TOODLER

5 Perkataan yang Bisa Memicu Gangguan Makan pada Anak


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Moms, sebagai orang tua kita perlu menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak, terutama di awal kehidupan mereka demi membangun hubungan mereka dengan makanan. Meski demikian, tampaknya membicarakan soal makanan dan berat badan pada anak Anda bisa menjadi hal yang cukup rumit, terlebih di lingkungan kehidupan yang terbiasa memberi label pada banyak hal dan individu, yang pada akhirnya menjadi tantangan tersendiri untuk mengajarkan anak tentang makanan secara positif.

Seperti diketahui, anak-anak diibaratkan seperti spons, di mana mereka menyerap apa yang mereka lihat dan dengar di sekitarnya, kemudian meniru bahkan mengadaptasi hal tersebut. Termasuk bagaimana cara Anda berbicara soal makanan, di mana ini bisa saja membantu mereka untuk membangun hubungan yang sehat dengan makanan atau bahkan malah memicu gangguan makan pada anak.

Tentunya tak ada orang tua yang menginginkan anaknya mengalami gangguan makan. Karena itu, untuk meningkatkan kebiasaan makan yang baik pada anak, seperti dilansir laman Times of India, Moms perlu menghindari beberapa perkataan umum berikut ini demi mencegah gangguan makan pada anak.

1. "Mama sih jaga badan banget orangnya"

Perkataan tersebut mungkin berarti bahwa Anda menjaga kebiasaan makan dan sadar akan makanan yang dimakan. Namun perkataan tersebut justru bisa memberi dampak negatif pada anak. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health, saat seseorang membicarakan tentang berat badannya di depan anak perempuannya, ini bisa meningkatkan kemungkinan anak tersebut mempraktikkan metode yang tidak sehat dan ekstrem untuk mengontrol berat badan, misalnya dengan memangkas jumlah kalori saat makan sampai melewatkan makan, yang tanpa diketahui bisa berbahaya untuk kesehatannya.

2. "Kamu lapar terus, Nak" atau "Nafsu makanmu bertambah, ya"

Perkataan ini bisa membuat anak merasa makan lebih banyak dan tidak nyaman dengan berat badannya serta bentuk tubuhnya. Daripada mengomentari seberapa banyak anak Anda makan, lebih baik Moms membuatnya mengerti betapa pentingnya makan sehat dan minum air.

3. "Wah, berat badan kamu naik, ya"

Anak-anak sangatlah rapuh dan mudah tersinggung, bahkan dengan hanya mendengar perkataan yang sebenarnya bertujuan untuk mengusili sekali pun. Berdasarkan penelitan yang diterbitkan Journal of Behavioral Medicine, anak-anak yang orang tuanya suka menyinggung soal kenaikan berat badan anaknya cenderung mengalami perilaku makan yang tidak teratur, obesitas, dan depresi.

4. "Yuk, kita diet, Nak!"

Setiap orang tua tentu ingin mendukung anaknya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, namun tidak untuk masalah diet. Saat Moms mengajak anak Anda untuk diet, Si Kecil akan percaya bahwa diet adalah hal yang baik dan tidak berbahaya untuk dilakukan. Ini bisa saja tertanam di otaknya sampai memicu gangguan makan di kemudian hari. Daripada mengajak anak Anda untuk diet, ajak ia berjalan kaki atau olahraga bersama.

5. "Teman kakak gemukan, ya" atau "Teman adik kurusan, tuh"

Mengomentari soal bentuk tubuh orang lain di depan anak akan memberi pesan keliru tentang bentuk tubuh yang ideal. Ini bisa membuat anak menyadari bahwa menjadi orang kurus lebih dihargai dan disukai dan ia akan menganggap bahwa mengomentari tubuh orang lain adalah hal biasa dan dapat diterima.

Nah, apakah Anda sering mengeluarkan kata-kata di atas, Moms? (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)