Follow Mother & Beyond untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Instagram @motherandbeyond_id dan Youtube Mother & Beyond
Moms, pernah menemukan bisul di tubuh bayi Anda? Ya, bisul memang kerap dialami bayi karena kondisi kulit Si Kecil yang masih sensitif dan sistem pertahanan tubuhnya yang belum terbentuk sempurna, sehingga Si Kecil bisa mudah terkena infeksi bakteri. Salah satu contoh infeksi bakteri yang diderita bayi, ya bisul itu, Moms.
Bisul adalah radang pada daerah folikel rambut pada kulit anak. Radang tersebut membentuk benjolan yang berisi kumpulan nanah yang biasanya berasal dari infeksi bakteri. Sementara cairan nanah yang ada dalam bisul pada dasarnya merupakan sel darah putih.
Bisul pada bayi bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit, sehingga membuat Si Kecil jadi rewel. Meski begitu, benjolan ini sebenarnya bukan kondisi yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu.
Penyebab Bisul pada Bayi
Bisul sendiri disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada kulit Si Kecil. Bakteri tersebut bisa berasal dari kuman yang menempel pada kulit bayi maupun karena infeksi kelenjar keringat. Bakteri penyebab bisul bisa hidup di dalam mulut, hidung, atau kulit manusia, tetapi umumnya tidak membahayakan. Bisul juga bisa terjadi karena adanya luka pada kulit anak. Luka tersebutlah yang menyebabkan tersebarnya bakteri dan berkumpul menjadi benjolan nanah.
Selain itu, ada beberapa kondisi yang membuat bayi rentan terkena bisul, antara lain:
⢠Kurang terjaganya higienitas atau kebersihan Si Kecil
⢠Rendahnya sistem imun yang dimiliki bayi
⢠Si Kecil kekurangan nutrisi, seperti zat besi
⢠Bayi mengalami iritasi kulit akibat penggunaan produk perawatan kulit berbahan keras
⢠Cuaca yang terlalu panas dan lembap.
Bisul biasanya berawal dari benjolan merah dan lunak pada kulit bayi. Benjolan tersebut akan menimbulkan rasa gatal dan sedikit sakit jika ditekan. Kemudian benjolan akan mengeras dan pada bagian tengahnya akan terbentuk kumpulan nanah yang harus segera dikeluarkan.
Tidak sulit mengenali bisul pada bayi dari kemunculan benjolan kecil yang ditutupi lapisan tipis kulit. Dalam beberapa hari, bisul dapat pecah ketika kulit yang menutupinya terbuka dan mengeluarkan cairan atau nanah. Area bisul pada bayi juga cenderung terasa lebih hangat daripada daerah yang tidak ditumbuhi bisul.
Cara Mengatasi Bisul pada Bayi
Seperti disebutkan di atas, bisul bisa sembuh dengan sendirinya. Meskipun begitu, Moms bisa mempercepat proses penyembuhan bisul pada bayi untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami Si Kecil.
Penanganan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengompres bisul menggunakan kompres yang direndam air hangat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah. Setelah itu Moms bisa menekan bisul secara perlahan dengan kain lembut yang bersih untuk mengeluarkan nanahnya. Setelah bisul pecah, bersihkan dengan menggunakan sabun antiseptik untuk menghilangkan nanah, lalu tutupi luka dengan perban steril.
Yang perlu Moms ketahui, bisul adalah infeksi yang dapat menular melalui sentuhan langsung maupun lewat barang-barang yang digunakan bersamaan, seperti handuk atau pakaian. Untuk mencegah penularan, pastikan Anda mencuci tangan setiap selesai bermain dengan bayi. Cuci bersih juga pakaian, seprai, dan handuk secara rutin. Saat bisul mulai pecah, pastikan nanah yang keluar tidak menyentuh atau menyebar ke bagian lain tubuh Si Kecil.
Adapun untuk mencegah terjadinya bisul, jagalah kebersihan kulit Si Kecil. Sediakan selalu handuk dan baju ganti, jika ia mudah berkeringat. Pastikan kulitnya aman dari bakteri penyebab bisul.
Akan tetapi, Jika bisul semakin membesar dan tidak kunjung membaik, segera bawa Si Kecil ke dokter spesialis kulit. Apalagi jika bisul muncul berulang pada kulit bayi. Pemberian salep dan obat antibiotik untuk mengobati bisul Si Kecil juga haruslah sesuai dengan resep dokter. (M&B/SW/Dok. FirstCry Parenting)