum bawah membengkak sehingga memicu terjadinya wasir atau ambeien. Sebagai catatan, wasir atau ambeien ditandai dengan beberapa gejala, salah satunya adalah adanya darah saat Anda buang air besar.
3. Fisura Ani
Bahaya menahan BAB berikutnya adalah adanya risiko mengalami fisura ani. Kondisi ini dapat terjadi karena feses yang mengeras dan sulit untuk dikeluarkan bisa melukai atau merobek jaringan kulit dan juga mukosa yang melapisi saluran maupun lubang anus. Fisura ani ditandai dengan beberapa gejala, di antaranya adalah munculnya rasa nyeri saat buang air besar dan BAB berdarah.
4. Inkontinensia Tinja
Kebiasaan menahan BAB bisa membuat otot-otot di rektum meregang sehingga Anda juga berisiko mengalami inkontinensia tinja. Kondisi ini menyebabkan hilangnya sensasi untuk buang air besar, sehingga tinja mungkin keluar secara tiba-tiba tanpa Anda sadari.
Perlu diketahui, setiap orang memiliki toleransi yang berbeda dalam menahan keinginan untuk buang air besar. Oleh sebab itu, efek dari menahan BAB pun bisa berbeda-beda. Akan tetapi, Anda disarankan untuk tidak terlalu sering menunda apabila rasa ingin buang air besar muncul. Selain itu, pastikan Anda juga mencukupi kebutuhan harian serat dengan mengonsumsi buah dan sayuran, serta minum air putih, agar proses BAB bisa berjalan lancar. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)