BABY

10 Mitos Seputar Gigi Bayi yang perlu Moms Tahu Kebenarannya


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Meski telah membekali diri dengan banyak pengetahuan tentang merawat anak sebelum Si Kecil lahir, sebagai ibu baru, tetap saja berbagai pertanyaan dan kebingungan akan menghinggapi Anda, mulai dari seberapa sering harus menyusui Si Kecil, bagaimana membuatnya tidur nyenyak, apa arti tangisannya, dan berbagai hal lainnya.

Tak hanya itu, seiring anak Anda bertambah besar, mungkin Moms juga semakin bingung mengapa ia bertambah rewel, sering mengeliuarkan air liur, dan susah tidur? Bila sudah begini, mungkin Moms mencurigai penyebabnya adalah karena ia sedang tumbuh gigi.

Informasi mengenai pertumbuhan gigi Si Kecil memang sudah sangat mudah didapat. Namun dari banyaknya informasi yang ada, tak sedikit pula beredar mitos tentang pertumbuhan gigi bayi yang simpang siur kebenarannya. Nah, melansir laman Babywise.life, berikut ini beberapa mitos tentang gigi bayi yang perlu Anda tahu kebenarannya:

1. Gigi bayi tumbuh saat usia 6 bulan

Faktanya, gigi Si Kecil bisa tumbuh paling cepat saat ia berusia tiga bulan dan paling lambat di empat belas bulan. Menariknya, bahkan dua puluh gigi susu seorang anak diketahui mulai tumbuh antara minggu keenam dan kedelapan saat bayi masih di dalam kandungan dan muncul di rahangnya saat lahir. Kemudian, kedua puluh gigi itu akan tumbuh pada saat mereka berusia tiga tahun.

2. Tanda tumbuh gigi pada semua bayi sama

Setiap anak menunjukkan tanda-tanda tumbuh gigi yang berbeda, bahkan ada pula yang tidak menunjukkan tanda sama sekali. Beberapa tanda umum yang perlu Moms perhatikan saat bayi tumbuh gigi di antaranya menolak atau rewel saat menyusui, mudah menangis, meningkatnya air liur, pencernaan terganggu, dan mengalami gangguan tidur.

3. Hidung meler dan demam ringan tanda tumbuh gigi

Berdasarkan studi yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP), meskipun suhu tubuh mungkin sedikit meningkat saat bayi tumbuh gigi, namun ini bukanlah sesuatu yang dianggap sebagai demam. Tanda-tanda penyakit apa pun seperti pilek dan demam tidak secara otomatis berkaitan dengan tumbuh gigi.

4. Tak ada cara untuk mengatasi ketidaknyamanan saat tumbuh gigi

Tentu ketidaknyamanan yang dirasakan Si Kecil saat tumbuh gigi bisa diatasi dengan menyediakan teether yang aman untuk bayi atau memberikan kain basah atau waslap lembut yang dingin, serta berkonsultasi dengan dokter bila membutuhkan obat pereda nyeri.

5. Cepat atau lambat gigi bayi akan tanggal dan tidak sepenting gigi orang dewasa

Faktanya, gigi bayi cukup penting untuk perkembangan dan kesehatan bayi. Selain untuk membantu bayi mengunyah, berbicara, dan tersenyum, gigi bayi juga berfungsi sebagai penahan ruang pada rahang untuk gigi permanen yang tumbuh di bawah gusi. Jika gigi tanggal terlalu cepat karena pembusukan, hal ini dapat menyebabkan masalah penempatan gigi di masa mendatang.

6. Bayi tak perlu sering menyikat gigi

Tak hanya orang dewasa, gigi bayi juga perlu disikat minimal dua kali sehari untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Perawatan mulut bayi bisa dilakukan dengan menyeka gusi bayi dengan waslap lembut. Setelah giginya tumbuh, Moms bisa mulai menyikat giginya dengan ujung jari Anda atau sikat berbulu kecil yang lembut. Anak-anak di bawah tiga tahun harus menyikat giginya dua kali sehari dengan pasta gigi.

7. Empeng dan mengisap jempol tidak baik untuk gigi anak

Bila tidak digunakan secara berlebihan dan hanya dilakukan pada waktu tidur, seharusnya hal tersebut tidak menimbulkan masalah jangka panjang. Nyatanya penggunaan empang dan mengisap jari ini bisa menenangkan Si Kecil saat tidur dan kebiasaan ini bisa dihentikan.

8. Gigi bayi akan tanggal dengan sendirinya

Faktanya tidak semua gigi bayi bisa tanggal dengan sendirinya. beberapa mungkin perlu dicabut guna memberi ruang bagi gigi dewasa untuk tumbuh.

9. Tak perlu membersihkan gigi dengan benang

Penggunaan benang yang lembut justru memudahkan pembersihan sisa makanan yang mungkin tertinggal di sela-sela gigi Si Kecil.

10. Anak tidak perlu ke dokter gigi sampai berusia tiga tahun

American Dental Association merekomendasikan saat usia satu tahun anak perlu memeriksakan giginya ke dokter. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)