FAMILY & LIFESTYLE

Enggak Bikin Diabetes! Ini 5 Fakta di Balik Mitos Seputar Gula


Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond


Banyak yang menganggap gula adalah musuh bagi kesehatan tubuh. Bahkan banyak juga yang mencoba menerapkan diet tanpa gula sama sekali. Padahal, tubuh tetap butuh gula untuk bisa berfungsi dengan optimal lho, Moms. Namun untuk menikmati gula, memang disarankan agar tidak berlebihan.

Begitu banyak mitos mengenai gula, mulai dari mitos gula dapat menyebabkan ketagihan, hingga bisa menyebabkan anak hiperaktif! Mirisnya, banyak yang percaya begitu saja dengan mitos-mitos aneh seputar gula. Bagaimana fakta di balik mitos-mitos tersebut? Read on, Moms!

1. Gula bisa bikin ketagihan

Banyak yang bilang gula adalah suatu zat yang bisa menyebabkan tubuh ketagihan gula. Ya, semakin sering mengonsumsi gula, risiko ketagihan gula akan semakin meningkat, persis seperti ketagihan obat-obatan! Faktanya?

"Tidak pernah ada bukti ilmiah bahwa gula dapat menyebabkan ketagihan, walau kita tahu kalau gula memiliki efek psikis, termasuk memberikan rasa puas yang dihasilkan lewat sistem di otak," ujar Prof. David Nutt, ketua Independent Scientific Committee on Drugs & ketua Department of Neuropsychopharmacology and Molecular Imaging di Imperial College London, pada Medical News Today.

Seraya dengan itu, dr. Dominic M. Dwyer dari Cardiff University's School of Psychology mengatakan, "Kebiasaan mirip adiksi terhadap gula atau makanan lainnya hanya terjadi pada sebagian kecil orang yang mengalami obesitas. Bagaimanapun, selain potensi yang mirip adiksi, kita juga harus ingat kalau gula dapat mengendalikan keinginan makan yang berlebihan."

2. Gula menyebabkan anak hiperaktif

Sugar rush, mungkin itu istilah yang sering digunakan untuk menyebabkan anak hiperaktif setelah terlalu banyak makan gula. Ternyata sampai sekarang belum ada bukti ilmiah untuk mendukung mitos tersebut lho, Moms.

Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan di Journal of American Medical Association (JAMA) menggabungkan 23 eksperimen dari 16 studi ilmiah. Hasilnya, meta-analisis ini menyatakan bahwa gula (hampir semuanya sukrosa) tidak memengaruhi performa sikap atau kognitif pada anak.

3. Gula menyebabkan diabetes

"Jangan terlalu banyak makan manis, nanti diabetes, lho!" Familiar dengan kalimat seperti ini, Moms? Mitos yang satu ini memang sering beredar, padahal tidak ada hubungan langsung antara mengonsumsi gula dengan diabetes lho, Moms. Mitos tersebut mungkin semakin kuat karena ada kaitan antara gula darah dengan diabetes.

Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko dari diabetes tipe 2, dan mengonsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan dan obesitas. Artinya, gula tidak secara langsung menyebabkan diabetes tipe 2. Sedangkan untuk diabetes tipe 1, pola makan dan gaya hidup tidak memengaruhi atau meningkatkan risikonya.

4. Jangan makan gula sama sekali!

Setelah mengetahui bahaya kelebihan mengonsumsi gula, maka Anda memilih untuk tidak mengonsumsi gula sama sekali. Wah, padahal Anda tidak perlu pantang gula sama sekali lho, Moms, karena tubuh tetap membutuhkan gula. Akan lebih bijak jika Anda pantang minuman atau makanan dengan pemanis tambahan, seperti soda dan minuman kemasan lainnya.

Konsumsi gula, garam, dan lemak diatur oleh Permenkes Nomor 30 Tahun 2013. Anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200kkal), konsumsi tersebut setara dengan 50 gram gula atau 4 sendok makan gula per orang per hari. Jangan melebihi anjuran tersebut ya, Moms.

5. Gula menyebabkan kanker

Salah satu mitos yang sering beredar adalah gula dapat menyebabkan kanker atau menjadi "bahan bakar" penyebaran kanker di tubuh. Banyak yang bilang, sel kanker tumbuh atau menyebar dengan cepat karena ada energi yang besar, yang didapatkan dari gula. Mengutip Medical News Today, para pakar tidak percaya kalau gula dapat secara langsung menyebabkan kanker.

Faktanya, semua sel di tubuh Anda membutuhkan gula, dan kanker pun merupakan sel yang butuh berbagai nutrisi untuk bertahan hidup di tubuh, seperti asam amino dan lemak. Menurut Cancer Research UK, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan pola makan tanpa gula sama sekali dapat menurunkan risiko terkena kanker atau meningkatkan kemampuan bertahan hidup jika telah terdiagnosis kanker. Batasi konsumsi gula Anda, namun tidak perlu pantang sama sekali kok, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)