Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Vagina terasa gatal merupakan kondisi yang cukup sering terjadi pada wanita. Walau tidak semua vagina gatal merupakan gejala penyakit parah, tetapi kondisi tersebut bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.
Keluhan soal vagina terasa gatal bisa terjadi pada wanita di segala umur, baik muda maupun tua. Penyebabnya pun bisa beraneka ragam. Berikut ini 7 penyebab gatal pada vagina yang kerap dialami wanita:
1. Iritasi
Iritasi merupakan salah satu penyebab vagina terasa gatal. Kondisi ini terjadi saat kulit vagina mengalami reaksi alergi atau dermatitis kontak terhadap bahan kimia yang terkandung dalam produk tertentu, misalnya sabun mandi, sabun pembersih vagina, pelumas vagina, pembalut, atau bahkan pakaian dalam Anda. Penyebab iritasi perlu diketahui sehingga Anda bisa menghindarinya agar masalah serupa tak terulang kembali.
2. Infeksi Jamur
Infeksi jamur pada vagina dapat menyebabkan vagina terasa gatal, memicu iritasi, serta keputihan. Infeksi ini dapat terjadi saat jamur Candida albicans tumbuh secara tak terkendali di dalam vagina. Kondisi ini bisa dipicu berbagai hal, mulai dari kesalahan memilih celana dalam, riwayat penyakit diabetes, konsumsi antibiotik tertentu, penggunaan produk pembersih vagina secara berlebihan, kehamilan, dan konsumsi pil KB.
3. Infeksi Bakteri
Vagina gatal juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Infeksi bakteri dalam vagina atau vaginosis bakterialis terjadi saat keseimbangan bakteri di dalam vagina terganggu sehingga bakteri jahat pada vagina tumbuh secara tak terkendali. Infeksi bakteri tidak hanya ditandai dengan munculnya rasa gatal, tapi juga disertai gejala lain seperti keputihan, sensasi terbakar pada vagina, hingga vagina berbau amis seperti bau ikan.
4. Menopause
Wanita yang sudah menopause lebih berisiko untuk mengalami gatal pada vagina. Hal ini terjadi karena saat menopause, kadar estrogen dalam tubuh akan menurun sehingga membuat vagina menjadi kering dan mudah gatal. Kondisi vagina kering saat menopause ini dikenal dengan istilah atrofi vagina.
5. Infeksi Menular Seksual
Infeksi menular seksual juga dapat menyebabkan vagina terasa gatal. Selain itu, infeksi menular seksual akan menunjukkan gejala lain, seperti keputihan berwarna hijau atau kuning, munculnya bintil pada kemaluan, dan sakit saat buang air kecil.
6. Stres
Stres fisik dan psikologis juga dapat menyebabkan vagina terasa gatal. Pasalnya, saat mengalami stres, sistem kekebalan tubuh akan menurun dan membuat vagina mudah terserang infeksi, seperti infeksi bakteri atau jamur,
7. Lichen Sclerosus
Lichen Sclerosus adalah gangguan kulit pada vulva yang dapat menyebabkan vagina gatal. Kondisi ini dapat menimbulkan bercak putih tipis dan sering kali dialami wanita pada masa pascamenopause. Penyakit kulit lain seperti eksim dan psoriasis, juga dapat menyebabkan vagina gatal.
Cara Mengatasi Gatal pada Vagina
Guna mencegah dan mengatasi rasa gatal pada vagina, Anda bisa melakukan beberapa langkah, yaitu:
⢠Menjaga kebersihan vagina.
⢠Memastikan vagina dalam keadaan bersih dan kering sebelum Anda mengenakan celana dalam.
⢠Memilih celana berbahan katun atau yang terbuat dari bahan yang mampu menyerap keringat dengan baik.
⢠Rajin mengganti pakaian dalam Anda, terutama jika Anda lebih banyak beraktivitas di luar ruangan dan sering berkeringat.
⢠Tidak terlalu sering mengenakan pakaian yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat.
⢠Ganti pembalut Anda secara rutin atau ketika dirasa sudah penuh pada saat menstruasi.
Pada umumnya, rasa gatal pada vagina merupakan masalah ringan dan bisa hilang dalam beberapa hari. Akan tetapi Anda perlu waspada apabila rasa gatal tersebut disertai gejala lain, mulai dari munculnya bintil atau benjolan pada vagina, keputihan yang parah, hingga vagina mengeluarkan nanah.
Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter apabila menemukan gejala penyerta semacam itu. Sementara itu, penanganan medis mungkin juga diperlukan apabila rasa gatal semakin intens, bertahan selama berhari-hari, atau sering muncul selama beberapa pekan hingga beberapa bulan. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)