Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Untuk memutus mata rantai penularan COVID-19, vaksin COVID-19 merupakan langkah paling efektif yang membantu melindungi semua orang dari virus mematikan ini. Sangat normal jika tubuh menunjukkan efek samping atau KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) setelah menerima vaksin, seperti demam, pusing, atau nyeri di area suntik.
Lalu, bagaimana dengan efek samping vaksin mengganggu siklus menstruasi, benarkah terjadi? Untuk menjawabnya, kami telah merangkum beberapa informasi dari para pakar. Simak penjelasan pakar terkait vaksin COVID-19 dan efeknya pada menstruasi.
Benarkah Mengganggu Haid?
Beberapa bulan ini dunia maya diramaikan dengan banyaknya keluhan perubahan siklus menstruasi dari kaum wanita setelah mereka menerima vaksin COVID-19. Semua ini berawal dari cuitan Dr. Kate Clancy, Medical Anthropologist, di Twitter. Ia menyebutkan mengalami haid yang lebih berat daripada biasanya setelah mendapat vaksin Moderna dosis pertama, kemudian cuitan ini langsung direspons oleh banyak wanita yang mengalami kejadian serupa.
Banyak wanita yang membuat cuitan mengenai haidnya lebih sedikit, lebih deras, tidak teratur, atau justru tidak haid setelah divaksin. Di lain sisi, banyak juga wanita yang menganggap cuitan tersebut cuma hoaks. Sayangnya, hingga saat ini masih dibutuhkan penelitian mendalam untuk membuktikan vaksin COVID-19 memengaruhi siklus haid.
Menuai Pro dan Kontra
Walau belum terbukti secara penelitian, dokter Victoria Male, Reproductive Immunologist di Imperial College London, menyebutkan fakta menarik pada BBC. Menurutnya, hampir seluruh bagian tubuh memiliki sel imun, termasuk dinding rahim yang juga merupakan bagian dari sistem imun tubuh. Sel imun berperan penting untuk membangun, menjaga, dan meluruhkan dinding rahim (yang menebal untuk mempersiapkan kehamilan, dan meluruh jika tidak terjadi pembuahan).
Setelah tubuh menerima vaksin, banyak sinyal kimia yang berpotensi memengaruhi sel imun yang bersirkulasi di sekujur tubuh. Hal ini bisa menyebabkan dinding rahim luruh dan menyebabkan haid terjadi lebih cepat dari seharusnya. Bagaimana menurut Anda, penjelasannya masuk akal enggak nih, Moms?
Di lain sisi, Profesor Mark Turrentine, MD, Profesor Obgyn di Baylor College of Medicine, menyebutkan pada Health bahwa "Tidak ada mekanisme biologis vaksin COVID-19 yang bisa mengganggu siklus menstruasi." Menurutnya, gangguan haid bukan efek samping yang dilaporkan di berbagai percobaan klinis dari pembuat vaksin.
"Bisakah vaksin berinteraksi dengan hormon-hormon tubuh atau adakah faktor lain yang mengganggu haid, seperti stres? Semuanya masih butuh penelitian lebih lanjut," ujar Jennifer Wider, MD, pakar kesehatan wanita.
Siklus Haid Penderita COVID-19
Masih butuh penelitian lebih lanjut mengenai dampak vaksin COVID-19 pada siklus haid. Berita baiknya, sudah ada penelitian mengenai siklus haid pada para penderita COVID-19. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Reproductive BioMedicine Online ini melakukan studi kecil pada 233 wanita usia produktif yang secara klinis telah terdiagnosis COVID-19.
Seluruh responden tersebut melaporkan perubahan siklus haid. Dari 177 pasien yang memiliki catatan haid, 25 persennya mengalami perubahan volume haid, 20 persennya mengalami haid yang lebih sedikit dibanding biasanya, dan 19 persennya mengalami siklus haid yang lebih panjang daripada biasanya.
Apakah vaksin COVID-19 juga memberikan efek samping yang sama dengan penyakitnya? Belum ada yang tahu pasti jawabannya. Para pakar juga menekankan kemungkinan stres yang turut memengaruhi perubahan siklus haid. "Siklus menstruasi bisa disebabkan atau dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk stres, kurang tidur, olahraga, dan pengobatan," ujar Gloria A. Bachmann, MD, Associate Dean for Women's Health di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School, pada Health. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)