Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Kesuburan menjadi salah satu faktor penting yang memicu terjadinya kehamilan. Masalah pada kesuburan atau infertilitas pun bisa terjadi, dan sekitar 30 persen kasusnya disebabkan oleh keberadaan gangguan pada kesuburan pria. Ada beragam jenis infertilitas yang dapat dialami oleh Dads sebagai calon ayah, di antaranya:
1. Oligozoospermia
Oligozoospermia merupakan kondisi di mana jumlah sperma dalam air mani jauh lebih sedikit daripada biasanya. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah sperma ideal yang keluar per ejakulasi adalah di atas 15 juta sperma per mililiter. Pada kasus oligospermia, jumlah sperma yang keluar berada di bawah angka tersebut. Jika tingkat keparahannya masih tergolong ringan dan sedang, maka perlu segera diobati. Sebab, risiko kesulitan mempunyai anak menjadi lebih tinggi jika tingkat keparahan menjadi berat atau ekstrem.
2. Azoospermia
Azoospermia adalah kondisi saat tidak adanya kandungan sperma atau sperma kosong dalam air mani. Penyebabnya bisa karena cacat bawaan pada saluran reproduksi, kelainan genetik, serta terjadi infeksi menular seksual (IMS) yang tidak dapat diobati. Kondisi ini bisa terjadi pada 1 persen dari seluruh pria di dunia (10-15 pria infertil mengalami azoospermia).
3. Asthenozoospermia
Adanya abnormalitas pada pergerakan (motilitas) sperma disebut asthenozoospermia. Maksudnya, mayoritas sperma yang terdapat di air mani kurang aktif bergerak. Jumlah sperma yang bergerak efektif kurang dari 40 persen atau jumlah sperma yang bergerak progresif kurang dari 32 persen.
4. Teratozoospermia
Masalah pada bentuk sperma yang tidak normal dan disebabkan karena masalah genetik adalah teratozoospermia. Penderita dari kondisi ini memiliki bentuk sperma tidak sempurna (tidak oval mulus dengan ekor tidak panjang dan lemah) sehingga sulit untuk membuahi sel telur.
5. Necrozoospermia
Necrozoozpermia menjadi salah satu kondisi yang menyebabkan kemandulan pada pria, yaitu ketika sel sperma dalam air mani tidak melakukan pergerakan dan mati. Kasusnya sendiri masih sangat jarang terjadi, sehingga belum diketahui penyebabnya hingga saat ini.
6. Leukocytospermia
Kondisi leukocytospermia atau disebut juga pyospermia terjadi karena ada lebih banyak sel darah putih di dalam air mani. Akibatnya, sperma akan rusak dan menjadi pemicu menurunnya kesuburan. Kondisi ini juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi atau penyakit autoimun dalam tubuh.
7. Aspermia
Aspermia merupakan kondisi air mani dan sperma yang tidak keluar ketika ejakulasi terjadi. Meski begitu, penderitanya tetap bisa merasakan orgasme. Adanya kelainan genetik, disfungsi seksual, dan ejakulasi retrograde menjadi pemicua aspermia terjadi pada laki-laki.
8. Impotensi
Impotensi atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk melakukan ereksi. Kondisi ini bisa terjadi pada pria di usia berapa pun dan risiko terjadinya semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Namun bukan berarti dengan menua otomatis membuat Anda mengalami impotensi.
9. Masalah Ejakulasi
Masalah ejakulasi juga bisa menjadi penyebab Anda dan pasangan sulit memiliki keturunan. Ada 2 masalah ejakulasi yang bisa dialami pria, yaitu:
⢠Ejakulasi dini, yakni kondisi ketika pria berejakulasi atau mengeluarkan sperma terlalu cepat, kurang dari satu menit setelah penetrasi atau masturbasi dilakukan. Pada sebagian kasus, ejakulasi bahkan bisa terjadi sebelum penetrasi dilakukan.
⢠Ejakulasi retrograd, yakni masalah ejakulasi yang muncul saat air mani masuk ke dalam kandung kemih. Padahal seharusnya air mani keluar dari penis saat proses orgasme.
10. Masalah pada Testis
Kelainan pada testis juga bisa menyebabkan masalah infertilitas. Ada beberapa masalah pada testis, antara lain:
⢠Trauma pada testis. Trauma muncul saat testis mengalami cedera, sehingga zat yang ada di dalamnya juga bisa ikut rusak.
⢠Torsio testis. Testis terletak di dalam skrotum dan terlindungi oleh sebuah struktur yang disebut korda spermatik. Terkadang korda spermatik terputar di sekitar testis sehingga menghambat aliran darah menuju testis. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit yang tiba-tiba, tapi cukup parah. Rasa sakit ini juga dibarengi dengan testis yang membengkak.
Berbagai kondisi infertilitas di atas bisa diketahui apabila Dads melakukan pemeriksaan, yang bisa dijalani bahkan sebelum menikah. Pola hidup yang sehat, seperti tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, akan menurunkan terjadinya masalah kesuburan dan meningkatkan kemungkinan kehamilan nantinya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)