Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Nabi Ibrahim AS merupakan salah satu nabi dan rasul yang wajib diketahui umat Islam. Ibrahim berasal dari Babilonia (sekarang Irak). Ayahnya adalah pembuat patung berhala. Pada masa Nabi Ibrahim, rakyat Babilonia dan raja mereka, Namrud, masih menyembah berhala yang mereka anggap sebagai tuhan mereka.
Ketika Ibrahim lahir, Raja Namrud sebagai penguasa Babilonia memerintahkan pembunuhan terhadap bayi laki-laki. Hal itu dilakukan karena Raja Namrud telah bermimpi bahwa suatu hari nanti, seorang laki-laki akan menghancurkan kekuasaannya.
Agar terhindar dari pembunuhan, bayi Ibrahim diasingkan oleh orang tuanya ke dalam hutan untuk menyelamatkannya. Berkat kekuasaan Allah SWT, Ibrahim selamat dari segala marabahaya di dalam hutan dan tumbuh menjadi sosok pemuda yang tangguh.
Nabi Ibrahim Mencari Tuhan
Setelah beberapa tahun hidup di hutan, Nabi Ibrahim kemudian kembali ke Babilonia. Di sana ia melihat semua orang menyembah patung berhala setiap saat, termasuk ayahnya yang bekerja sebagai pembuat patung berhala.
Lama kelamaan Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya pada dirinya, siapa sebenarnya Tuhan yang berkuasa alam semesta ini, dan di manakah ia berada? Saat malam hari ia melihat bulan, Nabi Ibrahim berpikir, inikah Tuhanku? Namun ternyata bulan lenyap saat pagi hari. Kemudian Nabi Ibrahim melihat matahari terbit dan ia berpikir lagi, inikah Tuhanku? Namun matahari terbenam saat senja. Nabi Ibrahim pun berpendapat, ia tidak akan bertuhan pada benda-benda tersebut.
Nabi Ibrahim juga meyakini bahwa berhala-berhala yang disembah rakyat Babilonia bukanlah Tuhan yang patut disembah, melainkan Allah SWT dan hanya Dia satu-satunya Tuhan yang patut disembah. Karena itu, ia pun mulai berdakwah menyampaikan ajaran tauhid tersebut.
Mukjizat Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim mulai berdakwah dan menyampaikan ajaran kapada rakyat Babilonia untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala dengan membuktikan bahwa berhala-berhala yang dibuat itu tidak bisa melindungi mereka.
Saat semua orang sedang mengikuti upacara ritual di luar kota, Nabi Ibrahim menghancurkan semua berhala dengan kapaknya, kecuali sebuah patung berhala yang paling besar. Kemudian Ibrahim mengalungkan kapaknya di leher patung tersebut.
Rakyat Babilonia sangat terkejut ketika melihat berhala-berhala yang mereka sembah hancur berantakan. Raja Namrud pun sangat murka. Saat mengetahui bahwa Nabi Ibrahim yang melakukan hal tersebut, Raja Namrud pun memerintahkan agar Nabi Ibrahim ditangkap.
Ketika Raja Namrud bertanya, apakah Nabi Ibrahim yang menghancurkan semua berhala tersebut? Nabi Ibrahim menjawab dengan tenang bahwa berhala yang paling besarlah yang telah menghancurkan semua berhala yang ada karena kapak yang dipakai untuk menghancurkan masih berada di leher berhala yang paling besar.
Raja Namrud membantah bahwa patung berhala tersebut adalah benda mati dan tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Mendengar hal itu, Nabi Ibrahim pun menjawab dengan tegas, "Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?"
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim, rakyat Babilonia tersadar bahwa berhala yang mereka sembah selama ini adalah benda mati yang tidak bisa melihat, mendengar, dan bergerak. Namun, lain halnya dengan Raja Namrud. Ia merasa dipermalukan sehingga ia pun malah murka.
Raja Namrud memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Nabi Ibrahim dan menghukumnya dengan dibakar hidup-hidup. Nabi Ibrahim lalu diikat dan ditaruh di tengah-tengah tumpukan kayu, siap untuk dibakar. Setelah itu, api dinyalakan. Tidak lama, api pun berkobar melahap semua kayu yang ada, termasuk Nabi Ibrahim di dalamnya. Raja Namrud dan pengikutnya tertawa penuh kepuasan.
Namun, atas perlindungan Allah SWT, Nabi Ibrahim berhasil selamat dari kobaran api. Ketika api padam, semua orang tercengang melihat Nabi Ibrahim keluar dari puing-puing kobaran api dalam keadaan selamat tanpa luka apa pun. Itulah mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti kekuasaan-Nya. Sejak saat itu, rakyat Babilonia mulai tersadar dan mengikuti ajaran Nabi Ibrahim untuk hanya menyembah Allah SWT. (M&B/SW/Dok. Freepik)