Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Sebagai orang tua, tentu kita ingin Si Kecil menjadi pribadi yang unggul dengan memiliki perilaku dan kebiasaan baik. Namun tahukah Anda bahwa pribadi anak yang akan terbentuk nantinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat ia dibesarkan sebagai seorang anak?
Melansir laman Bustle, Dr. Bryan Bruno, Direktur Medis di Mid City TMS, mengatakan bahwa selain dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku dan kebiasaan orang tua juga dapat dengan mudah diturunkan kepada anak-anaknya. Tak hanya kebiasaan baik, berdasarkan sains, kebiasaan buruk anak juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Nah, apa saja sih, kebiasaan buruk yang mudah diwarisi orang tua ke anaknya?
1. Tak Efektif Mengelola Stres
Anak cenderung mempelajari bagaimana orang tuanya mengelola stres dan memiliki hal-hal yang mungkin serupa yang jadi pemicu timbulnya stres. Konselor Shani Graves, LMHC, memberikan contoh, bila Anda menunjukkan bentuk stres saat sedang dihadapkan pada pekerjaan yang menumpuk banyak, anak mungkin akan percaya bahwa saat berhadapan dengan pekerjaan yang menumpuk adalah masa di mana wajar bila kita menunjukkan stres.
2. Belanja Impulsif
Bruno mengatakan bahwa kebanyakan orang belajar bagaimana cara membelanjakan, menabung, dan menginvestasikan uang mereka dengan meniru keputusan finansial yang dibuat oleh orang tuanya. Artinya, jika Moms dan Dads membuat keputusan finansial yang impulsif, kemungkinan besar Si Kecil juga akan mengikuti jejak Anda.
3. Pikiran Buruk Soal Finansial
Memiliki pikiran buruk soal keuangan, seperti merasa bersalah karena telah menghabiskan uang (bahkan ketika memiliki cukup uang), menabung itu buruk, atau merasa kondisi finansial buruk, merupakan hal yang mungkin Anda wariskan kelak pada Si Kecil. Rebecca Brown, seorang pelatih keuangan, mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa teringat di otak anak pada saat ia berusia 8 tahun dan secara tidak sadar maupun sadar nantinya ia akan meyakini hal tersebut saat dewasa.
4. Khawatir Berlebihan
Kecemasan bukanlah kebiasaan, melainkan gangguan yang dapat didiagnosis dan dapat diturunkan dari orang tua ke anak. Tetapi, banyak kebiasaan cemas, seperti khawatir secara berlebihan atau takut akan hal-hal tertentu, yang mungkin juga dipelajari anak dari tindakan orang tuanya.
5. Pemilih Soal Makan
Kebiasaan memilih-milih makanan secara langsung dikaitkan dengan faktor genetik yang memengaruhi kesediaan anak untuk mencoba makanan yang berbeda. Bruno menambahkan bahwa berdasarkan faktor genetik tertentu, beberapa makanan yang disukai orang lain mungkin memiliki sedikit rasa pahit untuk Si Kecil, sehingga bisa membuatnya malah tak mau mencoba makanan baru sama sekali.
6. Menahan Diri
Menahan diri adalah perilaku yang bisa dipelajari anak dan sering menjadi kebiasaan, yang mungkin berasal dari salah satu atau kedua orang tuanya. Menurut psikoterapis Dr. Fern Kazlow, saat anak memiliki kebiasaan menahan diri, ia mungkin juga akan memiliki sifat turunan seperti lebih pesimis, memiliki kesehatan maupun stamina yang kurang baik, atau lebih tertutup.
7. Tak Bisa Mengekspresikan Diri
Banyak keluarga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan emosi. Dan ini bisa menular ke anak-anak. Jadi, jika Moms dan Dads suka menahan pikiran dan emosi Anda, jangan kaget bila Si Kecil mengalami hal yang sama.
8. Kemampuan Komunikasi yang Buruk
Bila Moms dan Dads tak terampil berkomunikasi, Anda mungkin akan mewarisi kebiasaan ini pada Si Kecil. Psikoterapis anak dan remaja, Laura Fonseca, MSW, LCSW, mengatakan bahwa anak-anak mengamati nada suara, tingkat suara, dan ekspektasi perilaku orang tuanya di rumah.
Selain itu, anak juga belajar bagaimana berinteraksi, tidak hanya dari cara orang tuanya bertindak, tetapi juga dengan apa yang perlu mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi jika Si Kecil harus berteriak dan menangis di rumah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, ia juga akan belajar berkomunikasi dengan cara ini di luar rumah.
9. Memiliki Dinamika Hubungan yang Tidak Sehat
Soal hubungan, seorang pakar hubungan, Stephanie Lee mengatakan bahwa orang tua berperan penting dalam memberikan teladan tentang bagaimana anak akan membangun hubungannya kelak dan bagaimana ia menangani konflik. Misalnya saat Moms atau Dads terbiasa mendiamkan pasangan ketika sedang marah, anak juga mungkin akan berlaku sama pada pasangannya kelak.
10. Hobi Sarkas
Sarkasme bisa menjadi lucu bila dibalut dengan humor dan dilontarkan dengan ringan. Namun sarkasme yang kejam, kasar, atau menyakitkan tidaklah baik, terutama jika itu mengarah ke penindasan atau ejekan. Menurut relationship coach, Rosalind Sedacca, CLC,banyak anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang sarkastik sehingga membawa kebiasaan ini ke dalam kehidupan mereka saat dewasa.
11. Susah Minta Maaf
Mengakui kesalahan memang sulit, namun lebih sulit lagi untuk meminta maaf. Hal ini terutama mungkin berlaku pada orang atau anak yang tidak pernah melihat contoh baik dari orang tuanya soal tindakan meminta maaf ketika kecil. Bila orang tua berlaku demikian, anak bisa percaya bahwa tidak meminta maaf merupakan hal yang boleh dilakukan dalam keluarga maupun sebuah hubungan nantinya.
12. Tak Mampu Menyelesaikan Masalah
Anak akan meniru bagaimana orang tuanya berdebat, bertindak ketika marah, dan apa yang dilakukan untuk menenangkan diri. Psikolog Susan Giurleo, PhD, mengatakan jika orang tua menghindari konflik, secara tidak langsung, atau berteriak-teriak sepanjang waktu, anak-anak akan melihat itu sebagai cara yang normal untuk menangani konflik dan tumbuh menjadi orang dewasa yang menggunakan kebiasaan buruk yang sama dalam menjalani sebuah hubungan. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)