Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms tentu setuju jika susu sapi dikenal sebagai salah satu minuman sehat yang punya beragam manfaat untuk kesehatan. Bahkan, anak-anak sudah dibiasakan sejak dini untuk mengonsumsi susu sapi guna mendukung tumbuh kembangnya.
Namun, tahukah Moms bahwa tidak semua sapi menghasilkan susu yang sama? Bahkan, susu sapi biasa dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan, diabetes tipe 1, penyakit jantung, masalah pernapasan, masalah psikologis, perkembangan anak, hingga sindrom kematian bayi mendadak.
Meskipun hal ini sempat menimbulkan kontroversi, namun saat ini sudah mulai diakui keabsahannya bahwa pemilihan jenis susu sapi yang tidak tepat bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Memangnya, susu sapi seperti apa sih, yang bisa disebut sebagai susu sapi "biasa"? Lalu susu sapi seperti apa yang sebaiknya kita pilih? Yuk, simak penjelasan berikut ya, Moms!
Susu Sapi A1 VS Susu Sapi A2
Pernah mendengar tentang susu sapi A1 dan susu sapi A2, Moms? Susu sapi perah biasa, berasal dari sapi yang dikembangbiakkan secara khusus untuk menghasilkan susu, memiliki kandungan protein A1 dan A2 dengan perbandingan 40:60. Sedangkan susu sapi A2 berasal dari sapi spesial yang diseleksi khusus ini hanya memiliki kandungan protein A2 tanpa protein A1.
Baik susu sapi A1 maupun susu sapi A2 sama-sama mengandung beta-kasein. Lalu, apa bedanya? Nah, menurut penelitian, saat tubuh kita mencerna protein A1 setelah mengonsumsi susu sapi A1, maka akan terbentuk senyawa beta-casomorphin-7 (BCM-7) yang sering kali menyebabkan rasa tak nyaman pada perut serta masalah kesehatan lainnya.
Sedangkan jika kita mengonsumsi susu sapi A2, hal ini tidak akan terjadi karena senyawa BCM-7 tersebut tidak terbentuk. Jenis protein A2 lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak akan mengganggu pencernaan, bahkan bagi orang-orang yang memiliki intoleransi laktosa.
Susu Sapi Biasa Timbulkan Masalah Kesehatan
"Banyak sekali orang yang menyimpulkan bahwa masalah pencernaan yang terjadi setelah mengonsumsi susu sapi merupakan reaksi intoleransi laktosa, padahal itu adalah intoleransi terhadap beta-kasein A1, penyakit jantung, diabetes tipe 1, dan autoimun," papar Profesor Keith Bernard Woodford, Profesor Kehormatan Sistem Agri-Food, Lincoln University, Selandia Baru, yang hadir pertama kali di Indonesia dalam acara Media Briefing "A2 Cow Milk is a Dairy Revolution: The Health Reasons Why It Is Important" dan webinar bersama Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), "A Closer Look in Malnutrition and Malabsorption: The Acknowledgment of Beta-Casein A2's Benefit", akhir Februari lalu.
Profesor Woodford pun menjelaskan bahwa BCM-7 yang terkandung dalam susu sapi A1 dapat mengakibatkan efek jangka panjang bagi kesehatan. Apabila senyawa ini masuk ke dalam sistem peredaran darah dan menempel pada reseptor yang terdapat pada organ tubuh (terutama jantung, paru-paru, pankreas, ginjal, dan otak), jika terus berakumulasi tentunya akan menyebabkan berbagai masalah pada organ-organ tersebut.
BCM-7 juga bisa menyebabkan peradangan, baik di saluran pencernaan maupun di organ dalam, memperlambat jalannya makanan, sehingga meningkatkan kemungkinan fermentasi laktosa (gula susu) yang menyebabkan kembung, sakit perut, mual, dan rasa tidak nyaman pada perut atau biasa dikenal dengan intoleransi laktosa.
Tak sampai di situ, masalah ini juga bisa mengarah pada kondisi autoimun. Memang kerentanan terhadap penyakit autoimun tertentu dapat dipengaruhi pula oleh faktor genetik, tetapi semakin terbukti bahwa beta-kasein A1 merupakan pemicu penting. Duh, seram ya, Moms.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Solusi untuk mengurangi risiko terhadap permasalahan kesehatan ini adalah dengan 100 persen mengurangi konsumsi susu sapi biasa (A1) dan beralih pada susu sapi A2.
Kebaikan Susu Sapi A2
Nah, setelah Moms memahami tentang susu sapi A1, lalu bagaimana dengan protein A2? Profesor Woodford mengatakan bahwa susu sapi A2 merupakan revolusioner dalam dairy milk. Pria berusia 73 tahun yang memiliki pengalaman dan kepedulian besar terhadap susu A2 sejak tahun 2004 dan menulis buku Devil in The Milkpada tahun 2007 ini mengungkapkan fakta-fakta terbaru tentang susu sapi A2, yaitu sifatnya yang mudah dicerna tubuh karena terdiri dari 100 persen beta-kasein A2, mengurangi risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes tipe 1, gangguan pernapasan dan autoimun, serta lebih baik untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Tak hanya itu Moms, susu sapi A2 juga memiliki kebaikan untuk imun tubuh karena konsentrat protein yang diproduksi secara alami terbukti meningkatkan glutathione intraseluler yang merupakan pilihan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Pada manusia, Air Susu Ibu (ASI) juga hanya mengandung 100 persen beta-kasein A2 tanpa ada kandungan beta-kasein A1 sehingga tidak menimbulkan masalah pada bayi dan bahkan bisa meningkatkan imunitas tubuh bayi.
Di Mana Susu A2 Bisa Ditemukan?
Mungkin dari awal Moms sudah bertanya-tanya ya, di mana sih, Moms bisa menemukan susu sapi A2 ini? Tak perlu bingung Moms, saat ini sudah banyak perusahaan menggunakan kebaikan susu sapi dengan protein A2, kok.
Secara global, ada perusahaan bernama The A2 Milk Company yang berkantor di Selandia Baru, namun saat ini juga sudah banyak perusahaan besar dunia yang juga memproduksi susu sapi A2, seperti Nestlé, Danone, Johnson and Johnson, Mengniu, Fonterra, dan banyak lainnya.
Di Indonesia pun ada KIN Dairy yang menggunakan sapi A2 untuk produk-produknya. Singkatnya, cara mudah untuk mengenali apakah produk susu sapi tersebut menggunakan sapi A2 adalah dengan cermat membaca keterangan yang ada di dalam kemasannya, Moms!
Jadi, sudah siap dong, untuk beralih ke susu sapi A2? (Nanda Djohan/SW/Dok. Freepik, Image Dynamics)