TOODLER

Moms, Ini Cara Mendukung Anak Mewujudkan Mimpinya Tanpa Delusi


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Mimpi adalah hal yang penting bagi anak-anak, baik untuk kreativitasnya maupun untuk masa depannya kelak. Dengan bermimpi, Si Kecil bisa mulai memproyeksikan tujuan hidup dan keinginannya di masa depan. Tapi karena ia masih kecil, mimpi-mimpinya cenderung liar dan abstrak, sering kali tidak sesuai dengan realita di dunia nyata. Lalu, orang tua bisa apa?

Lakukan Ini

Nah, sebagai orang tua, Moms perlu mendukung mimpi-mimpi anak dengan cermat. Moms perlu membantunya memilah, mana mimpi yang bisa diwujudkan dan mana yang tidak mungkin. Jangan sampai Si Kecil berdelusi akan hal-hal yang tidak realistis, karena hal tersebut malah dapat membuatnya rentan putus asa atau mengupayakan hal yang tidak mungkin terjadi.

Meski begitu, Moms pun jangan serta merta mengatakan, misalnya, bahwa mimpinya untuk menjadi lumba-lumba adalah hal konyol. Jelaskan padanya bahwa ada hal yang tidak mungkin ia bisa lakukan, termasuk menjadi seekor lumba-lumba.

Moms juga perlu membantu mengembangkan mimpi anak dengan memberikan wawasan yang ia perlukan. Misalnya, Si Kecil ingin menjadi lumba-lumba karena ia sangat tertarik dengan dunia bawah laut, Moms bisa kenalkan kepadanya berbagai hal atau profesi seputar dunia bawah laut. Ahli biologi laut, pembudi daya terumbu karang, penyelam, dan dokter hewan spesialis hewan air, merupakan beberapa contohnya.

Untuk mendorong Si Kecil mewujudkan mimpi-mimpinya, Moms bisa mulai dengan mengenalkan kehidupan yang dapat ia alami jika ia berhasil menggapainya. Segala jenis keahlian bisa dipelajari dan jangan mengecilkan hatinya jika ia tampak belum menguasai hal tertentu.

Tak boleh terlupa, Moms perlu memberi tahunya tentang realita yang ada seputar mimpinya. Bantu ia menemukan hal-hal yang membuatnya bahagia dan dorong ia untuk memimpikan hal-hal yang selaras dengan kepribadiannya.

Membantunya Memahami Diri dan Mimpi

Mengembangkan mimpi Si Kecil juga bisa didukung dengan membantunya mengenal dirinya sendiri. Selain itu, ia juga perlu memahami seluk beluk dan tanggung jawab yang akan hadir seiring dengan kehadiran mimpinya.

Dilansir dari Medium, berikut ini ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mendukung Si Kecil memahami mimpi dan dirinya sendiri:

1. Berikan Banyak Waktu untuk yang ia sukai

Jika Si Kecil menghabiskan sedikit waktu untuk melakukan atau bersama hal yang ia sukai, maka ia dapat melepaskan mimpinya dan bersiap mencari mimpi yang baru lagi. Jika ia melakukan hal yang ia sukai, maka ia akan mengerjakan pekerjaan terkait hal tersebut dengan senang hati.

Lalu, bagaimana jika Si Kecil tampak tak ingin mengusahakan hal-hal yang ia suka? Misalkan, ia tampak sangat tertarik dengan kereta dan selalu bermain dengan mainan kereta yang ia miliki, tapi ia tidak ingin bekerja di dalamnya atau menjalankan tanggung jawabnya saat bermain. Moms bisa ingatkan Si Kecil bahwa bekerja adalah bagian dari kehidupannya. Semua orang yang ingin mewujudkan mimpinya perlu bekerja keras. Dengan begini, Si Kecil mulai dapat menentukan sendiri, apakah ia ingin mengupayakan mimpi-mimpinya.

2. Bersenang-senang dengan Si Kecil

Habiskan waktu dengannya, Moms. Diskusikan hal-hal yang ia sukai maupun yang tidak, apa yang ia mahir lakukan dan apa yang sulit ia lakukan. Jadilah sosok yang transparan dengan Si Kecil, bagikan kelebihan dan kekurangan Anda. Selain itu, pastikan Si Kecil memahami bahwa apa pun dapat menjadi talenta jika ia mau berusaha, berlatih, dan gigih.

3. Kenali Momen Menyenangkan Baginya

Salah satu delusi terbesar terjadi ketika seseorang merasa mampu untuk bermimpi besar dan mudah, atau ketika seseorang bermimpi tentang hal-hal yang bisa melukai hidupnya di dunia nyata.

Sebagai contoh, Si Kecil tampak tak bisa duduk diam belajar selama beberapa jam. Mungkin ia bisa menjadi ahli teknologi seperti Bill Gates. Tapi yang pasti, ia tampak tak bisa bekerja rutin dengan durasi yang lama, seperti bekerja kantoran dengan jadwal 9-5 di belakang meja kerja sehari-hari. Memberitahukan hal ini kepada Si Kecil tidaklah masalah, karena mungkin ia tak benar-benar menyadarinya sebelumnya. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)